Quantcast
Channel: hellowind
Viewing all 436 articles
Browse latest View live

Resep Sambal Bajak Pete

$
0
0
sambal bajak pete


Nggak ada yang lebih tepat menggambarkan pete daripada ungkapan, "Dibenci tapi disayang". Macem Andika Kangen Band aja ya :)) Saya itu sejak kecil suka makan pete. Terutama kalau dicampur sama sambal bajak atau ditumis pakai tempe semangit. Yungalaaaah, langsung nggak tahu diri makannya hahaha..

Beberapa waktu yang lalu, I was craving for pete goreng. Pas lagi di supermarket, saya melongok deh itu ke section sayur-sayuran dan ... apaan, sewadah sterofoam kecil itu harganya Rp25 ribu. Itu cuma sedikit lho, paling 200 gram-an. Kesel ya, kalau harganya segitu mendingan Ibu beli daging aja lah! *sobbing


Baca Juga: Resep Tahu Cabe Garam

Nah, keinginan makan pete itu masih terpendam gara-gara sakit hati lihat harganya. Ndilalah kok ya pete itu di daerah saya nggak begitu banyak, jadinya melipir ke pasar pun palingan harganya nggak jauh. Eh, beberapa hari yang lalu, pas belanja di Bu Djumik, mlijo kebanggaan warga Malang dan sekitarnya, saya ditawarin pete cuma Rp10 ribu dapat 3 lonjor. Sikat! Langsung secara impulsif bikin sambal bajak pete supaya bisa 'disimpan' sampai beberapa hari.

Bahan: (seperti biasa, tanpa takaran ya)

Pete, kupas, bersihkan
Bawang merah (banyakin bawang merahnya)
Bawang putih
Cabe rawit
Cabe merah (kalau nggak begitu suka pedas, banyakin aja cabe merahnya)
Tomat
Terasi (Saya kalau masak sambal selalu pakai terasi, jadi gak tau kalau diskip rasanya gimana)
Gula
Garam

Cara Membuat:

  1. Pete dikupas, bersihkan dan potong jadi 2 per kepingnya. Kalau suka utuh juga boleh. Goreng sebentar dalam minyak panas. Sisihkan.
  2. Goreng dulu cabe rawit, cabe merah, bawang merah, bawang putih dengan minyak agak banyak. Setelahnya, baru goreng tomat. Tujuannya supaya nguleknya lebih mudah dan bahan-bahannya 'kan sudah matang, jadi lebih enak.
  3. Ulek cabe-cabean dan bawang-bawangan beserta garam sampai halus. Kemudian setelah halus, babak kedua adalah mengulek tomatnya. 
  4. Goreng semua sambal ini ke dalam minyak panas. Nah, di sinilah terasinya baru masuk, supaya nggak berasa amis dan berasa rasa "terasi"nya.
  5. Tambahkan gula dan garamnya. Masukkan pete kesayangan kita semua. 
  6. Aduk-aduk sampai benar-benar matang, tandanya sambalnya berwarna agak gelap. Sembari koreksi rasa ya.
  7. Angkat, sajikan.
Kalau mau disimpan, banyakin kasih minyaknya karena minyak adalah pengawet alami. Sambal bajak pete ini bisa masuk kulkas kok, walau saya nggak pernah nyoba sampai berapa lama tahan di kulkas. Lha wong 2-3 hari aja udah abis kok, nggak perlu nunggu sebulan ahahahah

Sambal bajak pete ini paling enak dimakan sama tahu goreng panas. Kalau ngga ada tahu goreng, nasi putih, sambal bajak pete sama kerupuk kanji pun jadi. DUH! Nulis gini aja jadi laper! Kalau kamu paling suka pete yang dimasak jadi apa nih?


Mengubah Cibiran “Kamu Gak Cantik” Menjadi “Kamu Orangnya Menarik Kok!” Dengan Elegan

$
0
0

betadine feminine hygiene


Setiap orang dilahirkan dengan wajah, bentuk tubuh, cara berpikir bahkan nasib yang berbeda-beda.


Bukan cuma sekali saya menemui orang-orang yang komentar seperti ini: “Pinter sih, sayangnya kurang cantik …” atau “Suaranya bagus, sayangnya wajah gak mendukung” dan komentar-komentar semacam itu. Sungguh, sebagai sesama perempuan rasanya komentar itu bikin hati disobek-sobek.


It turns to, karena komentar-komentar seperti itu, sebagian orang ‘introspeksi’ diri dengan mencoba mengubah penampilannya. Misalnya dengan memakai make up, diet agar lebih sehat atau merombak penampilannya jadi lebih fashionable.


Tapi, sedihnya, komentar-komentar pun nggak berkurang:
“Itu make upnya ketebelan, nggak pantes.”
“Make up melulu, otaknya dong yang di’make up’in.”
“Mendingan nggak dandan lah, biasa aja, yang natural.” (Tapi kalau nggak dandan dan kelihatan pucat, kembali lagi ke pernyataan “Gak cantik.”)
“Diet ngapain sih?” (Tapi kalau gendutan, dibilang gini gitu)


Kalau kata teman saya, “Netizen memang riwil!”. It feels like society is driving you crazy..


Buat saya, tiap orang diciptakan berbeda-beda, sesuai dengan citra-Nya. Lha wong nyetak cookies aja bentuknya bisa beda-beda meski cookies cutternya sama, lha ini apalagi manusia yang di dalam dirinya terdiri dari ratusan milyar sel. Jadi wajar saja tiap orang punya wajah dan bentuk tubuh yang berbeda, apalagi cara berpikir dan nasibnya? Iya ‘kan?


Saya juga bukan tergolong orang yang bodynya berlekuk-lekuk seksi dan wajahnya seperti Kylie Jenner. Jauh ‘kak, gennya beda hehehe … Saya pun pernah kisah kurang enak soal dibully perkara fisik yang jauh dari sempurna (karena kesempurnaan sebetulnya hanyalah milik Andra and The Backbone). Awalnya saya marah, marah sekali dan merasa tidak berharga. Kok tega yah seseorang mendorong orang lain untuk membenci dirinya sendiri dan merasa dirinya ‘sampah’?




betadine feminine hygiene
Image taken from pexels.com


Tapi itu seperti titik balik buat saya untuk ‘balas dendam’. Well, okay, mungkin saya punya wajah dan bentuk tubuh memang nggak memancarkan sex-appeal yang bikin klepek-klepek, toh lagipula orientasi saya bukan ke situ (bersyukurlah yang sudah punya keduanya :D) Namun, semakin ke sini saya belajar, bukan cuma wajah dan body yang seksoy yang bikin seseorang menarik dan menyenangkan tapi …


Body language


Percaya gak sih, kita bisa menerima dan diterima dari pergaulan itu karena body language yang baik. Banyakin senyum dan menatap mata lawan bicara, paling gak dua hal itu akan membuat seseorang merasa dihargai saat bicara dengan kita.


Enak diajak ngobrol dan menghargai orang lain


Apalah artinya penampilan luar, kalau diajak ngobrol nggak enak. Nggak nyambung sama lawan bicara, ngeyelan, kalau nggak disetujui idenya langsung pundung, menjawab sekenanya malah sibuk dengan handphonenya .. Dikira kita nyamuk apa ya :)) Lebih-lebih sikap seperti itu memperlihatkan seseorang yang gak menghargai orang lain dan hal itu menurutku buruk banget!




Bisa menempatkan diri


Bukan berarti jaim, tapi bisa menempatkan diri itu perlu banget. Gimana bersikap, gimana berpakaian dan gimana cara kita memperlakukan orang lain, membentuk kepribadian kita. Aku pernah suatu hari ngobrol dengan teman laki-laki yang dia selalu bilang gak suka sama perempuan yang macak alias dandan. Akhirnya dia mendapatkan pasangan sesuai dengan harapannya, natural sebenar-benarnya natural :)) Eh, kok ndilalah, si pasangan ini kalau diajak ketemu keluarga besarnya, benar-benar nggak mau dandan sama sekali even bajunya ala kadarnya dan sepanjang di acara itu cuma duduk di teras, gak mau nyrawung sama keluarga yang lain. Temanku malu dan bilang kalau dia sedih pacarnya gak bisa menempatkan diri :|


Bersih, rapi dan wangi


Ini kalau saya wajib! Menurut saya, jauh lebih ‘aib’ orang yang wajahnya rupawan tapi bau badan dan keliatan jorok daripada “pinter tapi gak cantik”. Pasti lah kita pernah menemui yang seperti ini hehehe …


Penting banget, apalagi buat perempuan, untuk bersih, rapi dan wangi. Ketiganya ini bukan cuma buat impress orang lain ya, tapi bentuk menghargai diri sendiri:


Rapi itu misalnya rambut nggak dibiarkan acak-acakan, sedikitnya pakai bedak dan lipstik tipis-tipis supaya wajah nggak pucat, baju yang pantas dipakai dan disesuaikan dengan aktivitasnya. Nggak harus ngikutin fashion kok, aku pun tak pantas memakai baju-baju lengan bolong karena lengan aku nggak proper hehehe … Senyamannya, tapi tetap rapi.


Soal wangi juga nggak boleh disepelekan. Dulu saya nggak pernah prepare bawa body mist. Sampai akhirnya saya pernah ketinggalan alat make up dan harus move liputan ke tempat yang lain. Teman bawa lipen tapi warna lipennya nyentrong hehehe … Akhirnya saya “cuma” minta body mistnya. Eh, ternyata ya lumayan lah ya, menyelamatkan diri sendiri karena ketemu banyak orang penting :’) Sejak saat itu, saya pasti bawa body mist ke mana-mana karena sesungguhnya dengan bau badan yang menyengat, kamu gak cuma menyiksa dirimu sendiri tapi juga lingkungan sekitarmu heehehe


Nah poin yang paling penting adalah kebersihan! “Kebersihan adalah sebagian dari iman” itu benar adanya kok. Buat apa wajah cantik rupawan nan fashionable tapi jorok. Apalagi kita perempuan itu tubuhnya lebih kompleks, jadi soal kebersihan ini perlu perhatian ekstra.


Kebersihan ini dekat banget ‘kan kaitannya dengan kesehatan. Paling tidak hal-hal ini harus diperhatikan:


  • Mandi setidaknya dua kali sehari
  • Ganti pakaian dalam, dua kali sehari
  • Rajin potong kuku
  • Menjaga kebersihan organ kewanitaan


Menjaga kebersihan organ kewanitaan itu, walaupun tempatnya tersembunyi, nggak bisa dilewatkan begitu aja. Apalagi kalau pas menstruasi, traveling, banyak berkegiatan di luar ruangan dan … yang suka pakai celana ketat nih! Rawan banget membuat vagina jadi berbau gak sedap, infeksi keputihan, gatal dan iritasi ringan. Kalau dibiarkan bisa jadi penyakit yang berbahaya, misalnya kanker serviks. Aduh, serem saya ngebayanginnya :(


Pas lagi Red Days, kondisi vagina jadi lebih lembab, kondisi pH meningkat dan tentu ada medium darah yang jadi perantara bakteri untuk tumbuh subur. Ini saat-saat rentan infeksi. Sama rentannya dengan kamu yang aktif secara seksual, terutama yang menggunakan alat kontrasepsi.


betadine feminine hygiene 2.JPG


Untuk mencegahnya, kita harus rajin merawat organ kewanitaan dengan cara bilas yang tepat. Di saat sedang menstruasi atau ada keluhan lain, pakai antiseptik kewanitaan yang bisa membersihkan dengan baik, tapi tetap menjaga pH alaminya sekitar di angka 4. Kalau saya, biasanya pakai BETADINE Feminine Hygiene. Pakainya nggak banyak-banyak sih, cuma 1 tutup botol (kurang lebih 8 ml) yang dilarutkan dengan 1 gayung air bersih (kurang lebih 1 liter air). Dibasuhkan ke organ intim, tunggu 1 menit, baru deh dibilas dengan air bersih.


betadine feminine hygiene 4.JPG


Meskipun poinnya adalah untuk menjaga kebersihan, tapi yo ndak gunggungan ya, Manteman. Pakai pembersih atau sabun kewanitaan itu cukup saat diperlukan saja, misalnya pas menstruasi atau kondisi infeksi seperti yang kusebutkan di atas. Nggak perlu setiap hari karena justru akan membunuh flora baik pada vagina. Untuk penggunaannya kamu bisa memadukan pemakaian sabun kewanitaan sehari-hari dengan BETADINE Feminine Hygiene saat menstruasi :)


betadine feminine hygiene 3.JPG


Aku sendiri sebelumnya nggak ‘ngeh’ sama kebersihan seperti ini. Tapi semakin dewasa, aku rasa ini adalah investasi kesehatan yang sangat penting terlebih lagi aku perempuan yang aktif banget. Banyak mobile, sering lupa ini-itu *toyor diri sendiri. Tapi buat urusan ini nggak boleh lupa lah. Pengalaman yang aku rasakan selama pakai BETADINE Feminine Hygiene ini jadi lebih nyaman dan lebih safe aja, terutama saat menstruasi ya. Puji Tuhan memang selama ini nggak ada masalah sama keputihan dan lain-lain sih.


Oh ya, BETADINE Feminine Hygiene ini bisa dibeli di Indomaret dan Alfamart jadi lebih deket rumah.


Kalau kita nyaman dengan diri kita sendiri, yakin banget lah vibes itu bakal diterima oleh orang-orang di sekitar kita. Setiap kita adalah bunga yang bermekaran dengan cantiknya, walau dengan warna dan bentuk yang berbeda-beda. Just have fun, smile and put your red lipstick on! Because confidence will breeds beauty. Setuju?

*) Image taken from pexels.com

Resep Cara Membuat Tahu Bakso

$
0
0

tahu bakso, resep tahu bakso, cara membuat tahu bakso, resep tahu bakso crispy, resep tahu bakso goreng, resep tahu bakso tanpa daging, resep tahu bakso diah didi, resep tahu bakso ungaran, resep tahu bakso ikan, resep tahu bakso ayam, cara membuat tahu bakso kukus, pangsit mie pak meh, pastel, lemper,

Dibandingkan dengan dessert yang manis-manis, saya jauh lebih suka sama makanan yang citarasanya asin, gurih dan ... tentu saja, yha ... gorengan. 'Dosanya' sungguh berlipat ganda ya, tapi lha ya kayaknya sudah keturunan. Di rumah pun kalau ada makanan manis bisa nganggur berbulan-bulan. Cookies zaman dapat hampers Lebaran kemarin, baru habis bulan Agustus lalu. Itu pun dalam kondisi belum tersentuh sama sekali. Coba aja di rumah dikirimin pastel, lemper atau semacam tahu bakso gitu. Hitungan detik langsung bablas hap habis dimakan Godzilla ~

Omong-omong soal tahu bakso, jadi di dekat kantor saya di Araya itu ada warung pangsit mie legendaris. Namanya Pak Meh. Selain pangsit mienya yang endeus tiada tara, kalau ke sana dan sedang gak pengen makan pangsit mie, saya biasanya pesan tahu baksonya. Jadi ya, tahu baksonya itu lembut sekali, dengan isian daging ayam dan udangnya yang agak manis. Enak banget apalagi dimakan sama kuahnya. Walau kadang jadi perdebatan ini halal atau gak, tapi di sini selalu laris sih dari berbagai kalangan.

Tadi pagi akhirnya dapat ilham. Setelah buka mata langsung liat cookpad, eh di top postnya ada resep cara membuat tahu bakso. Yodah langsung cabut ke mlijo Mbak Djum, belanja bahan-bahannya.

Bahan: (seperti biasa tanpa takaran exact)

Tahu putih, kukus 5-10 menit.
Daging dada ayam, cincang (kalau sudah ada yang cincangan yodah lebih enak)
Daun bawang, rajang
Tepung terigu
Tepung kanji (perbandingannya tepung terigu 2:1, ini ala Winda yah)
1 butir telur
Lada
Garam secukupnya
Gula secukupnya

Bumbu halus:

Bawang putih
Bawang merah

Bahan pelapis:

Tepung terigu
Tepung kanji
Lada
Bubuk bawang putih
Garam
Penyedap rasa, sedikit aja ya

Cara membuat:

  1. Campurkan bumbu halus, daging ayam dengan telur. Aduk-aduk. 
  2. Tambahkan tepung terigu, garam dan lada. Uleni pakai tangan. Setelah merata, giliran daun bawang rajangan yang masuk. Uleni lagi.
  3. Kalau semua bahan adonan nomor 2 sudah rata betul, baru masukkan tepung kanji. Uleninya santai aja ya, soalnya kalau uleninya pake urat ntar adonan isian ini jadi alot pas sudah jadi. Tenang, ini cuma tahu bakso, bukan mau twitwor sama Fadli Zon.
  4. Terakhir, masukkan gula secukupnya. Walaupun ini makanan asin, tetap butuh gula supaya lebih sedap.
  5. Potong tahu yang sudah dikukus kemudian belah bagian pinggirnya. Nah ini kesalahan saya di awal adalah langsung bernafsu buat motong tahu tanpa memperkirakan kalau dibelek ternyata kekecilan. Jadi susah masukin isinya karena keburu pecah. Mana tekstur tahunya 'kan mudah hancur. Saran saya, coba dulu potong 1 buah tahu, yang agak gedean, belek bagian pinggirnya aja ketimbang dibelek dari bagian sisi tengah. Cara ini lebih cerdas karena isiannya bisa lebih banyak dan luberannya juga lebih bisa dirapikan dengan baik.
  6. Siapkan dandang. Kukus tahu selama 20 menit sampai bagian isiannya benar-benar matang.
  7. Bahan pelapis tepung basah: tepung terigu dicampurkan bersama dengan bubuk bawang putih, garam, lada dan penyedap rasa dikit. Supaya lebih kress, nyampurnya pakai air es.
  8. Bahan pelapis tepung kering: tepung terigu dan tepung kanji dibumbuin dengan bubuk bawang putih, garam, lada dan penyedap rasa dikit.
  9. Setelah tahu yang dikukus matang, dingin dulu kurang lebih 10 menit. Baru gulingkan di bumbu tepung basah, kemudian ke bumbu tepung kering, balik lagi ke basah, lalu ke kering sampai 2 kali. 
  10. Goreng dengan minyak panas. Bolak-balik sampai kuning keemasan.
  11. Angkat, tiriskan, sajikan. Boleh pakai saus sambal atau dicemil sama cabe rawit.
Nah, sebetulnya tahu bakso ini bisa dimakan dalam kondisi kukusan saja alias berhenti sampai tahap nomor 6. Kalau mau dimakan model kukusan, jangan lupa bikin kuah baksonya. Gampang kok, tinggal bikin kaldu, bumbuin dengan lada dan garam (kalau saya sukanya pakai minyak wijen sedikit supaya lebih sedap). 

tahu bakso, resep tahu bakso, cara membuat tahu bakso, resep tahu bakso crispy, resep tahu bakso goreng, resep tahu bakso tanpa daging, resep tahu bakso diah didi, resep tahu bakso ungaran, resep tahu bakso ikan, resep tahu bakso ayam, cara membuat tahu bakso kukus, pangsit mie pak meh, pastel, lemper,


Karena hari ini in the mood of makan gorengan, jadinya tahu bakso ini saya goreng. Cuma memang kurang sip dari segi tahunya karena harusnya tahunya digoreng dulu sih kalau mau bikin tahu bakso ala-ala tahu tuna gitu. Tapi kalau segi isian, bolehlah ... Eh, karena isiannya sudah cakep gini, jadi kepikir minggu depan mau bikin siomay deh. Udah mirip ini bahan isiannya sama bahannya siomay, tinggal tambahin udang giling dan wortel parut.

Yungalah, laper lagi deh :)) *ngemil semangka


Resep Cara Membuat Kwetiau Goreng

$
0
0

resep kwetiau, cara membuat kwetiau, resep kwetiau goreng,  kwetiau goreng, kwetiau adalah, kwetiau in english, kwetiau in chinese, kwetiau mentah, kwetiau recipe, kwetiau kuah, kwetiau kering, resep kwetiaw, kwetiaw goreng,


Salah satu comfort food saya adalah Chinese food. Terutama, kwetiau. Dari sekian banyak jenis masakan Chinese di Indonesia, yang paling favorit buat saya adalah kwetiau goreng. Setiap makan kwetiau goreng, saya selalu inget sama Mama karena ini masakan kesukaannya.

To be honest, saya nggak pernah masak kwetiau sama sekali sebelumnya. Kalau ke supermarket, cuma pegang-pegang aja itu kwetiau basah sambil mikir, ini masaknya susah nggak ya? Takutnya 'kan bakal mblothong. Akhirnya beberapa waktu yang lalu, saya coba masak kwetiau goreng di rumah.

Bahan: (seperti biasa, tanpa takaran)

Kwetiau basah (biasanya dijual di supermarket di rak-rak sayur/buah segar di chiller)
Sawi daging, cuci bersih, potong dan pisahkan gagang dengan daunnya
Udang segar, kupas
Dada ayam, potong dadu
Kekian atau bakso goreng, potong-potong
Kecambah
Telur
Kaldu ayam

Bumbu:

Bawang putih
Bawang merah
Cabe rawit (kalau suka ada tingling sensationnya)
Lada
Minyak ikan
Minyak wijen
Kecap asin
Kecap manis
Gula
Garam

Cara Membuat:

  1. Demi menjaga stabilitas bakteri di perut, alangkah baiknya kwetiau basah disiram sejenak sama air panas, kemudian ditiriskan.
  2. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawang merah, lalu cabe rawit.
  3. Masukkan telur, bikin orak-arik telur. Kemudian masukkan udang. Ketika udang setengah matang, masukkan potongan dada ayam. 
  4. Masukkan gagang sawi terlebih dahulu. Siramkan kaldu ayam dan biarkan mendidih kurang lebih 3 menit dengan api kecil, tutup wajan. 
  5. Setelah gagang sawi masuk, giliran daun sawi dan kecambah. Lalu kwetiauw. 
  6. Tambahkan garam, saus tiram, minyak ikan, kecap asin, kecap manis, lada, gula. Aduk-aduk deh sampai nyampur rata. 
  7. Selagi masih ada kuah kaldunya, masukkan bakso gorengnya supaya nanti pas matang sudah empuk (gantinya kekian sih ini maksudnya, maklum kere hore ~)
  8. Tunggu sampai kuahnya mengering dan cek keseimbangan rasanya.
  9. Voila~ kwetiau goreng siap disajikan panas-panas.
Sebenarnya saya kurang sreg sama kwetiau basah yang dijual di supermarket sih. Karena saya kalau bahan makanan basah gini suka khawatir sama expirednya. Ya walau ada tulisan tanggal produksi dan tanggal kadaluwarsanya, cuma insecure aja sama penyimpanannya. Lebih suka kalau mie-mie-an gini beli yang kering dan dimasak sesaat sebelum dimasak. Cuma, nyari kwetiau kering gitu kok nggak nemu di supermarket dekat rumah. Ya sudah tak apa ~

By the way, seperti yang dibahas di atas, kwetiau ini nyatanya memang agak mblothong. Sepertinya waktu proses simmering di poin ke-4, saya kelamaan. Habisnya ditinggal melipir korah-korah (cuci piring) sih, bhahahaha ... Walaupun begitu, se-mblothong mblothong-nya kwetiau tetap nikmat disantap kok. Kalau kamu, sukanya kwetiau yang gimana? Yang masih kenyal, mblothong apa yang tinggal tunjuk langsung jadi gak perlu repot-repot masak? :p



Pekerjaan Generasi Milenial Itu 'Gak Jelas'

$
0
0
Ngitung utang negara :))
Beberapa hari yang lalu, saya nemu satu artikel yang menarik. Soal pekerjaan. Artikel ini ditulis sama nbcnews.com tentang 5 pekerjaan milenial yang gak bakal dipahami sama orang tua. Lima pekerjaan itu adalah:

  • Social media manager
  • Content marketer (termasuk di dalamnya pekerjaan menjadi penulis website dan atau jasa penulis artikel SEO)
  • Community manager
  • Digital influencer
  • Mobile app developer
Kalau saya boleh nambahin satu lagi, drone pilot 

 Di artikel itu sedikit disenggol juga soal tanggapan orang-orang yang mendengar anaknya mengerjakan hal-hal di atas itu dengan "Itu namanya bukan kerja," atau "Hah? Itu apaan?" (kemudian dijelasin sampai berbusa-busa juga nggak paham :|)

Saat saya membaca tulisan itu, lagi rame-ramenya pendaftaran CPNS. Cocok! Di timeline Twitter saya mengarus deras curhatan teman-teman yang didorong sama keluarga dan orang-orang terdekatnya buat daftar menjadi PNS. Alasan para orang tua ini sebetulnya nggak salah kok. Masih kuat bercokol anggapan kalau menjadi PNS itu masa depan dan masa pensiun lebih terjamin. Nggak ada orang tua yang nggak pengen anak yang dicintainya hidup dengan mapan dan berkecukupan sampai hari tua :)

Saya pernah mengalami juga kok. Didorong-dorong untuk mencoba tes CPNS. Tapi ... bukan oleh orang tua saya. Malah oleh beberapa teman yang sempat merasa 'prihatin' dengan pekerjaan saya di media yang menurut mereka 'kurang'. Ya bagi mereka yang lingkungan sekitarnya telah terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan era Orde Baru (*halah, bahasamu Wind), pekerjaan dunia kreatif memang terdengar kurang seksi apalagi jika dibawa untuk propose ke calon mertua hahahaha ... 

Sementara beberapa teman menyarankan saya mencoba menjadi PNS yang mana kok saya sendiri ini embuh sebenarnya pekerjaan jadi PNS itu apa bedanya sama pekerjaan kami-kami di swasta selain karena perihal tunjangan, orang tua saya nggak pernah ambil pusing sama pekerjaan saya. Sepanjang yang saya ingat, orang tua saya cuma 'nggandholi' saya perkara lokasi kerja saja. Soal pekerjaan apa yang saya lakoni, mereka menyerahkan sepenuhnya. "Mama-Papa ini cuma mengarahkan, tapi kamu yang memutuskan. Yang menjalani hidup 'kan kamu. Nanti kalau ada keblusuknya, ya kamu yang bertanggung jawab sendiri."

Tapi kemudian ketika ditanya apakah orang tua saya tahu sebenar-benarnya kerjaan saya kayak gimana? Yo ndak tauuuuuuu~ Awal-awal bekerja jadi social media admin tahun 2012 itu, orang tua saya tentu sangat asing sama kerjaan fesbukan, Twitteran terus itu. Tapi mereka pun akhirnya paham setelah saya tunjukin kerjanya gini, dapat uangnya kantor dari situ. Sebenarnya mereka juga nggak rese' gimana gimana sih, cuma murni penasaran aja secara teknis.

Pekerjaan menjadi content writer lebih mudah dipahami oleh orang tua saya. Tapi kadang mereka juga 'mengeluh' karena kalau ditanya teman-teman dan saudaranya, bingung jawabnya gimana. "Udah, dijawab aja reporter, wartawan." Case closed. Semua orang rasanya pasti sudah akan dapat gambaran kerjaannya reporter itu gimana 'kan ...

Dulunya saya pernah berpikir bahwa dengan punya pekerjaan yang prestisius, orang tua saya pasti bakal bahagia dan bangga. Tapi semakin ke sini, saya akhirnya paham, standar kebahagiaan orang tua saya (apalagi sekarang cuma tinggal Mama) adalah melihat saya bahagia, melalui cara apapun dan bagaimanapun. Walau kebahagiaan saya adalah dengan bekerja bangun subuh tidur dini hari, "Pokoknya jangan marah-marah melulu di rumah", "masih bisa ngopi-makan enak-jalan jalan-nonton konser." Gitu standar kebahagiaan Mama saya ~ (Btw ini akurat lho, nggak ngarang, silakan ditanya sendiri hahahaha).

Sebagai generasi milenial, yang sering dituduh generasi pemalas, saya justru merasa sangat beruntung dan terbantu dengan kemudahan teknologi, fleksibilitas waktu dan tempat bekerja serta banyaknya lapangan pekerjaan. Semestinya pekerjaan-pekerjaan 'baru' seperti ini nggak perlu dinyinyirin lho. Karena justru memperluas kesempatan kerja dan pastinya mengurangi pengangguran. Dari tipikal pekerjaannya, menurut saya pekerjaan generasi milenial ini lebih menitik beratkan ke pengalaman daripada ijazah. Berbeda sama requirement pekerjaan-pekerjaan 20 tahunan yang lalu yang lebih mengutamakan ijazah formal. 

Jadi~ buat semuanya, apapun pekerjaan yang dilakoni temanmu atau saudaramu, doakan lah supaya mereka bisa berkembang, kerasan, nyaman dan senang dengan pekerjaannya. Seiring dengan itu, doakan supaya pekerjaannya membuahkan hasil yang walau gak banyak, paling gak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jangan mengecilkan pekerjaan orang lain, itu sih yang lebih penting. Selama pekerjaannya halal dan yang ngejalanin senang :D

Travelogue: 3 Hari Kuras Energi di Bali

$
0
0

Yak, tahun 2017 belum kelar tapi saya sudah dua kali ke Bali aja. Yang pertama di bulan Januari kemarin, cuma 34 jam (baca ceritanya di sini). Yang kedua, baru saja terjadi minggu lalu ~ Kali ini kepergian saya ke Bali punya tujuan kok, yaitu nonton Soundrenaline 2017.

Jadi selama 26 tahun ini, saya belum pernah nonton Soundrenaline sama sekali hahahah ... Kasian yak, pas Soundrenaline di Malang dulu, saya masih piyik dan pastinya belum memenuhi batas umur buat nonton. Begitu udah segede ini, duitnya ada tapi waktunya nggak ada atau sebaliknya. Tapi tahun ini, puji Tuhan, bisa berangkat juga sebagai kompensasi bekerja :"D

Keberangkatan dimulai dari Jumat malam naik bisa. Saya baru pertama kali naik bis ke luar kota. Jadi memang sesungguhnya Winda Carmelita itu udik kok memang. Hahaha ... Naik bis ke Bali ini pun just because ada barengannya, sama teman saya Angga. Kalau nggak, mungkin saya nggak akan bela-belain berangkat karena ... saya gampang mabuk! (Mabuk darat ya, bukan mabuk yang lain --").

Hari pertama

Sampai di Terminal Ubung hari Sabtu pagi dengan lemas tak berdaya karena efek muntah-muntah semalam dan terbius Antimo 4 biji. Langsung menuju ke pasar Badung karena Mas Angga harus belanja buat kebutuhan warungnya, kemudian meluncur ke kost Mas Angga buat mandi-mandi dulu. Kemudian kami sarapan ke Ayam Kadewatan yang porsinya wow kenyangnya sampai besok subuhnya (true story!).



Setelah makan, saya langsung minta diantar ke hostel tempat saya menginap di daerah Legian. Namanya Monostel. Ternyata ya lumayan jauh dari kostnya Mas Angga, apalagi ke GWK. Duh! Saya kayaknya salah prediksi hahahaha ~ Sengaja pilih di daerah Legian supaya di hari kepulangan nggak riweuh kalau mau ke bandara (takut telat bangun). Etapi ternyata jauuuuuh, Sis!

Baca Juga: Cerita Numpang Tidur Saksliyutan di Monostel Hostel Legian Bali

Sampai di Monostel jam 11.00-an. Belum waktunya check-in. Saya pikir sih kalau bisa early check-in, mau naruh tas dan leyeh-leyeh sejenak. Dan beneran, boleh early check-in dan nggak perlu nambah biaya karena kamarnya kosong. Staf di Monostel ini baik dan sangat membantu. Tempatnya juga cukup nyaman.



Niatan hati mau leyeh-leyeh melanjutkan tidur supaya efek Antimonya habis-bis-bis, tapi ternyata saya justru gak bisa tidur. Jadilah saya langsung ganti baju, jalan kaki dari Legian ke Beachwalk. Lihat di Google Maps sih, enteng cuma 2 km. Palingan ya 10 menitan. Nyatanya ... karena panas jadi terasa jauuuuh! Tapi gak papa lah, kapan lagi ngitemin kulit ya siang-siang tang-tang-tang jalan kaki gini pulang-pergi. Kurang lebih 20 menitan kalau jalan kaki. Sepanjang jalan sungguhlah saya tak tahan ingin minum bir dingin di bar-bar di sana karena panasnya gak ada obat mau leleh rasanya. Tapi ngelihat jam kok sudah mepet banget, belum lagi kudu tukar tiket dulu 'kan di venue. Jadilah saya langsung ciao balik ke Monostel.

Sorenya, disusul Mas Angga sama Mas Hilla ke hostel. Langsung meluncur ke venue dan ... jeng jeng jeng ... Ternyata prediksi tepat. Penukaran tiketnya ribet, mengakibatkan antrian panjang banget. Khususnya penukaran e-ticket dari kiostix karena servernya sempat down. Sudah registrasi ulangnya bermasalah, masih harus menukar print registrasi buat ambil gelang. Terdengar sayup-sayup Mas Cholil sudah menyanyi, tapi penonton masih buanyaak yang tertahan di antrian :))





Begitu sudah masuk, tujuan saya dan Mas Angga adalah ... The Adams, idola sejak remaja. Melihat mereka live buat yang kedua kalinya, duh sungguh lah aku pengen menangis. Orang-orang 'matang' ini benar-benar masih punya energi buat membangkitkan nostalgia rakyat jelata yang pernah muda sepertiku ini hahahahah ...



Setelah The Adams, saya melipir ke tempat ngopi karena teman-teman AE dan reporter Kapanlagi Jakarta 'kan juga ngeliput. Finally, ketemu sama Nia (lagi) setelah 2 tahun berlalu! <3 p="">
3>


Kemudian, selanjutnya nonton MEW. Tapi karena saya kurang into sama MEW, agak tengah-tengah saya pindah stage ke United We Loud Stage sendiri. Ada satu yang bikin saya penasaran yaitu Rythym of People, projectnya Coki NTRL dengan Iga Massardi, Kikan Namara, Marco dan Stella SCALLER. Sungguh, Kikan ini powerful banget dan kharismatik di atas panggung.

Setelah Rythym of People, ada Seringai kemudian lanjut nonton NAIF. Wahini, David memang juaranya. Nonton NAIF itu memang gak pernah bosan karena ada aja cara David buat bikin penonton tetap fokus sama penampilannya. Stage performancenya top. Pakai acara buka dan lempar baju. Itu bapak-bapak bodynya kok bagus amat sih! *kesel.



Setelah NAIF, di stage yang sama, bakal ada JET. Preparingnya cukup lama sih, 30 menitan mungkin ya. Tapi sayangnya justru hal ini bikin orang-orang pada bubaran. Saat JET mulai dengan lagu pertama, Cold Hard Bitch, ealaaaah kok crowdnya berkurang setengahnya dari pas NAIF tampil. Mana gak ada MC yang membuka. Jadinya kok agak garing gitu. "Lho, sumpah ini wis mulai? Tak kira sik check sound," kata saya ke Hilla :)) Padahal JET ini salah satu penampil yang saya tunggu-tunggu lho. Masa remaja saya cukup sering dengerin JET apalagi album yang Shine On. Tapi penampilan JET kemarin, bagi saya pribadi, membosankan.

Akhirnya saya turun ke stage di bawah karena pengen lihat Dipha Barus. Hmmm, kalau Dipha Barus mah gak pernah sepi ya ... Energi dugemnya luar biasa hahahaha ... Akhirnya di bawah situ ketemu lagi sama Mas Hilla dan Mas Angga, kemudian kami memutuskan buat pulang karena laper. Ya iyalah, jam 01.00 pagi Sis. Makan terakhir jam 10.00 :))



Hari pertama ditutup dengan makan malam .. oh, makan subuh, di daerah Badung. Nasi campurnya enak! Entah karena faktor kelaparan atau memang enak sih hehehe ...

Hari kedua

Hari kedua dimulai dengan sarapan dulu di hostel. Jadi kalau menginap di Monostel, kita dapat compliment berupa sarapan telur, roti, buah potong dan kopi/teh. Tapi menurut saya worth it lah, lagian kalau liburan begini makan pagi 'kan memang sekedar ganjelan hehehe .. Kalau gak mau breakfast yang seperti ini, ada voucher diskon 50% untuk item-item tertentu di Monokrom Cafe. Ohiya, Monokrom Cafe ini letaknya di bawahnya Monostel. Jadi masih satu manajemen gitu lah.


Setelah sarapan, saya langsung meluncur ke daerah Denpasar karena pengen sowan ke cafe mungilnya teman saya, Mbak Atiek. Kangen sama Mbak Atiek, lama nggak ketemu. Terakhir ke Bali juga nggak sempat mampir. Cafenya Mbak Atiek ini bernama Koplin's Place. Kecil, nyaman dan bikin ngantuk :)) Pokoknya kalau ke sini itu paduan yang cocok: kenyang dan ngantuk!


Setelah makan siang, saya langsung ke venue. Jadi ya Sis, kerjaanku selama di Bali ya gitu cuma hostel - tempat makan - GWK. Gitu terus nggak ke tempat lain. Soalnya memang Soundrenaline mulainya dari jam 15.00 sampai dini hari sih. Dan hari kedua ini lebih mudah nggak perlu ngantri karena gelang 2-day passnya yang nggak boleh dicopot itu.

Begitu sampai, di stage depan langsung disambut sama Fourtwnty. Daya magisnya Fourtwnty memang kuat terletak pada si Ari, vokalisnya ya. Pindah ke stage yang agak nyempil, saya melipir sendiri karena mau nonton salah satu performers yang saya penasaran ngeliat penampilan live-nya, yaitu Leanna Rachel. Bagus! Menghipnotis, walau tampilnya minimalis cuma dengan gitar atau guitalele dan contrabass.

Di hari kedua ini, saya 'kerasan' banget di stage Slim Refined karena penampilnya sungguh bikin penasaran semua. Setelah Leanna, ada Kimokal. Kemudian Cults, band indie pop dari Amerika. Mbaknya cute, personel lainnya sungguh bapak-bapak ... Mana ada yang pakai sandal slip-on :)) Apaan!

Dari Slim Refined, saya ketemu sama Novita yang lagi liputan. Kami nonton Dashboard Confessional sebentar sebelum nonton /rif. Biasa, anak 90-an mana yang nggak kenal dan nggak sing-a-long sama lagu-lagunya /rif. Dari /rif, balik lagi ke stage Slim Refined karena .... ROCK N ROLL MAFIA! Asli, selain The Adams dan Leanna Rachel, yang paling pengen saya tonton livenya adalah Rock N Roll Mafia. Soalnya mereka sudah jarang manggung dan gak pernah mampir ke Malang huhuhuhu ...

Lagu pertama langsung dimulai dengan Velvet Morning Air. Penonton masih malu-malu walau sudah ada yang joget-joget bermartabat di kursi. Tapi nggak lama kok seperti ini, makin panas makin gila lah apalagi saat Stuck and Reverse dan Body Won't Stop. Udahlah itu amphitheater yang sebelumnya diisi dengan penampilan "duduk-duduk-manis-menjelang-tipsy" langsung pecah dan membara! Duh, sampai hari ini masih keinget gimana serunya pas Rock N Roll Mafia :"))) Terbaik!

Abis Rock N Roll Mafia, saya bersama Novita langsung nonton Sheila on 7. Sungguh hari kedua saya diisi bersama Novita, dari ngakak, nyanyi, joget sampai kejadian bodoh nggak bisa berdiri dari hammock :)) Saking capeknya, duduk dienak-enakin, eh gak tau cara bangunnya wahhahaha geblek.

Soundrenaline hari terakhir ditutup dengan kemeriahan Diskopantera dan makan malam tengah malam soto ceker yang ternyata punya arek Malang :p

Hari Ketiga

Pulang ... :p

Ohiya selama di Bali ini baru kusadari satu hal bahwasanya saya sama sekali gak makan babi. Padahal deket hostel itu ada Sate Babi Bawah Pohon. Huhuhu .. Sedih. Tapi ya gimana, rasanya gak lapar sama sekali dan gak pengen jalan buat cari makan. Mungkin karena setiap hari pulang subuh jadinya sudah capek.

Wah, kayaknya harus balik ke Bali lagi sih ini ~ #halah #alesanmu

Cerita Numpang Tidur 'Saksliyutan' di Monostel Hostel Legian Bali

$
0
0
Cuma dengan Rp. 95ribu, menginap di Monostel Hostel Legian Bali dapat sarapan pula!

Setelah memastikan benar-benar berangkat ibadah Soundrenaline, saya langsung bergerak merancang akomodasi dan transportasi. Sebetulnya di Bali ada beberapa teman, tapi saya lebih suka mandiri, mencari penginapan sendiri.

Berangkat dari Malang ke Bali, saya naik bis sama Mas Angga. Nah, pulangnya saya nggak mau kelamaan jadi saya memilih naik pesawat saja. Demi tidur yang lebih nyenyak karena pasti kelar Soundrenaline hari terakhir itu dini hari, saya putuskan buat cari penginapan yang lebih dekat sama airport ketimbang sama lokasi acara. Walaupun sebenernya keputusan ini justru ngerepotin Kakak Angga dan Kakak Hilla yang kostnya jauh dari hostel tempat saya menginap *salim sama kakak-kakak~

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,

Awalnya saya terpikir buat menginap di hotel yang beneran hotel. Tapi pas dapat rundown acara, woalaaah, setiap hari kelarnya di atas jam 12 malam. Rugi lah kalau menginap di hotel yang bagus dan harganya di atas Rp. 250ribu-an. Apalagi saya cuma sendirian. Akhirnya, saya dengan random dan penuh percaya diri, booking di Monostel, Jalan Legian Kaja.

Karena Monostel ini bukan hotel, melainkan hostel, jadi ya sekedar tempat untuk numpang tidur, menaruh barang dan mandi. Satu kamar diisi 6 kasur dengan 3 bunkbed. Ya hampir mirip-mirip dengan hostel di mana saya menginap di Jogja dulu, Wake Up Homestay. Kalau saya pribadi sih nggak masalah tidurnya gimana, pokoknya tempatnya bersih dan bebas dari tempat esek-esek jas bikos aku tak ingin tidurku yang cuma 4-5 jam-an bakal terganggu suara ihwaow (saya nggak urus soal moral dll ya, murni kenyamanan bobok demi aktivitas besoknya yang padat).

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,




Begitu sampai di Monostel, masih jam 11.00-an. Saya pikir kalau harus early check-in dan nambah biaya juga nggak apa-apa lah. Keburu capek badan dan pengen istirahat sebentar karena jam 15.00-an harus ke venue buat tukar tiket. Eh, ternyata begitu dicek dan kamarnya kosong, saya diperbolehkan masuk ke kamar duluan tanpa dikenakan charge. Wohoo!

Tiap 'kapsul' di Monostel ini terdiri dari kasur, 1 bantal, 1 lemari buat menaruh barang, 1 stop kontak dan meja yang bisa dilipat dengan kaca yang menempel di dindingnya. Dan tentunya, lampu plus saklarnya. Dibandingkan dengan kapsul di Wake Up Homestay Jogja, memang yang di Monostel ini langit-langitnya lebih rendah dan pengap. Tapi lampunya terang dan ada tirai penutupnya. Lebih private.

Baca Juga: Wake Up Homestay Jogja, Hotel Murah dan Nyaman Buat Para Backpacker

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,

Segera setelah menaruh barang, saya ngecek kamar mandi. Kamar mandi bersamanya punya 6 bilik campur laki-laki perempuan. Kamar mandinya bersih, terang dan sama sekali nggak spooky. Disediakan sabun cair dan shampoo di setiap kamar mandinya. Oh iya, air panasnya juga 24 jam, nais nais ~ *balada gadis yang mandinya jam 3 pagi.

Semalam di Monostel ini tarifnya sekitar Rp. 95 ribu-an. Yang menyenangkan nginep di sini adalah tarifnya yang murah sudah termasuk dengan simple breakfast. Breakfastnya berupa 2 toast bread, pilihan telur mau diomelette or discramble, buah potong atau jus buah dan kopi atau teh. Seriusan, sarapan kayak begini aja saya kenyangnya awet sampai sore tanpa makan siang. Mungkin juga karena keslimur hal-hal lain ya, jadi nggak terlalu mikirin makanan. Kalau nggak mau sarapan yang saya sebutkan di atas, kita juga dikasih diskon 50% untuk sarapan di Monokrom Cafe.

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,


Oh iya, Monokrom Cafe ini letaknya di lantai bawahnya Monostel. Sepertinya memang satu manajemen. Jadi kita sarapannya pagi-pagi juga di cafe ini.

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,


Saya sebetulnya mau cobain sarapan pakai diskonan, tapi apa daya hari kedua keburu-buru mau pulang jadi nggak sempat sama sekali. 

Buat yang suka bepergian tanpa ribet dan ruwet, saya merekomendasikan Monostel ini deh. Sekitarnya banyak bar dan orang jual makanan, misalnya sate babi bawah pohon yang legendaris sampe ngantri-ngantri itu. Banyak minimarket dan ATM juga di daerah sini. Staf-stafnya juga baik. Poin lain yang nggak kalah penting adalah nggak begitu jauh ke bandara, sekitar 10 menitan lah.

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,

monostel hostel, monostel legian, monostel review, monostel bali review, hostel murah di bali, hotel murah di bali, hotel murah di bali kuta, hotel murah di legian, hotel murah di bawah 100 ribu, penginapan murah di bawah 100 ribu di bali, penginapan murah bali backpacker, losmen penginapan murah di bali, hotel murah di legian, hotel murah di legian bali, hotel di legian bali bintang 3, hotel di legian bali bintang 4, hotel di legian bali dekat pantai,

Tapi dari yang saya baca-baca di Google Reviews, banyak yang mengeluhkan berisiknya suara yang timbul dari cafe di lantai bawah di malam hari. Kalau nggak salah setiap hari mereka ada live music gitu sampai jam 11 malam. Berhubung saya pulangnya dini hari, jadi nggak sempat 'menikmati' berisiknya cafe sih. Pun kalau memang berisik, saya itu paling gampang "tertidur di mana pun aku bisa", kayak lagunya Morfem :))

Overall, Monostel bisa jadi pilihan kalau kamu menginap ala-ala backpacker di daerah Legian.

Baca Juga: Apa Saja Yang Bisa Dilakukan Saat Staycation?

Efisiensi: Irit Bukan Berarti Pelit

$
0
0
Belajar hidup ala frugal living alias irit tapi nggak pelit

numbers-money-calculating-calculation.jpg
Image taken from pexels.com

Hampir dua tahun belakangan ini, saya yang dulunya nggak begitu peduli dengan urusan keuangan rumah, jadi punya tanggung jawab lebih buat mengatur pos pemasukan-pengeluaran. Meski masih ada Mama, tapi karena keterbatasan beliau, saya lah yang bertugas ‘lebih’ untuk urusan ini.

Mungkin saya dan banyak orang lain di dunia ini dengan cerita hidup seperti saya, memulainya lebih dulu jauh sebelum berumah tangga sendiri. Tapi justru hal ini bikin saya jadi lebih menghargai uang, jerih payah dan termasuk urusan reward buat diri sendiri.

Satu hal yang berubah dari diri saya sejak jadi kepala urusan rumah tangga dan keuangan di rumah adalah jadi manusia yang perhitungan. Perhitungan di sini gak selalu artinya pelit dan pamrih. Tapi lebih ke mengefisiensikan segala apa yang saya beli, saya pakai dan uang yang saya keluarkan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

Prinsipnya adalah kebutuhan primer terpenuhi semua, baru kebutuhan sekunder. Karena bayar tagihan listrik gak bisa menunggu, sementara jajan-jajan lucu bisa dipuaskan kapan-kapan.

Saya sering melihat blogger-blogger dan artikel yang membahas tentang frugal living alias hidup berhemat. Bahkan ada yang bisa melakukannya dengan ekstrem, seperti nge-shave baju-baju yang mulai keluar benang-benangnya supaya bisa dipakai seperti baru. Saya gak segitunya sih, kalau memang sudah buluk ya turun jabatan saja jadi baju rumah.

Setelah dua tahun ini, saya pelan-pelan mencoba mengefektifkan dan mengefisiensikan pengeluaran saya dengan cara sendiri. Hingga saat ini, cara ini nggak menyiksa dan nggak bikin saya jadi gak bisa senang-senang juga.


Pakaian, sepatu dan aksesoris


pexels-photo-334979.jpeg
Image taken from pexels.com

Namanya cewek ya, paling gak bisa tahan godaan dari belanja baju, sepatu, tas dan aksesoris. Sampai menumpuk di lemari, masih bilang, “Aku nggak punya baju.” Sebenarnya kalau saya gak terlalu into sama baju. Justru dulu yang banyak membelikan baju itu Mama.

Semakin dewasa, terutama 2 tahun belakangan ini, saya jarang sekali beli baju. Rata-rata baju yang dibelikan Mama masih bisa terpakai. Untung sih baju-baju yang dibelikan Mama saya itu modelnya everlasting. Makanya saya jarang beli baju yang kelihatannya kekinian seperti baju kerah sabrina dan sebagainya. Kebetulan karena pekerjaan dan keseharian saya nyantai, jadi saya lebih sering memakai kaos santai tapi sopan, seperti modelnya baju 3second, kaos berkerah atau kemeja. Karena baju seperti ini nggak harus mengikuti tren mode tertentu ‘kan.

Soal sepatu, saya tipikal yang pakai sepatu sampai jebol-bol-bol. Prinsipnya beli ketika jebol atau disesuaikan saja dengan kebutuhan. Setidaknya punya 1 sepatu stiletto, 1 sneakers, 1 flat shoes dan 1 sepatu olahraga. Buat sepatu saya mending beli yang harganya agak mahal, tapi awet bertahun-tahun gak lepas jahitan atau lemnya. Lain urusan ya kalau jebolnya karena pemakaian.

Untuk tas, kurang lebih sama dengan sepatu. Tas saya paling favorit tentu saja … ransel dan backpack. Terbaik! Bisa masuk semua kebutuhan sehari, bahkan kalau bisa seisi kamar diangkut semua hehehe … Kebanyakan tas-tas pesta saya dikasih atau dikado teman dan belum pernah beli tas pesta sendiri.

Banyak barang itu gak bikin happy lho, justru bikin sumpek di hati.

Make up, skin care dan body care


pexels-photo-354962.jpeg
Image taken from pexels.com

Sesungguhnya, inilah kelemahan saya. Sering tergoda beli lipstik, bibirnya cuma satu. Sering menimbun beli sabun, toner, milk cleanser, body lotion, parfum … Sampai seringkali lupa dipakai dan sudah lewat batas kadaluwarsa. Sekarang saya dalam proses menghabiskan seluruh timbunan itu sambil berprinsip, “Boleh beli lagi, kalau sudah habis sampai tetes terakhir!”


Makanan dan dapur


Image taken by Winda Carmelita

Dan ini adalah kelemahan saya yang lain. Saya sangat berusaha menahan diri untuk mengurangi jajan-jajan di luar dengan masak sendiri dan bawa bekal. Pernah dalam 1 minggu saya sama sekali gak jajan di luar, gak ke cafe, gak beli-beli camilan … Penghematannya sampai Rp. 100ribu! Saya sampai berdecak kagum sama diri sendiri .. walau kemudian minggu depannya jadi jajan lagi karena gak sempat masak. Akhirnya setiap Minggu saya masak masakan yang sekiranya bisa saya panasi atau tinggal goreng aja buat 2 hari ke depan. Lumayan, mengurangi jatah jajan meski cuma 1-2 hari.

Soal jajan ini adalah kelemahan saya karena sebetulnya saya suka makan dan cara termudah memberi reward terhadap diri sendiri adalah dengan makanan enak hehehe ..

Belanja pun saya pilih-pilih. Gak selalu di supermarket mahal lho. Tiap Jumat - Sabtu saya biasanya berburu minyak goreng diskonan, promo buah-buahan dan susu. Kalau buat daging ayam dan sayur-sayuran, saya masih mengandalkan belanja di pasar tradisional karena harganya memang jauh lebih murah, bahkan per kilogramnya bisa lebih murah, bedanya sampai Rp. 5.000.

Belanja bulanan (toiletries dan lain-lain)


pexels-photo-319798.jpeg
Image taken from pexels.com

Sudah 2 bulan ini saya belanja bulanannya dua kali. Yang pertama, belanja online di marketplace; yang kedua, belanja biasa di supermarket. Ternyata belanja bulanan online itu bisa jauh lebih murah lho. Di salah satu marketplace yang biasanya kasih free ongkir itu, saya nemu banyak potongan harga yang lumayan banget bisa menghemat Rp. 5.000-an untuk 1 item. Tapi memang tidak semua barang ada ya, dan pilihannya gak sebanyak saat belanja di supermarket atau pasar. Setidaknya cara ini menghemat sampai Rp. 30.000-an dan tanpa ongkir pula.

Buat beberapa item seperti karbol wangi, sabun cuci tangan, pembersih lantai atau sabun pencuci piring yang dikemas dengan brand supermarketnya sendiri, biasanya lebih murah selisihnya daripada dari brand terkenal. Kalau cuma item-item di atas mau pakai yang mahal atau murah, sepengalaman saya gak begitu ada bedanya kok. Kecuali kalau detergent dan softener, itu biasanya lebih pilih-pilih karena masalah aroma aja. Sisanya fungsinya ya sama saja.

Sejauh ini, konsep berhemat yang saya lakukan memang masih pada 3 sektor ini. Pengennya bisa menerapkan juga untuk urusan penghematan listrik, pulsa internet dan lain-lain. Tapi saya selalu berusaha walaupun ngirit bukan artinya pelit. Masih tetap harus bisa makan-makan enak sesekali di luar, ke luar kota, nonton konser dan sebagainya. Karena apalah artinya mati-matian berhemat, cari uang kerja keras kalau tidak bisa memberi reward untuk diri sendiri atau membantu orang lain ;)


Belajar Manajemen Waktu Dari Berbelanja

$
0
0
Image taken from pexels.com
Permasalahan hampir semua orang di dunia ini yang nggak berujung adalah urusan waktu. Mungkin saya salah satu orang yang suka mengeluh kalau 24 jam sehari itu kurang. Sebagian besar waktu saya mungkin memang saya habiskan dengan mengetik di depan laptop. Di kantor sudah 8 jam, di rumah masih lanjut lagi. Tapi ya itu sudah pilihan saya sendiri sih, jadi dilarang mengeluh karena mengeluh nggak menyelesaikan pekerjaan :p

Sebetulnya keriwuehan ini muaranya adalah soal mengatur prioritas dan manajemen waktu sih. Pelan-pelan semakin ke sini, saya mulai mengurangi kegiatan yang nggak terlalu perlu atau mengefektifkan dan mengefisiensikan hal-hal yang bisa dilakukan tanpa perlu mengorbankan waktu banyak. Apalagi karena saya bekerja full-time dan mengurus rumah sendiri (walau belum menikah).

Soal efektifitas dan efisiensi waktu ini memang cukup memusingkan pada awalnya. Saya rasa nggak cuma saya yang mengalami ini. Saya yang masih sendiri saja sudah repot bagi waktu buat bekerja, buat rumah dan buat diri sendiri. Apalagi ibu-ibu yang sehari-hari triple rolesnya: jadi Mama, jadi istri, jadi wanita karir.

Selama 3 bulan ini, saya mencoba memperbaiki time management dan menyederhanakan apa-apa yang harus dilakukan. Terutama untuk urusan dapur. Caranya sederhana sebetulnya, tapi lumayan membantu. Barangkali bisa dijadikan referensi yaa buat teman-teman semua.

Image taken from pexels.com

Belanja bulanan secara online


Yang ada di pikiran saya sebelumnya, belanja online itu ya seputar baju, kosmetik atau alat-alat elektronik. Inspirasi belanja bulanan secara online ini saya dapatkan dari kakak saya. Nggak pernah kepikir sebelumnya kalau belanja bulanan secara online bakal memangkas energi dan juga biaya.

Praktisnya, kita hanya perlu memilih barang kebutuhan rumah tangga lalu masukkan ke cart lalu bayar deh. Kebanyakan situs juga menyediakan gratis ongkir untuk minimal pembelian tertentu yang biasanya pasti ketentuan pembelian minimal itu terpenuhi jika kita belanja bulanan karena jumlahnya yang cukup banyak. Jadi hemat di ongkir deh.

Keuntungan lain belanja bulanan secara online  di situs jual beli online terpercaya, selain nggak butuh banyak waktu belanja, gratis ongkir dan nggak perlu bawa belanjaan berat-berat, adalah harga barangnya seringkali lebih miring daripada harga normal di swalayan. Seringkali harganya diskon dan selisihnya sekitar Rp5.000-Rp10.000-an. Lumayan banget!

Memang tidak semua barang bisa dibeli secara online. Tapi hampir 80 persen belanjaan bulanan bisa dibeli online kok. Sisanya bisa dicicil belinya kalau kebetulan ke swalayan.

Belanja sore atau malam hari

Setelah membanding-bandingkan, belanja sore atau malam hari itu lebih efektif daripada pagi hari. Biasanya pagi hari itu waktunya serba terburu-buru dikejar jadwal dan aktivitas lain. Belum lagi kalau bangunnya kesiangan, belum belanja ... Pasti riweuh. Tambahan: sudah telat bangun, telat belanja, sampai di pasar barang yang dicari sudah habis ... Duh ~

Menghindari case-case seperti ini, sudah 2 minggu ini saya selalu belanja sore atau malam hari. Sambil pulang kantor, saya lewat pasar tradisional sekalian berbelanja. Cara ini cukup efektif bagi saya, karena cuci-cuci dan potong-potong sayurnya bisa dilakukan di malam hari sehingga pagi hari waktu memasak lebih singkat. Urusan potong-memotong sayuran ini 'kan sebetulnya yang paling menghabiskan waktu. Wong meraciknya aja paling cuma 5-10 menit :')

Kalau di langganan pasar saya, sayur-mayur justru reloadnya saat sore hari. Jadi lebih segar deh.

Menyetok bahan makanan

Daripada beli eceran atau ketengan, lebih baik menyetok bahan makanan yang bisa awet dalam waktu cukup lama. Misalnya: telur, tepung terigu, rempah-rempah dan susu. Bahan-bahan ini selalu ada di kulkas. Sosis, nugget atau makanan kalengan juga bisa disimpan kalau-kalau mendesak nggak sempat masak dan bisa jadi bahan campuran makanan. Karena sedang mengurangi makanan daging-dagingan, saya jarang sih makan-makanan siap saji seperti ini, walaupun tetap menyetok di rumah.

Selain itu, di hari Minggu kalau tidak ada hal yang harus dikerjakan, saya pasti masak 'besar'. Lauk yang bisa disimpan sampai 2-3 hari di kulkas. Misalnya: tempe-tahu bacem, ayam bumbu atau lauk-lauk kering. Tinggal digoreng sebentar dan bisa langsung disajikan. Menghemat waktu banget meski harus 'repot' di depan. Nggak apa-apa, repotnya sehari aja kok ~

Ya memang kok, salah satu faktor yang memicu stres adalah tentang mengatur dan memprioritaskan waktu. Saya memang bukan ahlinya soal time management. Tapi sejauh ini, 3 cara di atas cukup membantu saya menjalani aktivitas sehari-hari. Setidaknya mengurangi beban pikiran sehingga bisa lebih produktif.

Buat teman-teman, punya cara lain nggak buat mengatur dan mengefisiensikan waktu?

Resep Cara Membuat Oseng Tempe Kecap

$
0
0

Konon, menurut cerita Mama, waktu hamil saya Mama suka makan sambal goreng tempe sama nasi panas. Udah gitu aja terus sampai saya lahir. Mungkin itulah kenapa saya seperti ada keterikatan batin sama tempe dan segala turunannya, termasuk mendhol.

Baca Juga: Resep Cara Membuat Sambal Bajak Pete

Lha memang tempe itu sudah enak, murah dan gampang diolah jadi berbagai makanan. Dipanasin beberapa kali pun nggak bakal hancur, malah semakin padat dan bumbunya bisa meresap ke celah-celahnya. Duh, enaknya, nulis gini aja langsung pengen masak tempe lagi hehehe ... Nah, kalau yang satu ini adalah andalan saya kalau pas pengen makan tempe yang nggak sekedar digoreng. Soalnya kalau tempe goreng 'kan cuma begitu aja ya, paling banter dimakan sama sambal penyet. Kalau dimasak jadi oseng seperti ini, bisa dibuat bekal juga. Hemat!

Bahan: (seperti biasa, nggak ada takaran pastinya ya, asal cemplung)
2 papan tempe
Bawang putih
Bawang merah (banyakin bawang merahnya)
Cabe rawit
Cabe keriting
Kecap manis
Gula
Garam
Lada bubuk

Cara membuat:

  1. Tempe dipotong dadu, goreng setengah matang, sisihkan.
  2. Cincang bawang merah dan bawang putih. Tumis dalam minyak yang agak banyak.
  3. Rajang cabe rawit dan cabe keriting. Kalau suka pedas, silakan ditambah cabe rawitnya yang banyak. Masukkan ke dalam tumisan bawang.
  4. Masukkan tempe yang sudah digoreng setengah matang. Aduk-aduk merata dengan bumbu.
  5. Tambahkan kecap manis sesuai selera.
  6. Terakhir, tambahkan gula, garam dan lada bubuk.
  7. Oseng sampai benar-benar matang. Angkat, sajikan.
Super gampang buat sarapan atau bekal ke kantor ini enak. Bahan-bahannya murah pula. Resep ini membuktikan bahwa enak itu nggak mesti makan daging :D

Hang Out Bareng Geng Sis Kunti di Halloween Part 4 Museum Angkut 2017

$
0
0

Jadi hantu itu kudu total, Jenderal | Image taken by Winda Carmelita
Salah satu nikmatnya jadi anak Malang adalah nggak perlu jauh-jauh kalau mau refreshing. Gelinding dikit setengah jam ke atas, sudah sampai di Batu. Batu ibaratnya kota segala ada untuk urusan liburan dan hiburan. Mau nge-camp, mau menjelajahi gunung dan air terjun, wisata kuliner atau pun mau ke theme park, semua ada dan memuaskan.

Nah, walau paragraf pertama tadi begitu menjanjikan, nyatanya saya sendiri jarang berlibur ke theme park yang ada di Batu. Hahahaha *kill me. Niatan sih sudah ada, tapi kalau weekend saya justru sibuk sendiri. Jadilah, baru akhir tahun 2016 kemarin saya mencicipi yang namanya Museum Angkut. Itu pun dalam rangka bekerja. Meskipun dalam rangka bekerja, tapi kunjungan pertama saya ke Museum Angkut itu benar-benar menyenangkan. Soalnya nggak nyangka aja sih walau kelihatannya 'cuma segitu' dari luar, ternyata Museum Angkut cukup luas buat dijelajahi.

Baca Juga: Jalan-Jalan Cantik ke Eco Green Park

Nah, setiap tahunnya Museum Angkut punya agenda rutin merayakan Halloween lho. Yah, terlepas dari sebagian orang berpendapat bahwa Halloween bukan budaya kita, kalau menurut saya sih selama bukan buat ritual yang aneh-aneh, kenapa nggak? Buat happy saja lah ya, semuamua dibawa serius nanti botak juga kepala.

Tahun ini, saya dan tim berkesempatan buat liputan acara Halloween Museum Angkut ini. Full time seharian! Acaranya sendiri berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 27 - 29 November. Selama tiga hari ini, pengunjung Museum Angkut harus siap-siap mental siapa tahu ada yang gerak-gerak di antara display-display yang berjajar sepanjang jalan.

Sebetulnya nggak serem sih, tapi kagetnya itu lho luar biasa :)))

Yang ini kayak patung beneran, tapi suka bikin gerakan tiba-tiba --" *elus dada *dada Ashton Kutcher *laaah, milih
Image taken by Winda Carmelita

Mulai jam 14.00-an, gengnya Sis Kunti ini mulai di plot di berbagai tempat yang tersebar di seluruh penjuru Museum Angkut. Nah, kamu bisa foto-fotoan deh sama mereka. Eh, hantu-hantu ini sebetulnya dilombakan lho. Jadi mereka adalah peserta yang dinilai totalitasnya dari segi kostum, make up sampai penjiwaannya. Walau make upnya terkesan compang-camping, sesungguhnya peran jadi hantu itu susah. Beberapa talent bercerita kalau mereka menggunakan latex untuk ditempel di wajah dan tubuh, demi menghasilkan luka yang terlihat nyata.

Mbak, karcis parkirnya jatuh ~ | Image taken by Winda Carmelita
Nggak cuma itu, triknya untuk membuat darah yang terlihat sungguhan ternyata menggunakan ... susu kental manis! Susu kental manis ini dicampurkan pewarna makanan merah supaya memberikan efek mengkilap dan kentalnya lebih real. Selain itu, kalau jatuh ke mulut juga aman. Kebayang ya, betapa lengketnya seharian wajah dan tubuh ditempelin latex dan susu kental manis. Salut lah.

Oh iya, ada juga talent yang saking totalnya, mereka cemplungin ulat pakan burung yang masih hidup ke dalam latex kemudian dipasang di luka-luka palsunya. Sungguh luar biasa :))

Sekitar jam 04.30-an, hantu-hantu ini 'long march' dari area Buckingham menuju ke Gangster Town untuk parade. Setelah maghrib, para hantu ini show bareng-bareng dan melenggak-lenggok di atas karpet merah untuk dinilai performancenya. Saking atraktifnya, mereka pun nggak sungkan menarik pengunjung-pengunjung yang datang buat joget bareng mereka atau selfie-selfie.

Yang kanan pawangnya | Image taken by Winda Carmelita

Overall, perayaan Halloween tahun ke-4 Museum Angkut yang mengangkat tema "Urban Legend" ini seru buat dikunjungi. Daripada jauh-jauh ke Universal Studio Singapore, ke Batu aja :P


Semua happy | Image taken by Winda Carmelita
Saya nggak sempat mengabadikan serunya acara ini dalam bentuk foto, tapi ternyata masih ada footage-footage dari kamera yang tersisa dalam bentuk video. Selamat menikmati! Saya mau tidur lagi :))



Terimakasih tim JTP: Mas Yokka, Mas Adam, Mbak Indri dan Bu Titik (yang sedang tugas on board ke Singapore). Sampai ketemu lagi ~




October Beauty Fave

$
0
0
Saya merasa gaya banget punya blogpost ini hahahaha ... Soalnya akhir-akhir ini saya jarang sekali membahas perlenongan padahal ada beberapa beauty item yang saya beli dan ternyata saya suka. Perkaranya apalagi kalau bukan terdistraksi dengan pekerjaan lain, sedangkan untuk menulis post section Beauty itu bagi saya fotonya harus bagus dan harus ribet.

Jadi, beberapa waktu yang lalu saya mencoba beberapa beauty item yang baru banget saya beli di Shopee, yaitu ...

WARDAH HYDRATING ALOE VERA GEL


Kulit wajah saya memang jarang berjerawat dan tidak banyak noda. Tapi masalahnya adalah kering banget. Walau sudah pakai day cream berbagai merk dan night cream, tetap saja keringnya itu yang sampai kalau pakai bedak langsung tanpa BB cream, rasanya ngelopek-ngelopek. Sepulang dari Bali kemarin, saya langsung menggunakan Wardah Hydrating Aloe Vera Gel.


Seperti namanya, Wardah Hydrating Aloe Vera Gel ini teksturnya gel, bening dan dingin. Ketika diaplikasikan, agak lengket sedikit sih, tapi kalau sudah kering, ringan sekali. Memberi kesan kulit yang sehat sehabis pakai ini. Hanya saja pertama kali pakai terasa ada alkoholnya yang agak menyengat. Atau mungkin itu efek cooling sensationnya? Yang pasti seminggu rutin pakai ini pagi dan malam, kulit saya teksturnya jadi lebih baik nggak kering lagi.

EMINA SUN PROTECTION SPF 30 PA +++


Sebelumnya saya setia banget pakai La Tulipe Sunscreen Gel. Tapi pengen mencoba sunscreen yang lainnya. Akhirnya pilihan jatuh kepada Emina Sun Protection ini. Berbentuk krim berwarna putih kekuningan. Awalnya saya pikir bakal thick dan meninggalkan white cast, ternyata nggak kok. Ketika diaplikasikan ke wajah, krimnya nggak seret dan langsung membaur dengan mudah. Cukup lumayan dengan SPF 30, harganya nggak sampai Rp30 ribu dan ukurannya besar.


EMINA DOUBLE BUBBLE FACIAL WASH


Meskipun kulit wajah cenderung kering, untungnya nggak gampang jerawatan atau pun breakout. Jadi mencari sabun wajah itu bukan hal yang sulit buat saya. Sebelumnya saya setia bertahun-tahun pakai Clean&Clear Foaming Facial Wash yang botol oranye sejak zaman SMA sampai bekerja tahun 2017 bulan Agustus. September kemarin saya mencoba menggantinya dengan Dove Beauty Moisture Facewash. Saya suka sih aroma semua lini produknya Dove, tapi untuk facial washnya saya merasa agak licin. Suka ada perasaan cuci mukanya kurang bersih.

Akhirnya saya iseng belanja facial washnya Emina yang Double Bubble karena murah meriah, nggak sampai Rp15 ribu di Shopee. Nah, memang busanya banyak dan lembut namun setelah dibilas air, nggak menimbulkan rasa licin. Preferensi masing-masing ya soal kesat dan licin ini. Tapi sejauh ini nggak bikin kulit saya ketarik sih, karena setelah cuci muka pasti saya langsung aplikasikan Wardah Hydrating Aloe Vera jadi lebih lembab rasanya.

Baca Juga: Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Oh ya, soal aromanya, mirip sama facial washnya Wardah yang lightening series. Mungkin karena Emina dan Wardah ini 'serumah''kali ya ...

Satu aja sih kekurangannya adalah packagingnya Double Bubble ini mirip banget sama Sun Protectionnya. Saya takut salah ambil facial wash buat sunscreen jadinya.

EMINA CREAM BLUSH CHEEKLIT SHADE PINK


Cream Blush Emina ini sungguh tricky untuk diaplikasikan. Karena gelnya berwarna putih dan harus menunggu beberapa saat setelah diusrek ke pipi, jadinya kita harus bisa memperkirakan sebanyak apa harus mengaplikasikan produknya. Kebanyakan mengambil produk, bisa-bisa pipi terlihat habis ditabokin karena pinknya gonjreng sekali.

Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya cara yang cocok buat saya adalah dengan mengambil produk sedikit demi sedikit lalu di-tap, bukan dioles kemudian digosok. Dengan di-tap, cream blushnya bakal ter-build dengan baik.

Keunggulan cream blush on daripada powder blush on adalah warnanya menyatu di kulit, terkesan lebih natural. Kelemahannya adalah cream blush on seperti milik Emina ini nggak bisa dipakai kalau terburu-buru karena bakal berantakan nge-tap-nya atau kebablasan mengaplikasikan produknya kebanyakan.

Itu dia beberapa item baru di bulan Oktober yang ternyata oke juga. Sejujurnya saya baru-baru aja nyobain skincarenya Wardah dan Emina dan sejauh ini nggak mengecewakan. Mana harganya murah pula. Jadi pengen nyoba lini produk lainnya. Ada rekomendasi? :)

Baca Juga: Serum Garnier Light Complete Series

Resep Cara Membuat Ayam Rica-Rica, Pedasnya Juara Bikin Ketagihan Nambah Nasi

$
0
0

Pasangan nasi panas kebul-kebul ternikmat adalah masakan yang bumbunya kental, berempah dan berminyak. Dibandingkan sama makanan berkuah, saya lebih suka tipikal makanan berbumbu agak kering begini. Rendang, sambal goreng kentang ati, rica-rica ... you name it!

Nah, kemarin malam sebelum tidur saya baca-baca apps Cookpad. Sebutlah saya pemuja Cookpad karena berkat apps ini semua problem dapur jadi terasa lebih mudah dan mematahkan anggapan, "Duh, Wind, ojok nyekel gitar ae. Belajar masak sana sama Mamamu ..." :P (Faktanya adalah ... sekarang saya jarang pegang gitar, lebih sering pegang sutil).

Baca Juga: Resep Asian Spicy Chicken

Kembali lagi ke kisah semalam, jadi mau tidur itu saya ngobrol sama Mama sambil baca-baca Cookpad. Mendaratlah pada resep ayam rica-rica. Duh, fotonya itu, walau buram tapi terlihat bikin ngiler banget soalnya bumbu rica-ricanya mlekoh. Akhirnya saya bertekad, "Besok pagi bikin rica-rica!"

So, here this is it, ayam rica-rica pedas yang pedasnya juara ..

Bahan:
Dada ayam (boleh pakai ayam bagian apa saja, kalau saya lebih suka bagian dada)
Daun jeruk, potek-potek supaya minyak alaminya keluar
Daun salam, potek-potek supaya minyak alaminya keluar
Serai
Daun kemangi

Bumbu halus:
Bawang merah
Bawang putih
Cabe merah besar
Cabe rawit (saya pakai 25 cabe rawit)
Kunyit
Jahe
Lengkuas
Garam
Gula
Lada

Cara membuat:

  1. Semua bumbu halus diulek atau diblender. Saya anaknya ulekan banget, jadi lebih suka diulek agak kasar. Ada yang suka halus banget. Sesuai selera lah ya.
  2. Dada ayam direbus sekitar 15 menit, jangan sampai terlalu keras ya, karena nanti bakal dimasak lagi dengan bumbu. Kaldunya jangan dibuang.
  3. Tumis semua bumbu halus dengan minyak sampai aromanya wangi. 
  4. Masukkan ayam. Aduk hingga tercampur dengan bumbu.
  5. Masukkan daun jeruk, daun salam, serai.
  6. Tambahkan sedikit air kaldu ayam tadi.
  7. Masukkan kemangi, aduk-aduk sampai rata dan minyak ayamnya keluar dan tanak. 
  8. Biarkan sampai mendidih dan matang. Matikan kompor.
  9. Siap disajikan

Ini adalah tipikal makanan yang bikin ketagihan nambah nasi. Bumbunya aja udah enak, pedas pula. Enak banget dimakan dengan kerupuk aci. Rasanya nggak rela kalau di piring masih ada sisa-sisa minyak. Bawaan pengen bersihin aja, pake nasi putih panas (lagi). Gitu terus nggak berhenti makan :P

Selamat mencoba! 



So, Tahun Depan Kita Mau Ke Festival Budaya Yang Mana Nih?

$
0
0
Image taken from pexels.com
Ini sudah tahun ke-3 saya bekerja di perusahaan yang sekarang. Biasanya kalau sudah menginjak tahun ke-3, dapat bonus cuti 1 hari lagi. Cuti saya jadi melimpah ruah, horeeee! *kegembiraan anak bau kencur

Nah, saya itu suka memelihara cuti sebaik-baiknya. Jadi nggak diborosin di awal tahun, karena berjaga-jaga saja siapa tahu ada kebutuhan di akhir tahun yang harus mengorbankan cuti. Daripada harus ngutang cuti di tahun depan 'kan. 

Sudah 2 tahun ini saya kalau liburan selalu di bulan Januari (buat menghadiahi diri sendiri) kemudian puasa ambil cuti, lalu baru cuti buat liburan lagi di akhir tahun. Yang kayak begini ternyata bikin  numpuk di akhir-akhir tahun. Pokoknya spare 3 hari lah buat nambah libur Natal, sisanya bisa ngapa-ngapain sesuka hati deh. 

Tahun ini ada cuti 6 hari sebelum Desember. Mwahahhaha ... Saya colek-colek tuh temen-temen yang biasanya berlibur bareng. "Ke mana lho, Win?" Putra nanya. "Ke mana yo ... Aku pengen datang festival-festival budaya gitu lho, Rek. Hmmm, dari zaman kapan tahun yo, mau ke JFC sama Dieng gak berangkat-berangkat ...," kata saya. "Lihat tanggalan dulu," jawab Putra.

Dasar impulsif, ide mendadak seperti ini memang nggak cocok lah kalau judul liburannya nonton festival. Tiap festival punya tanggal penyelenggaraannya sendiri, jadi kami nggak bisa sesuka hati dong datangnya seperti kalau liburan biasa.

"Eeee, lha kok sudah selesai acaranya hahahahha ... Yowis, catet dulu tanggalnya, tahun depan kalau ada berangkat ya!" Daripada hanya saya simpan sendiri, saya bagikan saja di sini ya ...


     Jember Fashion Carnaval

Image taken from gilatrip.com

Yang paling mudah dijangkau dari Malang adalah Jember Fashion Carnival. Salah satu festival yang banyak dikunjungi adalah Karnaval Busana Jember atau yang lebih dikenal dengan JFC. Karnaval busana pertama kali digelar di Indonesia ini digagas oleh Dynand Fariz, seorang pendidik di dunia fashion. Karnaval ini pertama kali digelar pada tahun 2003. Karnaval ini dibuat awalnya karena banyaknya penampil kesenian reog ponorogo di Jember yang menjadi daya tarik banyak wisatawan yang berkunjung ke Jember. 

Festival tahunan ini menampilkan model yang berjalan bukan di atas catwalk, tapi di jalanan kota Jember sejauh 3.6 kilometer. Dari cerita teman-teman yang sudah pernah bergabung di acara ini, meriahnya kayak festival Rio De Janeiro mini deh. Berhubung diselenggarakannya di tengah tahun, sekitar bulan Agustus pas musim liburan, better cek harga tiket pesawat internationalmaupun domestik dari awal tahun untuk persiapan liburanmu.


     Dieng Culture Festival

Image taken from diengjavatour.com
Ke Dieng terakhir kali kayaknya pas TK. Saya pun sudah lupa gimana suasananya hahahaha ... Yang jelas teringat adalah hawanya dingin. Sudah dari zaman kapan tahun mau ke sini, dari yang berencana ikutan acara Float 2 Nature di Dieng sampai pergi sendiri ajah ... Eh, nggak kelakon-lakon juga :( 

Masih pengen banget datang ke Negeri Diatas Awan ini. Festival ini juga dikenal dengan nama DCF yang diadakan setahun sekali.  Di antara rangkaian acara yang menyedot perhatian banyak wisatawan adalah prosesi pemotongan anak gimbal/gembel (rambut gimbal). Upacara ini dipercaya sebagai upacara sakral karena rambut gimbal menurut kepercayaan warga setempat adalah titisan dewa. Jadi, gak boleh dipotong sembarangan dan asal-asalan. Kalau tidak, anak gimbal bisa sakit atau membawa marabahaya bagi keluarganya. 

Selain itu, ada juga rangkaian acara lain yang bikin saya penasaran, khususnya Gerlap Lampion, dan Rampak Budaya Nusantara. DCF ini diselenggarakan bulan ... Agustus (lagi, barengan sama JFC nih)

     Rambu Solo

Image taken from indonesiakaya.com
Beberapa waktu yang lalu saya ada pekerjaan harus menulis soal budaya Toraja. Bekalnya cuma riset literatur. Dari situ saya akhirnya tahu ada wisata budaya unik yang namanya Rambu Solo. Festival ini merupakan upacara pemakaman termahal yang pernah ada. Pemakaman ini melibatkan tingkatan atau status sosial suatu keluarga. Semakin mahal atau semakin banyak yang dikorbankan, maka semakin tinggi pula derajat sosialnya. Kata teman saya yang orang Toraja, budaya masyarakatnya memang seperti itu. Bahkan konon lebih meriah dan mewah upacara kematian ketimbang kelahiran dan pernikahan.

Upacara ini biasanya diadakan antara bulan Juli hingga Agustus.

     Waisak Day Festival

Image taken from unusualexpedition.com

Sekitar tahun 2015, saya melihat foto-foto lampion dalam jumlah banyak yang diterbangkan malam hari. Awalnya saya pikir itu di luar negeri. Ternyata di Indonesia! Tepatnya di acara Waisak Day Festival yang diadakan di Candi Borobudur. Sesuai dengan namanya, acara ini diadakan untuk memperingati Hari Raya Waisak bagi seluruh penganut agama  Budha seluruh dunia Para biksu dari seluruh dunia berkumpul disini untuk memanjatkan doa. Prosesi puncaknya diadakan pada bulan purnama dengan cara yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Dari foto saja, saya bisa merasakan kesakralan acaranya. Eh festival ini bukan cuma untuk umat Budha lho, tetapi wisatawan pun boleh hadir. 

Sebetulnya masih banyak festival-festival budaya di Indonesia yang pengen banget saya datangi. Yang penting sekarang adalah mengatur waktunya, mencari-cari informasi harga tiket pesawat, lalu berburu promo hotel murah di Jogja, Jember, dan kota-kota lain di reservasi.com misalnya .. Oh, salah, yang terpenting adalah sekarang mari bekerja keras bagai kuda karena liburan butuh duit. Ya 'kali bayar tiket pesawat dan hotel pakai pecahan genteng? *brb, download file duit.exe dulu ah :')





Makan Tenang dan Kenyang di Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku Denpasar

$
0
0
nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,

Ke Bali tanpa makan perbabian, bagi saya rasanya ada yang kurang. Dan memang perjalanan ke Bali yang kemarin saya nggak sempat cicip kuliner babi satu pun. Tapi sekarang, selain kuliner babi, salah satu yang wajib dicicipi setiap pergi ke Bali adalah Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku.

Pertama kali ke sini, saya pikir awalnya "Duh, nasi Bali kok ayam, mana greget?" Tapi kata Mbak Ika, sepupu saya, ini enak banget dan direkomendasikan di mana-mana. So, hayuklah.

Nasi ayam kedewatan Bu Mangku yang langganan saya adalah yang di Denpasar. Rumah makannya terdiri dari dua bagian. Bangunan depan seperti warung makan biasa dengan kursi-kursi dan meja-meja, sementara bangunan belakangnya seperti bale-bale dengan kolam ikan dan suasana yang adem karena banyak tanaman yang merimbun.


nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,

nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,

Begitu datang, langsung aja pesan di depan. Tunjuk mau pilih lauk yang mana. Kalau saya sih berserah pada nasi campur Bali komplit. Nggak lama kemudian, seporsi nasi Bali datang ke meja dan ... porsinya luar biasa buat saya. Se-luar biasa apa porsinya? Jadi gini, saya makan nasi Bali ini jam 10 pagi, kemudian ke sana-kemari, jingkrak-jingkrak di Soundrenaline, sampai lupa makan siang dan makan malam. Baru lapar lagi jam 01.00 pagi besoknya. HAHAHAHAHA. Tentu saja deskripsi ini nggak bisa dibilang valid karena faktor orang lupa waktu biasanya juga lupa lapar. Tapi ya segitu itu kenyangnya.

nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,


Satu porsi nasi Bali ini isinya macam-macam. Dua kali saya ke sana, isinya kok beda-beda ya? Mungkin mengikuti ketersediaan :")

Ini foto dua kali saya makan di nasi ayam kedewatan. Yang selalu ada: ayam suwir, urap kacang panjang, teri kacang goreng, seperti kresengan ayam dan ati (saya ngga tahu namanya), sambal. Di foto yang pertama, ada telur dan tum ayam. Di foto kedua, nggak ada, gantinya kulit ayam. Duh padahal saya suka banget tum ayamnya. Mungkin karena kunjungan kedua saya itu masih pagi, jadi masih ada yang belum matang 'kali ya ... Kalau nggak salah saat bayar ke kasir, sate lilitnya malah baru matang. Sayang sekali ...

Baca Juga: Paras Paros Marina Lodge, Menghabiskan Sore di Pulau Serangan

nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,

nasi ayam kedewatan, nasi ayam bu oki, nasi campur ayam, nasi campur bali, nasi ayam kedewatan denpasar, nasi ayam kedewatan ibu mangku, kuliner di denpasar, kuliner halal di bali, nasi campur halal di bali, nasi campur bali peneleh,

Secara rasa, kalau saya sih cocok. Bumbunya berani dan semua makanannya cenderung asin, lidah Jawa Timur sih suka. Hanya saja krengsengannya sering keras gitu daging dan atinya. Favorit saya teteup: tum ayam!

Seporsi nasi campur Bali komplit gini dihargai sekitar Rp25.000. Untuk minumannya mulai dari Rp5.000 sampai Rp15.000. Ada juga snack-snack seperti kerupuk, emping, kacang-kacangan dan es krim di dekat kasir.

Kalau ke Bali dan mau mencari makanan yang halal, saya merekomendasikan mencicipi nasi ayam kedewatan Bu Mangku ini. Selain di Denpasar yang jadi langganan saya, ada juga di Ubud dan Seminyak. Nggak sulit ditemukan 'kan?

Baca Juga: Nge-brunch di Livingstone, Seminyak

Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku - Denpasar
Hari/jam buka: Senin-Minggu, 08.00 - 21.00
Harga: start from Rp5.000 (minuman), Rp25.000 (makanan)
Alamat: Jl. Tukad Badung No.11, Renon, Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80234


Dino Park Jatim Park 3: Serasa Kembali ke Zaman Purbakala

$
0
0
Saya cukup amazing kalau ketemu anak-anaknya teman-teman saya yang masih balita tapi sudah fasih betul sama yang namanya dinosaurus. Bisa hapal jenis-jenis dinosaurus bahkan tahu jenis yang herbivora, karnivora, omnivora. Luar biasa balita-balita masa kini, saya dulu hafalnya cuma si Unyil :))

Nah, sekarang pengetahuan saya soal dinosaurus sudah diupgrade berkat menjelajahi Dino Park Jatim Park 3. Dino Park ini adalah salah satu theme park di Jatim Park 3 yang baru saja dibuka bulan November 2017 lalu.

Mungkin awalnya saya pikir theme park ini bakal cocok buat anak-anak aja. Eh ternyata nggak juga lho. Orang-orang dewasa pun bakal excited kalau masuk ke theme park ini. Gimana nggak? Begitu masuk kita akan disambut dengan beberapa replika dinosaurus yang bisa bergerak-gerak. Meskipun keliatan gerakannya masih kaku, tapi secara tekstur kulit dan sebagainya, replika dinosaurus ini mirip dengan aslinya (kayak pernah ketemu dinosaurus aja, Wind :P)

dino park, dino park jatim park 3, dino park batu, jatim park 1, jatim park 2, jatim park group, eco green park, museum satwa, secret zoo, galeri musik dunia, wisata di batu,
Rawr, rawr (artinya: Selamat datang, mau pesen minum apa?)
Di lantai pertama ini kita langsung bisa melihat fosil-fosil berbagai jenis dinosaurus yang pernah hidup di bumi. Amazingnya, fosil-fosil ini dibuat dengan skala 1:1, jadi ya guedeeee banget!

Selain lihat fosil, di lantai pertama kita bisa melihat peta penyebaran dinosaurus di mana saja saat spesies ini masih menghuni bumi. Kemudian ada juga info soal jenis diet dinosaurus alias makanan yang dikonsumsi masing-masing jenis dinosaurus. Yaa, dinosaurus pun diet lho, yang nggak diet 'kan Winda Carmelita :))

Baca Juga: Halloween Bareng Geng Sis Kunti di Museum Angkut

dino park, dino park jatim park 3, dino park batu, jatim park 1, jatim park 2, jatim park group, eco green park, museum satwa, secret zoo, galeri musik dunia, wisata di batu,
Maaf , Dino-nya yang di belakang ya
Dari lantai pertama ini, kita bisa turun ke basement untuk menjelajahi Zona Lima Zaman. Di zona ini, kita akan berkeliling naik kereta yang membawa kita menjelajahi perubahan kehidupan makhluk dan hewan-hewan purbakala. Jadi kita akan nonton film pendek terlebih dahulu tentang bagaimana awalnya dinosaurus hidup kemudian punah karena beberapa faktor, salah satunya karena jatuhnya meteor yang membuat bumi dan isinya hancur. Kemudian kereta bergerak pelan dan membawa kita menjelajah rute pendek sambil diiringi narasi.

Yang nggak ada: dinosaurus zaman now

Dari Zona Lima Zaman, kita menuju ke daerah di mana patung-patung dinosaurus beraneka ukuran dipertontonkan. Di area Live With Dino ini dinosaurus diceritakan sebagai makhluk mitos pada masanya, misalnya sebagai alat transportasi.

dino park, dino park jatim park 3, dino park batu, jatim park 1, jatim park 2, jatim park group, eco green park, museum satwa, secret zoo, galeri musik dunia, wisata di batu,

Area Live With Dino ini menarik banget buat foto-foto karena Instagramable. Banyak lorong-lorong yang mengingatkan saya sama setting filmnya Aladin. Ada pula semacam mini amphiteater yang mana ada air mancur mini dan panggung. Di panggung ini setiap sore ada pertunjukan belly dance lho.

dino park, dino park jatim park 3, dino park batu, jatim park 1, jatim park 2, jatim park group, eco green park, museum satwa, secret zoo, galeri musik dunia, wisata di batu,
Kenapa gitu tangannya kaya SNSD mbak?

Kelar dari sini, perjalanan sudah berakhir deh. Tapi kita bisa beli oleh-oleh di toko yang letaknya di akhir perjalanan. Saya sempat lihat beberapa barang di sana dan surprisingly harganya cukup murah untuk ukuran toko oleh-oleh di tempat wisata. Mau cari segala per-dinosaurus-an juga ada. Bahkan ada Queen Apple spesial rasa dinosaurus edisi Dino Park :))

Nah, karena batere kamera saya kembang kempis, ada yang kefoto, ada yang nggak, silakan tonton video highlight perjalanannya di sini:



Untuk masuk ke area Dino Park ini, dikenai tiket masuk Rp100ribu. Harga ini masih harga perkenalan lho. Buat lebih lengkapnya bisa intip di sini:


Baca Juga: Jalan-jalan Cantik Ke Eco Green Park

Worth it gak Wind, masuk ke sini? Menurut saya sih, worth it kalau ajak anak-anak liburan ke sini, karena gak cuma dapat fun-nya, tapi juga banyak pengetahuan yang disajikan secara menarik dan nggak ngebosenin.


Dino Park (Jatim Park 3)
Jalan Raya Ir. Soekarno No.144, Beji, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur 65236
Jam buka: 10.00 - 22.00

Resep Cara Membuat Sambal Goreng Kentang Ati Ayam (Pakai Santan)

$
0
0
resep sambal goreng kentang, resep sambal goreng ati, cara membuat sambal goreng kentang, cara membuat sambal goreng ati, sambel goreng, resep sambel goreng, sambal goreng tempe, sambal goreng tahu, sambal goreng udang, sambal goreng pete, sambal goreng petai,


Gak tau kenapa, saya tuh paling suka kalau makan nasi berkatan. Sesuai namanya ya, nasinya aja penuh berkat. Padahal nasi berkatan juga isinya sama aja kayak beli nasi campur di warung. Cuma kok terasa lebih nikmat ya? Mungkin karena dikasih dan gak bayar hahahaha ..

Di dalam nasi berkatan yang pada hakikatnya adalah nasi campur ini, ada satu menu makanan yang paling saya suka, yaitu sambal goreng kentang ati. Kadang atinya ati ayam, kadang ati sapi, kadang ada petenya, kadang nggak. Kadang bumbunya manis banget, kadang asin. Ya walau namanya sama, resepnya sambal goreng kentang ati ayam ini bisa berbeda-beda sih. Sama kayak ayam rica-rica, resepnya ada ratusan di internet.

Baca Juga: Resep Cara Membuat Oseng Tempe Kecap

Nah, karena kalau dapat di nasi berkatan itu sambal gorengnya cuma sedikit, jadi hari ini saya bikin sendiri sambal goreng kentang ati ayam dengan porsi banyak supaya puas! Saking puasnya, sampai nambah nasi putih dua kali :))

Bahan:
Kentang ukuran sedang, kupas, potong dadu
Ati ayam dan rempela, rebus sampai empuk
Serai, memarkan
Daun jeruk purut
Daun salam
Lengkuas, memarkan
1/2 cangkir santan kental

Bumbu halus: (dasarnya adalah bumbu merah)
Cabe merah besar
Cabe rawit
Bawang merah
Bawang putih (jumlahnya lebih sedikit daripada bawang merah ya)
Kemiri
Gula dan garam secukupnya

Cara membuat:

  1. Haluskan semua bumbu halus. Kalau diblender, tambahkan sedikit minyak. 
  2. Goreng setengah matang kentang yang sudah dikupas dan dipotong. Tiriskan
  3. Potong dadu ati ayam dan rempela
  4. Tumis bumbu halus dengan minyak, sampai aromanya wangi. Masukkan daun jeruk, daun salam, lengkuas dan serai.
  5. Tuangkan santan kental lalu aduk terus sampai mendidih.
  6. Masukkan kentang dan ati rempela ayam.
  7. Koreksi rasa asin-manisnya.
  8. Tunggu sampai bumbu meresap dan agak asat dengan api kompor kecil.
  9. Siap disajikan
Ada yang suka dengan santan, ada juga yang nggak pakai santan. Yang saya buat ini versi sambal goreng kentang ati ayam yang bersantan, jadi sedikit berkuah dan berminyak. Mau bikin yang kering banget, belum tahu caranya hahahaha *amatir.

Sesaat setelah makanan ini jadi dan siap menyedok nasi, saya baru ingat ... LHA PETENYA MANA? :'))

Kalau kamu suka yang kering atau yang sedikit berkuah santan gini?

Galeri Musik Dunia Jatim Park 3: Dari Memorabilia Hingga Alat Musik Langka

$
0
0
galeri musik dunia, Jatim Park 3, dino park, wahan di jatim park 3, museum musik indonesia, museum musik dunia, jatim park 1, jatim park 2, secret zoo, BNS batu, museum satwa, eco green park, museum angkut,


Di Jatim Park 3, ada satu wahana yang paling membuat saya excited, yaitu Galeri Musik Dunia. Menurut saya, Galeri Musik Dunia ini seperti Museum Angkut, yang menyerupai museum ketimbang wahana permainan. Tapi justru itulah yang membuat saya jadi penasaran sejak awal lihat teasernya dari teman-teman marketing JTP Group.

Setiap kali JTP membuat wahana semacam museum seperti ini, pasti nggak nanggung. Dan ketika saya datang ke Galeri Musik Dunia, memang terbukti semua benda-benda yang dipertontonkan di area ini adalah benda-benda yang punya nilai seni dan sejarah tinggi.

Masuk ke area Galeri Musik Dunia lantai 1, kita bisa melihat berbagai alat musik tradisi berbagai negara. Selain Indonesia, ada Timur Tengah sampai Hawaii. Sungguh saya sampai nganga karena alat musik yang dipertontonkan di sini tuh bahkan didatangkan dari negara asalnya. Nggak cuma bisa melihat bentuknya, kita juga bisa mendengarkan suaranya. Eh, tapi untuk mendengarkan suaranya, kita disuruh berdiri di bawah benda yang menggantung di langit-langit ini. Iya, ini bukan lampu lho, tapi speaker. Di bawahnya, suara bisa terdengar lebih jelas dan fokus. Yoloooh, saya sampai ndeso ngeliat benda ini :))

galeri musik dunia, Jatim Park 3, dino park, wahan di jatim park 3, museum musik indonesia, museum musik dunia, jatim park 1, jatim park 2, secret zoo, BNS batu, museum satwa, eco green park, museum angkut,


Menuju ke lantai berikutnya adalah tempat di mana kita bisa mengenal musik dari beberapa genrenya. Dari jazz, blues, rock, pop, keroncong bahkan K-pop. Nah, di masing-masing area, ada memorabilia musisi-musisi dari genre tersebut. Favorit saya sih di area jazz karena bisa nyetel vinyl yang bisa kita pilih sendiri. Kata temen saya, "Di sini udah ada bar-nya, lagunya begini, bisa nyetel vinyl, yang kurang liquornya."

galeri musik dunia, Jatim Park 3, dino park, wahan di jatim park 3, museum musik indonesia, museum musik dunia, jatim park 1, jatim park 2, secret zoo, BNS batu, museum satwa, eco green park, museum angkut,

galeri musik dunia, Jatim Park 3, dino park, wahan di jatim park 3, museum musik indonesia, museum musik dunia, jatim park 1, jatim park 2, secret zoo, BNS batu, museum satwa, eco green park, museum angkut,


Perjalanan lanjut ke bagian selanjutnya yang paling saya sukai adalah display alat musik lawas. Ya ampun, saya sampai kerasan nggak pengen pulang gara-gara kepincut music box tahun 1800-an yang masih bisa berfungsi dengan baik. Begitu pula phonograph yang masih bisa mengeluarkan suara dengan jernih. Luar biasa!

Baca Juga: Dino Park Jatim Park 3: Serasa Kembali ke Zaman Purbakala

Memang nggak semua benda di sini boleh dimainkan, dan sebaiknya dimainkan kalau ada petugasnya saja. Sayang kalau dioperasikan dengan gradakan oleh banyak tangan, kemudian rusak. Benda-benda ini langka sekali dan nilai sejarahnya tinggi. Pengen banget nyulik music boxnya pulang, 'kan cakep kalau diputar pas malam Natal biar berasa Natalannya di Eropa :))

galeri musik dunia, Jatim Park 3, dino park, wahan di jatim park 3, museum musik indonesia, museum musik dunia, jatim park 1, jatim park 2, secret zoo, BNS batu, museum satwa, eco green park, museum angkut,




Galeri Musik Dunia saat ini baru selesai 80 persen. Nantinya bakal ada mini concert hall di dalamnya, area genre dangdut dan di beberapa bagian kita bisa menikmati live music sesuai genre (misalnya, keroncong). Pastinya alat-alat musik dan koleksi memorabilia serta rilisannya semakin lengkap.

Oh iya, untuk tiket masuknya saat ini sedang ada diskon 30% menjadi Rp30.000. Harga normalnya nanti Rp50.000 per orang. Mumpung masih diskon, nggak ada salahnya dicoba ;)



Nah, kalau pengen tahu seperti apa sih suasana di dalam Galeri Musik Dunia, saya rangkum dalam video berikut ini:



Galeri Musik Dunia Jatim Park 3
Lokasi: di dalam area Jatim Park 3, lantai 1
Jam buka: 10.00 - 22.00
HTM: Rp50.000 (harga perkenalan diskon menjadi Rp30.000)




Resep Cara Membuat Chicken Teriyaki Rice Bowl

$
0
0
resep ayam teriyaki, chicken teriyaki, rice bowl, ayam teriyaki, resep ayam teriyaki, cara membuat ayam teriyaki, ayam rica-rica, ayam rica, mangut, spicy chicken

Saya anaknya pemakan nasi banget. Daripada ngemil lebih cenderung suka makan besar *makanya mengembang sempurna gini heheheh  Nah, salah satu makanan yang saya suka itu nasi dengan lauk yang kaya bumbu dan cenderungnya bukan kuah kaldu. Semacam mangut, spicy chicken, ayam rica-rica dan sebagainya.

Karena iseng di kulkas punya paprika dan dada ayam, beberapa waktu yang lalu saya masuk dapur dan mencoba membuat teriyaki chicken rice bowl sendiri di rumah. Modalnya cuma Rp25.000 buat ayam, paprika dan segala bumbu-bumbunya. Bisa dimakan untuk berdua. Murah banget ketimbang jajan di cafe.

Bahan: (seperti biasa nggak pakai takaran ya heheheh)
Dada ayam fillet, potong dadu
Paprika hijau (boleh diganti cabai hijau juga enak kok)
Bumbu teriyaki siap masak (saya pakai yang Saori, murah meriah)
Bawang bombay (karena saya suka bawang bombay, saya pakai 1 utuh besar untuk 2 porsi)
Minyak wijen
Lada
Garam
Gula
Mentega untuk menumis

Pelengkap:
Wijen sangrai

Cara Membuat:
  1. Rajang bawang bombay, tumis dengan mentega sampai aromanya harum
  2. Masukkan dada ayam yang sudah dipotong, aduk-aduk sampai setengah matang
  3. Masukkan paprika, aduk lagi. 
  4. Tambahkan bumbu teriyaki, lada, garam, gula dan minyak wijen. Oseng-oseng sampai matang sempurna.
  5. Siap disajikan dengan nasi putih. Jangan lupa taburi dengan wijen sangrai dan daun bawang.
Gampang 'kan? Super yummy!

Resep Cara Membuat Soto Ayam Rumahan

$
0
0

resep soto ayam

Sudah lebih sebulanan ini, saya disiksa sama sakit akibat gigi geraham yang sundul-sundulan. Setelah drama abses, kemudian cabut gigi yang gagal dan masih luar biasa sakitnya padahal sudah disuntik bius lokal sampai 3 kali akhirnya kesimpulannya adalah saya harus bedah mulut. Huhuhu ...

Drama pergigi-an ini memang menyebalkan. Sudah mahalnya gila-gilaan, part yang bikin menyesal adalah jadi susah makan. Ini sih sebetulnya bagian yang paling tidak menyenangkan soalnya saya rakus perut lapar tapi jadi nggak nafsu makan karena giginya nyut-nyutan. Mungkin seumur hidup baru pada fase ini saya merasakan yang namanya malas makan. Tapi kudu makan, karena minum obat-obatan yang beberapa cukup keras kandungannya.

Akhirnya, demi menjaga stabilitas negara dan sisa-sisa gigi yang masih berfungsi, saya makan yang lunak-lunak dan berkuah. Sudahlah, ini benar-benar melanggar prinsip seorang Winda Carmelita itu makan yang berkuah-kuah, karena saya adalah penggemar gorengan. Setelah beberapa hari memaksakan mengunyah yang bergoreng-goreng, akhirnya saya menyerah dan masak soto deh. Kebetulan nyetok paha ayam dan nggak tersentuh selama sakit gigi. Daripada mubazir, mari dikaryakan.

Bahan: (seperti biasa, saya masaknya nggak pernah menakar)
Paha ayam (boleh pakai dada ayam atau sayap ayam)
Soun kering, rendam dalam air panas sampai lembut
Kecambah
Kol
Telur, direbus matang
Seledri
Daun bawang
Serai
Lengkuas
Daun jeruk
Daun salam
Bawang merah dan bawang putih goreng

Bumbu halus:

Bawang merah
Bawang putihGaramJaheMericaKemiri Kunyit

Cara Membuat:
  1. Rebus paha ayam dengan api kecil. Sisihkan kaldunya. Goreng ayamnya sampai matang, tapi jangan terlalu garing. Suwir-suwir kecil.
  2. Haluskan semua bumbu halus, kemudian tumis dengan sedikit minyak hingga aromanya harum
  3. Masukkan bumbu halus ke dalam kaldu ayam tadi. Tambahkan serai, lengkuas, daun jeruk dan daun salam. Aduk-aduk sampai aromanya wangi.
  4. Tambahkan gula dan garam, cicipi sampai rasanya sesuai selera.
  5. Tata di mangkok: soun rebus, telur rebus, suwiran ayam, rajangan kol dan kecambah. Siram dengan kuahnya. Taburi bawang merah goreng, bawang putih goreng dan daun bawang rajang supaya lebih sedap.
Siap deh disantap dengan ... nasi (... tim ... Huhuhu seenak ini sotonya makannya harus sama nasi tim 'kan sedih ya).


resep soto ayam

Sebetulnya nggak terlalu repot sih masak soto ini. Apalagi sekarang sudah banyak yang jual bumbu soto instan. Bahkan di toko online yang menjual sembako, saya sering melihat bumbu-bumbu siap masak seperti ini dijual. Ini kebetulan aja lagi agak rajin jadi diniatin ngulek. Kalau mau praktisnya ya pakai bumbu instan.


Eh, soto di Indonesia itu 'kan banyak banget ya jenisnya. Dari infografis yang saya dapatkan dari Beritagar, setidaknya ada 60++ per-soto-an yang tersebar di seluruh Nusantara. Kalau saya suka banget soto Madura, terutama soto di Pasar Senen, Bangkalan, Madura. Soto ini deket banget sama rumah temen saya, Tutik. Aslik, enaknya nggak ada obat deh. Kalau kamu paling suka soto apa?
Viewing all 436 articles
Browse latest View live