Quantcast
Channel: hellowind
Viewing all 436 articles
Browse latest View live

Butuh Stok? Ini Nih Makanan-Makanan Yang Bakal Tahan Lama Dibawa Merantau

$
0
0


Untuk sosis, ham dan bakso, pengawet makanan food grade dapatkan di Markaindo.co.id| Image taken from pixabay.com

Saya lagi seneng-senengnya lihat vlog-vlog di Youtube. Salah satu channel yang saya sukai itu adalah channelnya Almeida Kezia. Jadi, Eda dan suaminya, Romeo, tinggal di Anaheim, USA. Vlog mereka kebanyakan isinya belanja, masak, belanja, masak ... sesekali ada tutorial make up sih, tapi mostly mereka menunjukkan kegiatan sehari-harinya, yaitu masak! :))

Meskipun isi vlognya didominasi sama masak-memasak, saya tetap menontonnya dan excited setiap kali ada video baru. Soalnya saya suka kepo saat mereka berbelanja di supermarket di sana. Penasaran gitu, ternyata di sana ada cabe ijo yang mirip sama di Indonesia, tapi bukan cabe ijo segede-gede yang di pasar kita sih. Kalo ga salah cabe ijonya di sana diganti sama green jalapeno pepper gitu ...

Nah, setiap kali masak, Eda selalu bilang kalau dia kangen makanan Indonesia. Sampai-sampai kebanyakan video masak-masaknya pun masak makanan Indonesia lho. Mirip banget sama teman-teman kecil saya yang (dulunya) kuliah di luar negeri. Rata-rata mereka pasti kangen sama yang namanya sambal, apalagi sambal terasi.

Dulu setiap kali pulang kuliah, sekitar tahun 2009-2011-an, saya sering banget chattingan di YM sama temen saya namanya Febri (yang waktu itu kuliah di Aussie). Kita kalo chat macam nggak kenal waktu, dari siang sampai malam. Jadinya si Febri tau saya lagi makan siang apa sama makan malam apa :))
"Feb, bentar aku tak ambil makan dulu.""Kamu makan apa?""Balado terong.""Lhoooo, aku mauuu, aku suwe nggak makan sambel-sambelan."

Sebetulnya di Australia sana sih ada yang jual sambal Indonesia botolan, misalnya sambal Bu Rudy. Tapi tetap paling enak memang sambal yang fresh,daripada yang dimasukkan botolan. Apalagi kalau sudah dikemas gitu, sedikit banyak ada pengawet makanannya 'kan?


Abon sapi, salah satu bentuk makanan yang diawetkan dengan cara alami | Image taken from arabic.alibaba.com

Kebanyakan dari kita biasanya langsung 'ngeri' begitu mendengar kata 'pengawet' yang ditambahkan ke dalam makanan. Eh tapi sebetulnya pengawet makanan itu banyak jenisnya lho. Gak selalu yang berbahaya dan yang sering dibicarakan di program acara investigasi itu. Pengawet makanan ada yang alami, ada yang buatan. Makanan-makanan seperti terasi, ikan asin, selai, serundeng, kering tempe pun pakai pengawet makanan. Bedanya kalau makanan-makanan yang saya sebutkan ini diawetkan memakai bahan alami garam, gula pasir atau gula merah. Ketiga bahan ini merupakan bahan alami yang bisa mempertahankan kualitas makanan sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Makanya, kalau dari Indonesia pada balik ke negara masing-masing, teman-teman saya biasanya nyetok makanan-makanan ini untuk dibawa.

Selain pengawet makanan yang alami, ada juga yang diawetkan dengan menambahkan fosfat ke dalamnya. Produk fosfat dan keturunannya ini aman dikonsumsi kok, karena food grade. Biasanya yang banyak digunakan itu merk CFB Chemisce Fabrik Budenheim. Nah pengawet makanan food grade bisa didapatkan di Markaindo.co.idya, biar nggak salah beli fosfat yang berbahaya.

Sebenarnya fosfat adalah komponen alami yang ada hampir pada semua jenis makanan. Yang saya baca dari sumber markaindo.co.id, memang benar sih, fosfat itu umum digunakan untuk pengembang dan emulsifier kue. Nah, untuk membeli fosfat atau pengawet makanan food grade bisa didapatkan di Markaindo.co.id.Tapi ingat, kalau mau pakai fosfat ini harus takarannya sesuai agar bisa diterima tubuh manusia, bukannya malah jadi racun.

Saya, yang notabene lidahnya nJowobanget, kadang ngebayangin kalau tinggal di luar negeri yang jauuuh banget, misalnya di Iceland, merana 'kali ya? Wong saya sukanya makan terasi, dicampur sama nasi putih :| Kira-kira, di Iceland, apa ada yang jual terasi?



#ThisIsHow I Learned To Build A Life: Belajar Kehidupan Dari Lagu-Lagu OASIS

$
0
0
oasis, blur, radiohead, lirik oasis, lirik blur, lirik radiohead, britpop, lagu 90an
OASIS | Image taken from mojo4music.com
Mbook, aku sungguh rindu menulis di sesi After Lunch Music. Karena di sesi ini saya yakin yang baca dikit, tapi saya jadinya merasa bebas nulis apa saja kalau seputaran musik. :')

Yang lahir dan besar di era 90-an, pasti merasa terpaan band britrock atau britpop pada masa itu lagi kenceng-kencengnya. Tiap geser gelombang radio, lagunya OASIS, Blur, Suede, Manic Street Preachers dan ... jangan lupa sang legenda, Radiohead, merajai setiap tangga lagu di masa itu.

Saya lahir di era 90-an, jadi bisa dibilang waktu tahun 90-an saya masih piyik. Saya emang generasi 2000-an, gedenya di tahun 2000an. Tapi di tahun 90-an sampai awal 2000-an, hobi saya selain ngempeng dot dan guling yang bau iler adalah tidur bareng radio. Tentunya mendengarkan musik-musiknya kakak-kakak di waktu itu adalah lullaby tidur siang buat saya.

Nah, salah satu band britpop yang saya puja-puja adalah OASIS. Band asal Manchester yang lahir samaan tahunnya sama saya (1991) ini emang membekas banget di hati. Ngaku lah, siapa yang sampai sekarang kalau dengerin Don't Look Back In Anger ikutan sing along? Aku puuun!! Sayangnya ya di tahun 2009 mereka bubar grak dan pada sama-sama kerasnya sih si Noel sama Liam. Ini dua bersaudara hobinya bersitegang mulu, kayak mau balikan, kayak enggak .. Saya jadi ikutan resah melihat keresean mereka berdua *lha ngapain kamu yang ikutan bingung Wind -_-*

Kali ini, saya gak mau bahas tentang band ini dari sisi nostalgianya atau intriknya yang embuh sampai kapan bakal berakhir. Tapi bagaimana OASIS mengubah hidup dan cara pandang saya terhadap kehidupan ini. Tsah, gile ya, idup diubah sama band. Padahal kata Mas Noel, "Please don't put your life in a hand of a rock 'n roll band ..." :)) Tapi ini benar-benar terjadi, ketika saya memutar lagu demi lagu OASIS, saya merasa seperti:


Wah, ini aku banget!





OMG, bener banget!


 Yaampun, OASIS, you sum up my life bener-bener deh!



Half The World Away, saat merasakan quarter life crisis

Di usia 25-an, hidup naik-turun begitu hebat seperti roller coaster buat saya. Melihat dan mengingat apa yang sudah terjadi, sebetulnya saya pernah pada tahapan gak kerasan. Pengen banget meninggalkan kota ini, untuk membangun kehidupan baru. Tapi saya nggak bisa, karena keadaan gak mengijinkan. Rasa marah, jatuh dan jauh bercampur aduk dengan ketidakberdayaan. Ini lagu yang sangat sukses mewakili perasaan saya yang seperti itu.



"I would like to leave this city
This old town don't smell too pretty and
I can feel the warning signs running around my mind
And when I leave this island I'll book myself into a soul asylum
'Cause I can feel the warning signs running around my mind
So here I go, I'm still scratching around in the same old hole
My body feels young but my mind is very old
So what do you say?
You can't give me the dreams that are mine anyway
Half the world away, half the world away
Half the world away
I've been lost I've been found but I don't feel down"

D'yer Wanna Be A Spaceman, saat dewasa makin bayak mimpi dan harapan kita yang tidak terkabul

Saat kecil, pengen buru-buru jadi orang gede. Saat udah gede, pengen balik jadi anak-anak aja. Well, lagu ini benar-benar bercerita dengan sempurna bagaimana kehidupan dan mimpi-mimpi kita berubah seiring kita semakin dewasa. Memang benar ya, semakin dewasa akan semakin banyak mimpi dan harapan kita yang tertunda, bahkan tidak terkabul. Dulunya pengen jadi astronot, ternyata Noel dan sahabatnya malah terjebak pekerjaan demi membayar tagihan-tagihan. Akupun, pengen jadi pramugari, tapi .. ah, sudahlah. Tapi kalau kata Noel sih, "But if you wanna be a spaceman, it's still not too late .."



"You got how many bills to pay
And how many kids
And you forgot about
The things that we did
The town where we're living
Has made you a man
And all of your dreams
Are washed in the sand 
It's funny how your dreams
Change as you're growing old
You don't wanna be no spaceman
You just want gold
Dream stealers
Are lying in wait
But if you wanna be a spaceman
It's still not too late"
Baca Juga: Semakin Dewasa, Mengapa Makin Takut Bermimpi? 


Take Me Away, saat kamu ingin menenangkan diri dan membangun hidupmu lagi

I've been in these situation. Saya pernah ceritakan di post yang ini. Pecah hancur berkeping-keping, bahkan saat itu yang saya pikirkan adalah "Kalau saya di-xxxxx, nanti saya mau makan apa? Mau menopang hidup pakai apa?" karena saya ragu apakah bisa lanjut atau tidak. Segala kekhawatiran, apalagi sepeninggal almarhum Papa, membayang di kepala. Tapi saya gak butuh pegangan dari orang lain, karena sebetulnya saat itu yang saya butuhkan cuma menenangkan diri dan merancang hidup lagi. Setelah (di)hancur(kan) (orang lain). Sekarang? I'm totally happy with my life! Thanks OASIS, you're the one that saved me :))



"'Cause in my soul we know where we're goin
We're goin where the grass is green,
the air is clean and the good times are growin'
So take me away
Just for today
Cos I'm sat here on my own
I'd like to be
Under the sea
Where they'd probaly need a phone"

Idler's Dream, saat kamu berada di ambang batas kepercayaan

Percaya bahwa hidup itu baik, percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, percaya bahwa Tuhan benar-benar ada (I do!). Interpretasi mungkin bisa berbeda-beda sih, tapi bagi saya lagu ini ingin menceritakan tentang pertemuan yang sempurna dengan seseorang yang kita cintai yang sudah di surga (or maybe, God?), di dalam mimpi kita. Ketika membuka mata, well, semuanya menghilang ..



"I'll meet you on a day that never ends
I'll greet you in the way that heaven meant
You lay me down gently on the leaves
You cover me over in my sleep
I never did sing I wish I could
I never could pray cos it's just no good
I hope you don't break my heart of stone
I don't wanna scream out loud and wake up on my own"

You've Got The Heart of A Star, saat kamu .. gak PD sama dirimu sendiri

Sering banget seperti ini, meski sudah mendengarkan You've Got The Heart of A Star nyatanya saya juga gak PD-PD amat orangnya :') Mungkin masih ada sisa-sisa di masa lalu, labelling, perkataan orang-orang yang "Winda-orangnya-paling-gak-enak-lah", "Kalo-aku-jadi-Winda-sih-kamu-pasti-akan-aku-bla-bla-bla" dan sebangsanya. Iya, aku orah PD, rek, aku wis paham ndak perlu mbok rasani .. eh, mbok kandani :))



"You can only be what you are
You've got the heart of a star
But the light never hits you
So be all you can and just hold up your hands
Someday you'll understand
Why life never kissed you
And I said come on - come on my brothers and sisters..."
Baca Juga: Tak Hanya Bekerja, Tetapi Berkaryalah

Sebagian besar lagu pilihan di atas ini adalah lagu-lagu B-sides-nya OASIS. Alias lagu yang gak dijagokan masuk ke album. Tapi lha justru buat saya ini enak-enak pake banget. Bapak Noel Gallagher bagi saya adalah salah satu pencipta lagu yang jagoan dan nggak tergantikan.

Sebetulnya masih banyak, tapi kalau di post ini bakal kepanjangan. Yawis, kapan-kapan saya sambung lagi ya~

Pengen Liburan Ke Bandung, Ke Mana Ya?

$
0
0
Pagi tadi, saya iseng-iseng scrolling Instagram sambil sarapan. Gak sengaja ngelihat postingan seseorang di kolom 'Discovery' yang isinya adalah foto di Jalan Braga, Bandung. Sebagai orang yang kalau jalan-jalan ke luar kota lebih suka 'jalan' daripada naik kendaraan, saya kepincut gitu ngelihat foto Jalan Braga yang bersih dan ikonik banget.

Huh, sayangnya saya belum pernah sekalipun ke Bandung. Padahal konon udaranya gak jauh beda sama Malang. Suasana dan landmarknya pun hampir mirip. Ngeliat Jalan Braga, mungkin kalau di Malang mirip kayak Jalan Kayutangan yang jadi maskot kota ya? 

Baca dari berbagai sumber, ternyata sebutan kota kembang diprakarsai pertama kali di Jalan Braga yang panjangnya tak lebih dari 700 m ini . Di jalan ini pula berdiri bangunan dan ruko – ruko berarsitektur Hindia – Belanda. Sampai saat ini jalan tersebut tetap kental dengan gaya  Hindia – Belanda walaupun sudah banyak perbaikan. Di jalan ini juga kita bisa melewati Jalan Asia Afrika dan menyambangi Balai Kota. Saking unik dan bersejarahnya, kawasan bergaya kolonial ini menjadi incaran kaum muda – mudi untuk ngumpul bareng dan juga hunting foto. Asyik banget nampaknya yak ...

bandung, wisata bandung, kuliner bandung, kuliner khas bandung, jalan braga bandung
Sumber: lahiya.com
Saya pernah tuh diceritain sama teman baik saya yang kuliahnya di Bandung. Katanya, kalau ke suatu kota, belum sah kalau belum mampir ke alun-alunnya. Termasuk kalo ke Bandung, belum sah kalau belum ke alun – alun Kota Bandung yang tempatnya berada pas di depan Masjid Agung Bandung. Alun – alun kota kembang memiliki rumput sintetis yang membuat pengunjung bisa duduk bersantai bersama keluarga ataupun kerabat. Ini alun-alun yang dirombak sama Kang Emil jadi lebih taman keluarga yang nyaman itu lho ... Asli lah, kalau lihat rumput begini bawaannya pengen berguling-guling di kebun deh~ *gak usah dibayangkan lho ya x))

Kalau ingin melihat keindahan dari ketinggian, pengunjung bisa menaiki menara yang berada di sebelah utara dan selatan masjid. Menara utara bisa digunakan saat hari Sabtu&Minggu aja. Kalau hari Senin – Jumat yang dipakai adalah menara selatan. Untuk bisa sampai ke menara pengunjung harus membayar tiket masuk. yang harganya Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak – anak. Menara ini cuma mampu menampung hingga 70 orang. Jadi kita gak bisa nongkrong lebih dari 15 menit berada di atas menara itu ya ...

Sumber : initempatwisata.com
Nah, gak cuma dua tempat itu. Saya juga tergoda banget pengen ke De'Ranch Bandung gara-gara ... lagi-lagi postingan orang-orang di Instagram. Kalau di Malang punya peternakan kuda Jalibar yang letaknya di Batu, di De'Ranch Bandung yang letaknya di Jalan Maribaya, Lembang ini kita juga bisa menunggang kuda kayak cowboy-cowboy gitu. Kalo ke sana mungkin saya bakal bawa si Archie, guitalele kesayangan. Biar kayak-kayak Bob Dylan gitu lo x)) *emang Bob Dylan naik kuda?*

Untuk dapat berkuda pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 20.000. Selain itu, disini pengunjung juga dapat berkeliling menggunakan delman atau berlatih panahan. Sebelum menikmati itu semua, penggunjung harus membayar tiket masuk dengan harga Rp 5.000 yang nantinya dapat ditukarkan dengan minuman sesuai selera. Susu sama sosis bakar kalau nggak salah sih ...

Nah, salah satu obyek wisata Bandung yang sering banget diiming-iming sama teman saya, Putra, adalah  Wisata Kawah Putih Bandung di Ciwidey. atau lebih sering disebut Kawah Putih Ciwidey. Namanya kawah putih, karena tanah sekitaran lokasi ini berwarna putih, bahkan air danaupun berwarna putih ke-hijauan. Kok bisa? Menurut cerita, ini disebabkan karena kandungan belerang yang terdapat di dalamnya, sehingga setiap pengunjung sebaiknya memakai masker untuk keselamatan soalnya uap yang ditimbulkan dari belerang dapat menyebabkan sesak nafas. Tapi meskipun berisiko gitu, tempat ini laris-manis jadi tempat shooting film dan prewedding lho. Saya beberapa kali lihat FTV shootingnya di Kawah Putih Ciwidey sini.

Eh iya, wishlist satu lagi kalau ke Bandung adalah pengen banget ke Gunung Tangkuban Perahu. Inget cerita Sangkuriang doooong~ Kalau gak salah inget, nama ini diambil karena bentuknya yang seperti perahu terbalik. Selain ngelihat dinding – dinding kawah yang amazing, kita juga dapat melihat kepulan asap secara langsung yang keluar dari dalam kawah. Tangkuban Perahu punya tiga kawah, yaitu Kawah Putri sebagai kawah terbesar, Kawah Upas, dan Kawah Domas.

Sama seperti Kawah Putih Ciwidey, kalau ke Gunung Tangkuban Perahu jangan lupa pakai masker ya. Alasan ini semua demi kesehatan dan kenyamanan selama berlibur. Namun jangan khawatir jika pengunjung tidak memiliki masker maka sebelum memasuki kawasan ini anda dapat membelinya, karena banyak pedagang yang menyediakan masker untuk wisatawan.

Sumber : Traveloka.com

Terus, mulailah sesi galau, kalau ke Bandung, mau bobok di mana? Kalau dulu sih, masih ada beberapa teman SMA yang kuliahnya di Bandung. Sekarang mah sudah pada lulus dan terpencar-pencar. Kayaknya saya gak punya teman dekat yang tinggal di Bandung deh *hiks.

Di sekitaran Braga situ ada beberapa hotel ya. Salah satunya yang saya tadi gugling-gugling sambil ngayal babu adalah Hotel Gino Feruci Braga. Hotel ini kelas bintang 4 (empat) dan fasilitasnya oke juga. Servicenya selama 24 Jam, Wi-fi, kolam renang, bahkan layanan antar jemput bandara juga ada. Ah, aku anaknya anak shuttle-car banget, pelit hahahha ... Harganya sih masih masuk akal ya, mulai Rp. 450.000/hari. Terus tempatnya dekat sama pusat perbelanjaan seperti Braga City Walk, Gedung Merdeka, & juga Landmark Building. Semacem kalo clueless mau ke mana, bisa lah jalan-jalan sekitar hotel aja lihat tempat-tempat bersejarah.

Nah, kalau jalan-jalan pastinya gak mungkin kalau gak cicip-cicip makanan khas. Lha wong itu kok sebenarnya tujuan utamanya :)) Katanya sih suruh nyobain ke Paskal Food Market soalnya di sini ada 100 penjual dalam satu lokasi dan menjual secara bersamaan. Hyaaah, saya gak kenal diet, saya menyerah pada nasib deh! Kebayang ya, ada makanan khas Bandung, makanan tradisional hingga makanan dengan cita rasa internasional seperti Jepang dan Korea, ada di depan mata, jejer-jejer memanggil minta diselamatkan ... ((DISELAMATKAN)) alasaaan banget gak sih hahaha ... Di sini juga terpantau sih murah-murah, mulai Rp. 10.000-an.

Kalau ke Bandung, saya pasti-dijamin-100-persen bakal nyari Nasi Tutug Oncom. I'm craving for oncom soalnya di Malang nggak ada buuu yang namanya Oncom. Saya sampe pernah wawancara Mama karena penasaran sama oncom hahaha ... Makanan satu ini dimasak dengan cara nasi dicampur oncom lalu dibakar trus dimakan bareng sambal serta sayuran. Sepasang dengan nasi tutug oncom, minumnya juga harus khas Bandung dong, yaitu Bajigur. Minuman ini favorit banget, beberapa kali minum bajigur ala cafe di Malang. Tapi gak lengkap lah kalo gak pernah minum langsung dari tanah Sunda. Apalagi malam hari atau saat sedang hujan ... cocok bangeeet, soalnya bajigur itu terbuat dari campuran jahe, santan, gula merah dan pelengkap lainnya ... Bikin badan jadi hangat, walaupun hati sedang membeku pilu :')

Eh, biasanya kalau oleh-oleh dari Bandung itu peuyeum ya? Serius, waktu kecil saya gak paham peuyeum itu apa. Kukira semacam kerupuk hahaha .. Baru tau peuyeum itu semacam tape karena dibawain oleh-oleh sama Papa, beberapa keranjang sampai bingung makannya. Tapi sebenernya sih kalau oleh-oleh khas daerah, saya lebih suka yang 'gak bakal habis dimakan'. Misalnya tas anyaman khas Lembang Bandung. 'Kan bakal awet, dipake atau dipajang terus hahaha *sumpah Winda orangnya gak mau rugi banget*

Astaga, nulis begini aja saya rasanya udah kayak pengen packing trus berangkat ke stasiun Kota Baru, cari tiket KA Malabar go show gitu huahahahaha ... Kayak boss besar aja, bisa libur sewaktu-waktu lagaknya. Konon, kita harus sering ngayal-ngayal babu dulu, biar suatu hari kalau terkabul sudah nggak kaget hehehe ... Jadi biarkan saya berkhayal pergi ke Bandung dalam minggu ini sambil ngitung jatah cuti, mengumpulkan pundi-pundi berlian dan memohon izin pada ibu suriku tersayang, "Mah, apa hukumnya jika seorang gadis terus bekerja tanpa pernah berlibur, Mah?" :)) *dikata mamanya Mamah Dedeh 'kali ..

Anti-Ruwet dan Anti-Repot Dengan Aplikasi MyJNE

$
0
0
JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
Aplikasi MyJNE | Image taken by Winda Carmelita
Sejak bekerja, rasanya badan saya sudah nempel senempel-nempelnya sama yang namanya smartphone dan komputer. Sepaket dengan itu, saya pun rasanya gelisah kalau nggak ada koneksi internet. Lha gimana, mulai dari pekerjaan, ngeblog, membuat konsep, baca buku, nonton film sampai urusan belanja dan pesan makanan, semua dilakukan menggunakan internet, melalui smartphone dan komputer.

Bukannya malas sih (tapi iya, karena malas sih sebenarnya hahaha ... ), tapi sejak akrab dengan dunia digital, saya merasa hidup jadi lebih simpel hanya dengan satu klik di genggaman.  Tinggal duduk manis, kemudian ada kurir ketok pintu rumah, barang diantar deh! Berasa dikasih surprise tiap hari, padahal barangnya juga kita-kita yang beli sendiri. Delusi banget ya :))

Tapi, beberapa waktu yang lalu, saya kesel juga sih perkara belanja online dan pengiriman barang ini. Jadi ceritanya, saya lagi butuh beli gorilla pod. Searching-searching, eh ... ada juga yang jual dengan harga yang murah. Langsung saya mengorder deh. Gak lama, setelah transfer, saya dapat notifikasi kalau barang sudah siap dikirim. Asik! Paling 2-3 hari nyampai lah, wong dari Jakarta-Malang aja kok ..

2, 3, 5, 7, 10 hari ... barang saya gak datang-datang. Sampai hari ke-5 sih saya maklum, mungkin ada keterlambatan sedikit dari jasa pengirimannya. Tapi 10 hari gak sampai-sampai? Hmmm, mana saya butuh banget, gorilla podnya mau dipakai buat keperluan shooting. Saya miss banget nanyain nomor resinya karena abis order lalu saya keluar kota dan sibuk sendiri. Duh! Langsung saya ambil HP dan kontak sellernya.
W (Winda): "Mas, gorilla pod atas nama Winda Carmelita, Malang, nomor ordernya xxxxx, kok belum sampai ya?"
S (Seller): "Ditunggu dulu ya, Mbak, saya cek ..." (Nggak lama kemudian) "Mbak, barangnya sudah dikirim sejak 10 hari yang lalu .."
W: "Tapi di saya belum sampai Mas. Gimana sebaiknya ya? Saya minta nomor resinya deh, Mas."

Setelah diberi nomor resi, saya cek di web. Biasanya sih, asumsi saya, online shop-online shop pakai JNE buat pengiriman paketnya. Eh, tapi kok saya cek di webnya JNE kok gak ada. Aduh, mulai panik dong ... Mulai lebay, tepatnya :)) Saya kontak lagi lah itu sellernya.
W: "Mas, dikirimnya pakai pengiriman apa ya? JNE? Saya cek resinya di web kok nggak kelacak ..."
S : "Wah, bukan, Mbak, pakai xxxx ..."

xxx adalah nama jasa pengiriman yang mana saya belum pernah dengar sebelumnya. Pun teman-teman saya juga. Ngok. Kusut abis ini masalah deh ... Kira-kira kekesalan saya udah kayak gini nih:



Akhirnya, saya minta refund itu barang yang sudah bayar dan ... sudahlah, gak paham lagi barangnya nyasar ke mana. Saya order gorilla pod lagi di seller yang lain dan meminta seller untuk kirim pakai JNE yang YES (Yakin Esok Sampai) soalnya udah mepet banget, keburu dipakai.

Uangnya balik sih. Memang bukan barang besar dan harganya gak seberapa. Tapi sebelnya itu lho ... Kalau ada kejadian seperti ini memang bakal repot di seller dan buyernya. Makanya, kalau saya sih kirim barang sudah terbiasa pakai jasa JNE. Pasti sampai dengan aman, tepat di depan rumah. Meskipun gak ada orang di rumah, barang pun gak sembarangan diterimakan ke orang lain. Dikasih notes kalau pemilik rumah tidak berada di tempat dan kita diberi opsi: barang diantar atau diambil sendiri ke kantor pusat. Nggak khawatir barangnya hilang deh.


Eh, tapi sekarang kalau berkirim-kirim barang pakai JNE, gak perlu lagi repot-repot buka PC atau laptop lho buat melacak keberadaan paketan kita. Tanggal 10 Agustus 2016 kemarin, saya diundang buat ngobrol-ngobrol seru bareng team JNE di acara #KopdarMyJNE bareng blogger-blogger Malang. Di acara itu, saya baru tahu kalau JNE punya sebuah aplikasi mobile phone yang diberi namaMyJNE.




Sebagai anak yang hidupnya banyak berenang di dunia digital, saya merasa belum seutuhnya jadi manusia yang digital-savvy soalnya masih ngandelin web buat mengecek paket yang saya kirim, maupun dikirim ke saya. Kurang praktis, Bu! Repot amat hidup kamu, Wind? :)) Begitu tahu JNE punya aplikasi di Android, saya langsung download deh~ Saya gak mau lagi kejadian barang raib terjadi lagi. Bikin ruwet dan repot soalnya.

Begitu terinstall, saya penasaran banget langsung cobain fitur-fiturnya saking excitednya. Meskipun di awal-awal suka kebingungan sendiri, tapi begitu paham, rasanya gampang banget deh pakai aplikasi ini. Well, menurut saya, ada 5 hal yang menyenangkan dari aplikasi MyJNE ini.
    •  Aplikasinya Ringan Banget, Gak Makan Banyak Space di Smartphone

    JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
    Apps myJNE ini ringan banget | Image taken by Winda Carmelita
    Gak semua orang punya kapasitas smartphone yang mumpuni. Jujur nih, saya suka malas ngeinstall apps yang ukurannya besar. Apalagi bukan apps primer yang bakal setiap hari saya akses soalnya apps primer saya udah berat-berat di smartphone. Apps MyJNE ini beratnya cuma 7,3 MB. Makan space dikit banget dan sepengalaman saya pakai apps ini, nggak pernah nge-crash kok. Jadi gak usah deg-degan udah ngetik order atau nomor resi panjang-panjang, lalu appsnya maksa out *percayalah, ini sering terjadi di smartphone saya :') Sudah waktunya minta adek nih.
      • Tracking Resi dan Shipment Lebih Detil Daripada di Web pakai fitur tracking airwaybill dan MyShipment
      JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
      Track resi pengiriman pakai fitur MyShipment | Image taken by Winda Carmelita

      Urusan kirim-mengirim barang pasti nggak asing dengan yang namanya Nomor Resi Pengiriman atau Air Way Bill. Nomor resi ini jadi hal sangat penting, bisa menimbulkan perang dunia kesekian antara pengirim dan penerima barang. Pasalnya, nomor yang kode-kodenya naujubilah panjang dan acak ini adalah kode yang digunakan untuk melacak keberadaan paket kita. Seperti yang sudah saya ceritain di atas, nggak ada nomor resi atau nomor resi gak kelacak, berarti ada sesuatu yang gak beres dengan paket yang kita kirim.

      Untungnya, di fitur MyShipment-nya MyJNE ini kita bisa tracking air way bill dengan super-duper-detil. Kalau biasanya di web-nya cuma tertera lokasi terakhir, nah tracking air way bill di MyJNE ini lebih jelas. Bisa ketahuan perjalanan barang kita, dari pertama kali dikirim, lagi transit di mana, hingga sampainya di tangan kita. Nah kalau kayak begini, antara pengirim dan penerima paket gak akan salah paham dan gontok-gontokan lagi deh. Bisa ketahuan jelas jika ada yang gak beres ada di mananya.Puji Tuhan, satu penyebab perang dunia bisa diminimalisir :')

      Untuk melacak status barang, ada dua cara. Pertama, masukkan nomor resi kemudian tekan 'Search'. Cara yang kedua, buat yang matanya mulai siwer kayak saya, klik saja ikon kamera kemudian scan kode barcode yang tertera di resinya. Kalau saya sih lebih pilih opsi kedua, soalnya masukin 16 digit kombinasi angka dan huruf resi itu suka bikin frustrasi sendiri deh ...

      Nah, buat yang rutin memakai jasa pengiriman JNE, kamu harus coba fitur MyShipment deh. Pakai fitur ini, kamu nggak perlu lagi repot mengetik ulang tiap satu per satu nomor resi karena bisa status pengirimanmu beserta resinya sudah tersimpan langsung. Nyenengin banget!


      • Mengecek Tarif Pengiriman Lebih Akurat dengan MyTariff
       
      JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
      Ngecek tarif makin gampang dong | Image taken by Winda Carmelita
      Udah untungnya gak seberapa, ternyata harus nombok karena salah ngitung tarif. Saya pernah kayak gini nih waktu dulu pernah bikin usaha kecil-kecilan. Gigit jari deh, cuma karena salah memperhitungkan berat dan volume paket yang dikirim ke Jakarta. Kalau pakai fitur MyTariff ini nggak akan salah hitung deh. Tinggal masukkan tujuan pengiriman kemudian panjang, lebar dan tinggi paket yang akan dikirimkan. Klik tanda centang. Langsung deh keluar perkiraan biaya dari 3 jenis layanan JNE, yaitu OKE, REG, YES beserta estimasi kedatangannya.Menurut saya, ini ngebantu banget buat kamu yang punya usaha online shop lho, karena kamu bisa ngecek tarif dengan mudah, akurat dan gak repot karena gak harus buka web terlebih dahulu. Superb!
      • Cari tahu di mana kantor JNE terdekat dengan fitur JNE Nearby
       
      JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
      Di mana ya letak kantor JNE terdekat? | Image taken by Winda Carmelita
      Paket udah dikemas rapi, terus ... eh, baru sadar ... kantor JNE paling deket rumah di mana ya? PR banget 'kan kalau harus Googling atau malah menelusuri jalanan kota dulu buat cari kantor JNE. Nah, di apps MyJNE ini sudah ada fitur JNE Nearby. Kita bisa cek di mana kantor cabang JNE yang terdekat dengan lokasi kita saat itu. Pokoknya, tinggal nyalain GPS. Nantinya secara otomatis akan muncul ikon di lokasi-lokasi kantor cabang terdekat. 

      Buat Winda Carmelita ini perlu banget lah. Soalnya saya suka takut kalo disuruh ke suatu tempat yang saya harus nyari tempatnya dulu. Hmm, meski sudah pakai Google Maps, saya suka takut aja sih. Alhasil, pernah kirim barang dari JNE di Bunul (kantor pusatnya) soalnya satu-satunya kantor JNE yang saya tahu di sana. Padahal ih, rumah saya 8 km jauhnya dari Bunul dan di deket rumah juga ada. Ini kisah nyata lho, Teman-teman :)

      • Gak usah takut ditipu seller abal-abal. Pakai aja fitur MyCOD!
      JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
      Cash On Delivery langsung antara seller-buyer pakai MyCOD | Image taken by Winda Carmelita
      Ada gak sih yang masih khawatir sama transaksi jual-beli online? Biasanya sih takut uang yang ditransfer nyantol. Nah, cuma MyJNE yang punya fitur MyCOD. Jadi, pembeli baru akan membayar ke rider (sebutan bagi kurir JNE) setelah barang diterimanya. Rider pun akan meneruskan ke penjual setelah menerima uang dari pembeli. Untuk bisa menggunakan layanan fitur ini, antara pembeli dan penjual harus sama-sama sudah menginstall apps MyJNE dan teregistrasi ya. Jangan lupa, kalau mau order barang pakai MyCOD, top up lah dulu 'uang' di virtual account ya. 

      Alur pengiriman barang makin gampang dengan MyJNE

      Sejak ada MyJNE kirim barang bisa diperhitungkan dari rumah. Lebih gampang, hemat waktu dan tenaga pula. Biar lebih jelasnya, bisa cek infografis ini:
       
      JNE, tarif JNE, lokasi JNE, myJNE, aplikasi android
      Udah gak bingung kan? | Infographic created by Winda Carmelita
      Sayangnya nih, saya belum bisa merasakan manfaat maksimal dari MyJNE. Padahal fitur-fitur lainnya sudah oke banget lho.

          • Fitur JNE Nearby gak kelacak di daerah saya
          Waktu coba JNE Nearby di kantor, ternyata nggak bisa mendeteksi satupun kantor cabang di dekat kantor saya. Padahal setahu saya ada 2-3 kantor cabang di sekitaran kantor saya. Gak putus asa, saya coba lagi di rumah. Nyalain GPS dan hasilnya ... nihil. Wah, sayang banget. Kayaknya harus diupdate lagi nih location-nya supaya fitur ini bisa berguna maksimal :D
            • E-mail registration yang nyantol 
            Saat mau mencoba fitur MyCOD, diharuskan login via e-mail terlebih dahulu. 1 menit, 5 menit, 10 menit ... e-mail konfirmasi gak kunjung muncul di inbox Hotmail saya. Saya coba lagi registrasi pakai e-mail berbeda, menggunakan Gmail. Eh, langsung muncul notifikasinya. Sampai sekarang, e-mail konfirmasi yang di Hotmail nggak muncul tuh :)) Sepertinya nyantol nih ... Hmm, atau mungkin cuma saya ya yang mengalaminya?
            But, overall, this apps is great!
              • Cocok banget buat pelaku UKM 
               Buat para pelaku UKM, adanya apps MyJNE yang on-the-go  seperti ini akan memangkas waktu dan tenaga yang lumayan lho. Mulai dari cek tarif, cek status transaksi sampai bisa memanfaatkan kurir melalui layanan MyCOD, semuanya bakal membantu para pelaku UKM agar lebih mudah berbisnis. Dengar-dengar sih dari acara #KopdarMyJNE, JNE memang punya misi untuk membantu UKM-UKM di Indonesia untuk lebih berkembang melalui aneka kemudahan layanan yang diberikan.
                • Cocok buat yang mengandalkan transaksi jual-beli online
                Nggak cuma buat pelaku UKM, buat yang sering bertransaksi jual-beli online pun akan sangat praktis jika memakai apps MyJNE. Misalnya buat perusahaan yang sering mengadakan kuis dan mengirimkan hadiah-hadiah ke seluruh penjuru Indonesia, buat perorangan yang lebih memilih memangkas waktu belanja dengan mengandalkan jual beli online. Must have apps lah karena fiturnya yang multi fungsi.
                • Ada SMS dan e-mail notifikasi untuk setiap transaksi yang dibuat
                Double notification di e-mail dan SMS | Image by Winda Carmelita

                Meskipun sederhana, menurut saya fitur notifikasi penting banget ada. Kenapa? Karena kita nggak sewaktu-waktu membuka apps-apps yang ada di smartphone kita 'kan ... Dengan fitur doublenotification di SMS dan e-mail ini, sangat bermanfaat untuk pengingat. Kalau cuma di SMS, sering tenggelam. Kalau cuma di e-mail, sering keskip. Nah, kalau ada di dua-duanya, gak mungkin terlupa deh.
                Eh, by the way, saya belum cerita ya, kalau karena #KopdarMyJNE dan install apps MyJNE ini saya jadi kenalan sama Joni. Taraaaaa ~ Ini lho si Joni yang udah bantuin hidup kita jadi lebih mudah. Si Joni adalah maskot dari JNE yang merupakan representasi rider-rider JNE. Makasih ya, Jon, udah bikin kita jadi nggak ruwet dan repot lagi :D *cubit manja*

                Buat kamu yang tertarik mendownload aplikasi My JNE, kamu bisa mendownloadnya di Google Play Store. Sementara masih untuk pengguna Android. Semoga segera menyusul untuk pengguna iOS ya :D Nah, apa kamu sudah mencoba aplikasi MyJNE ini? Bagaimana pendapat kamu?

                Hal-Hal Yang Bikin Kangen Facebook Zaman Dulu

                $
                0
                0

                facebook
                Facebook | Image taken from pcmagz.com

                Tiba-tiba saja saya merasa bosan main social media. Hihihi. No reason needed sih. Sekedar bosan saja, apalagi sudah kenal social media sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Kayaknya temannya ya itu-itu saja, fiturnya ya kurang lebih sama. Entah mungkin perkembangan social media 10 tahun lagi seperti apa biar usernya yang seumur saya ke atas ini, masih tetap mau ngikutin perkembangannya (kecuali karena tuntutan kerja).

                Ngomong-ngomong soal social media, menurut saya yang perkembangannya cukup bagus sih memang Facebook. Daripada Friendster yang langsung mati seketika saat Facebook hadir. Meski ada Instagram, Twitter, Path, Facebook masih tetap berjaya.

                Tapi memang Facebook udah beda jauh saat awal-awal keluar dulu ya. Sekitar 3-4 tahun yang lalu, yang lagi ngetren adalah jualan lewat Facebook. Segala rupa orang di tag di album-album jualan. Kalau ngga diapprove, langsung kirim message. Kukira abal-abal, eh ternyata akun online shopnya temen :))

                Sekarang kenal sama Facebook udah sampai tahapan ikutan workshopnya sama Ken Teh, saben hari ngeliatin insight, Facebook jadi ndak sama lagi di mata saya :"D Tapi ya berkat Facebook dan kawan-kawannya sih, saya dulu mendapatkan pekerjaan pertama saya di dunia social media.

                Ada hal-hal yang saya kangenin sih dari Facebook zaman dulu, waktu awal-awal main sekitar tahun 2008-an. Misalnya ...

                Ingatlah ini, bahwa kita semua pernah alay. Wtf is FCBK? | Image by Winda Carmelita

                 

                Kangen Lempar-Lemparan Food Fight

                 

                Zaman dulu, diem-diem akses Facebook dari laptop di sekolah, hanya karena penasaran siapa yang hari itu ngelemparin saya pake burger, hot dog, cake dsb. Iya, zaman itu ada apps di Facebook yang namanya Food Fight buat mainan lempar-lemparin orang secara virtual pake makanan. Eh, ada juga yang pakai snowball sih. Saya seneng banget ngelemparin orang yang baru join Facebook trus nggak ngerti sama mainan ini. Ya mungkin cuma mainan Food Fight aja yang kita gak bakal dimarahin orang karena ngelemparin makanan :')

                Bikin Stiker Angkot, Kirimin Indomie Aneka Rasa ke Temen

                 

                Aku lupa ini namanya apa ya? Apps? Bukan kayanya. Jadi Facebook pada masa itu bisa kirim-kirimin stiker angkot, kirim-kirimin Indomie ke temen. Semacam "gift" kalo ga salah namanya. Ah, ini aku lupa-lupa inget. Pokoknya seru sih. Giftnya banyak banget lah, gak cuma kirim stiker angkot sama Indomie ke wall temen. Saya bisa ngabisin seharian cuma untuk browsing mau kirim gift apa ke temen-temen Facebook saya. Gak penting banget ya? Maklum anak eSeMA ._. Mungkin kalau fitur virtual gift ini ada lagi, kalian bakal pusing ngeladenin saya soalnya saya kitsch alias norak :))

                Kangen Wall-to-Wall

                Sisa kenangan masa alay dulu | Image by Winda Carmelita
                Dulu ituuuu, wall-wall-an sama temen udah kayak kirim message dipindah ke timeline aja. Bisa membabi-buta, sekali kirim wall banyak banget. Padahal lho, bisa dibaca orang lain yang sama-sama berteman dengan kami :)) Trus dulu itu kaya bisa ngintip isi wall-to-wall-annya teman kita sama siapa, pakai fitur "See Wall-to-Wall". Percayalah, pada masa itu ngintipin wall-to-wall-an sama temen kita bisa ngalah-ngalahin stalking akun gosip masa kini di IG. Dari manggut-manggut trus kesel, trus manggut-manggut lagi, trus cemburu ... dan seterusnya.

                Kangen Dicolek

                 

                ... alias dipoke. Ini asli signature feature-nya Facebook banget. Kalo di-poke temen saya sukanya nge-poke balik beberapa kali soalnya saya orangnya kompetitif :))

                Update status ga penting karena "Winda is ... " 

                 

                Teruuus, siapa yang peduli? | Image by Winda Carmelita
                ... bukannya "What's on your mind?". Hihihi. Ada yang sadar nggak sih sama pergantian ini. Gara-gara command "[Your name] is .." ini, saya jadi suka apdet-apdet yang nggak penting macam "Winda is makan kerupuk rite now" atau "Winda is sapu-sapu latar". Like wtf, sapa juga yang peduliiii kamu mau makan kerupuk, mau kayang, mau tepokin pantat kuda, Wiiind :))

                Notification Yang ... Uhm, Annoying

                 

                Sekarang mah sistem notifikasinya Facebook adalah mengelompokkan notifikasi dari post yang sama. Jadi nggak bejibun. Duluuuuu ya, notifikasi bisa sampai meledak, apalagi setelah ngetag foto kelulusan angkatan. Isinya orang buanyaaak, komennya juga banyak. Nggak terorganisasi banget, ngejembreng sampe bikin pusing yang baca. But, somehow, I miss that moment :)


                Hmm, kayaknya banyak sih kenangan dan rasa kangen sama Facebook zaman dulu, waktu masih belum dibisnisin pake ads kayak sekarang dan isinya belum banyak bigot-bigot yang suka ngeshare berita ngawur. Kalo kamu, apa yang kamu kangenin dari Facebook zaman dulu?

                [First Impression] Oriflame Pure Colour Pressed Powder Danar Hadi

                $
                0
                0
                oriflame, danar hadi, bedak oriflame, batik danar hadi


                Wah, udah lama gak ngobrolin soal perlenongan. Sebetulnya benda-benda perlenongan saya nggak banyak kok. Saya cuma membeli apa yang saya butuhkan dan setelah terakhir beli compact powder Viva itu, baru bulan Agustus kemarin saya beli bedak lagi.

                Untungnya kulitku kalau untuk ditimpa bedak itu nggak rewel. Seingat saya, nggak perna kulit saya berontak gara-gara bedak. Makanya buat mencoba satu brand ke brand yang lainnya, nggak masalah. Kayak kali ini, saya memutuskan memboyong compact powder-nya Oriflame.

                Pemikiran pertama beli compact powder ini adalah ... kemasannya gemes bangeeet! Hahaha ... Bukan karena kandungan atau fungsinya ya, tapi karena kelucuan kemasannya. Setahu saya, compact powder seri ini biasanya datang dengan kemasan hitam polos. Nah, di bulan Agustus kemarin, Oriflame kerjasama dengan Batik Danar Hadi, meluncurkan seri Pure Colour Pressed Powder Danar Hadi, which is ini kemasannya super-duper-cakep.

                oriflame, danar hadi, bedak oriflame, batik danar hadi
                Image taken by Winda Carmelita
                 Jujur ya, saya abis menerima barang ini, cuma kucolek sekali lalu langsung masukin ke kotaknya lagi soalnya sayang banget mau dipake. Tapi terus mikir, "Buat apa beli kalau nggak dipake ya?" :))

                Seri bedak Pure Colour Danar Hadi ini ada 2 shade, yaitu Light dan Medium. Saya memilih shade Light karena kulit saya cenderung terang sih. Ketika saya aplikasikan di wajah, bedak ini sheer banget. Lebih sheer daripada compact powdernya Viva malahan. Jadi menurut saya sih, mau shade apa aja, nggak begitu jauh berbeda kok jatuhnya di kulit wajah.

                oriflame, danar hadi, bedak oriflame, batik danar hadi
                Image taken by Winda Carmelita


                Menyoal sheernya bedak ini, kalau saya sih nggak keberatan. Karena di awal memang tujuannya beli compact powder, dan compact powder setahu saya memang nggak ada kandungan foundationnya 'kan. Jadi nggak berharap banyak soal coveragenya. Cuma berfungsi mengurangi kesan berminyak di wajah setelah pakai pelembab dan sunscreen. Karena coveragenya yang sheer, saya rasa bedak ini cocok banget untuk pemakaian sehari-hari.

                oriflame, danar hadi, bedak oriflame, batik danar hadi
                Image taken by Winda Carmelita


                Nah, kalau kamu nggak suka kosmetik yang ada aromanya, bedak ini mungkin bukan pilihan yang tepat. Soalnya begitu ngebuka wadahnya, langsung aroma wangi bunga Kenanga menyeruak :)) Saya cium-cium pannya, iya ... kerasa banget wanginya. Meskipun kalau dipakai di wajah udah nggak ada wangi yang tersisa sih.

                Bedak ini dikemas dalam kemasan pan yang lebar. Cukup buat ngusrek-ngusrek brush lah. Puas, sekali usrek bisa ngangkat produknya cukup banyak. Sayangnya, kemasan bedak ini agak repot menurut saya karena terdiri dari 2 bagian. Pan-nya dan tutup-nya terpisah. Cara membuka-tutup bedak ini pun adalah diputar, meski nggak perlu dijilat apalagi dicelupin. Awal-awal, saya suka lupa memutar bedak ini supaya nutupnya rapat. Kebiasaan pakai compact powder lainnya yang kemasannya flip sih. Jadinya hampir saja bedak ini lepas pas saya angkat dari meja.

                oriflame, danar hadi, bedak oriflame, batik danar hadi
                Image taken by Winda Carmelita

                Oh iya, kalau kamu membeli bedak ini kamu akan mendapatkan spons bedaknya. Jangan berharap terlalu banyak sama sponsnya ya, karena tipis banget kayak kertas HVS dan permukaannya kasar. Tapi nggak masalah sih. Nggak saya buang juga, karena cukup berguna lah buat touch up-touch up ringan, sekedar ngilangin minyak di hidung.

                Overall, kalau dari formulasinya saya rasa bedak ini standar aja. Tapi buat yang baru belajar pakai make-up, ini bisa kamu bawa-bawa di tas buat touch up. Kemasannya lucu dan collectible kok ^^

                Pure Colour Pressed Powder Danar Hadi
                Harga : Rp. 34.900 (promo Agustus, harga asli Rp. 65.000)
                Berat : 20 gram
                Shade : Light, Medium
                Beli di mana : Dian Eva Susanti  (Telf/WA: 081803467745)

                Journal #1: Kamera, Angkat Gitar Lagi dan Berbagi Tentang Social Media (Lagi)

                $
                0
                0


                Ola!

                Akhir-akhir ini saya jadi merasa kehilangan energi buat menulis di blog ini. Mungkin saya jenuh, mungkin rutinitas sehari-hari saya juga menulis di beberapa proyek, termasuk pekerjaan utama juga menulis. Jadi saya mendapati bahwa saya sekarang menulisnya karena 'pesanan' atau 'kewajiban', bukan bagian dari makanan jiwa saya. Trus lama-lama wajah saya kaya mousepad :|

                Setelah melamun agak lama sambil makan pizza, minum kopi Robusta dan mendengarkan alunan merdu suara Teza Sumendra, akhirnya saya menyalakan PC dan memutuskan menulis postingan ini. A kind of blog post based on my daily basis :) Saya sudah lama nggak menulis postingan yang 'bercerita' secara aktual apa yang saya alami, saya rasakan dan saya kerjakan di kehidupan sehari-hari saya. Padahal dulu waktu masih aktif menulis di Tumblr, saya suka lho menulis hal-hal seperti ini.

                So, ini quick update jurnal saya selama beberapa minggu terakhir:

                BELAJAR JADI KULI KAMERA





                Almarhum Papa saya itu doyan fotografi. Di rumah ada kamera analog plus lensa tele sejak saya kecil. Tapi saya nggak minat menyentuh kamera. Baru ketika saya jadi blogger dan kerja di media, rasanya tuntutan bisa mengabadikan momen itu jadi salah satu jobdesc deh. Akhirnya saya belajar foto-foto sendiri, otodidak, pakai kamera kantor. Nah, Puji Tuhan, ada rejeki dan bisa menimang kamera sendiri. Saya jadi bisa belajar lebih intens lagi. Syukurlah, saya punya lahan belajar yang mau memberi saya materi buat belajar dan tempat yang bisa dimanfaatkan. Kalau masalah teknis, masih jauh lah. Harus banyak belajar ... dan bukannya belajar itu nggak akan pernah selesai selama kita masih hidup di dunia ya? :D


                JADI TUKANG SYUTING DADAKAN

                Masih berhubungan sama di atas. Di kantor saya, beberapa orang lagi getol-getolnya berkarya. Saya seneng banget deh kalau ada yang kayak begini. Jadi kita bisa saling bertukar ide dan saling belajar. Nah, teman-teman ini sedang semangat belajar videografi. Beberapa kali kita suka bikin shooting-shooting random gitu. Nah, salah satu hasil jalan-jalan random saya suatu sore sama Guntur, berbuah sebuah video random pula. Sejak hari itu, kalau ada orang lagi shooting, saya secara sukarela mau disuruh-suruh buat bantuin pegang kamera :))

                Ngeditnya pakai apa? Pakai Filmora dong, tinggal kedip langsung jadi. Saya belum belajar yang pro. Masih mengasah feel karena basicnya saya orangnya audio, bukan visual. Jadi bersentuhan dengan hal-hal visual itu PR cukup besar buat saya :D

                Oh iya, ini video yang saya ceritakan di atas. Video random yang diambil di sekitaran Kayutangan di malam hari dari atas jembatan penyebrangan yang kuat sekali ... aroma pesingnya hehehe ...




                RADIOSTAGE WITH YUKA 'IDOL' TAMADA




                Jadi, tanggal 28 September 2016 kemarin, saya diminta mengisi acara Radiostage Radio Kencana. Kebetulan yang jadi guest starnya adalah Yuka 'Idol' Tamada. Di acara itu, saya dapat jatah menyanyikan 4 lagu. Sudah lama nggak angkat gitar dan mic sih ya, jadi ya lumayan grogi. Mana saya dengan PD-nya membawakan lagu yang ... saya sendiri gak hapal liriknya hahaha ... Untungnya semua berjalan mulus. Mbak Yuka juga orangnya sangat menyenangkan, ramah dan dia benar-benar entertainer sejati. Disuruh nyanyi apa saja siap dan mau. Keren! Thankyou Radio Kencana for having me yaa ... Boleh deh lagu saya yang Citrus direquest di twitter @radiokencana di jam-jam request ^^ *promosi rek*

                SOCIAL MEDIA SHARING @ STIE MALANG KUCECWARA


                Sebetulnya ini bukan kali pertama saya ngomong di depan umum tentang social media. Sebelumnya pernah ngobrol di Akber, di Kelas Cerdas dan kelas Miss Internet Bali. Tapi, yang kemarin adalah kali pertama saya ngomong di depan umum tentang social media setelah saya nggak menjabat apapun di bidang social media :)) Tahun kemarin saya diundang oleh STIEMCE untuk sharing bersama 500 mahasiswa baru soal social media ethics. Tahun ini, saya diundang lagi dan anak-anak muda ini makin seru :D

                Waktu membuat presentasi dan melihat kembali ke file presentasi tahun sebelumnya, saya sampai amazing sendiri. Betapa dunia social media bergerak begitu cepat ya dan betapa kehidupan kita juga berjalan dan berubah begitu cepat. Dulunya belum banyak yang pakai Snapchat, tahun ini Snapchat bahkan 'sukses' melahirkan seorang Awkarin hahahaha ...

                By the way, meski nggak lagi bergumul intens di social media, from deepest of my heart, saya masih suka dan masih pengen penelitian tentang perilaku user social media. Aku jadi kangen masa-masa penelitian dan ditolak-tolak sama informan itu ... :')

                Well, inilah yang terjadi pada hidup saya sepanjang Agustus hingga awal September. Bulan September ini saya ada satu kegiatan sharing lagi, dengan tema yang nggak pernah saya bahas sebelumnya. Nervous, but I can't hardly wait! Nanti akan saya share di sini. See you on another journal ;)

                Scaller: Dihentak Distorsi Johny Greenwood, Dibawa Hanyut Alanis Morissette

                $
                0
                0

                scaller, radiohead, alanis morissette
                Scaller | Taken from scallermusic.com

                Jika saya akhirnya mengenal Scaller, sepatutnya lah saya berterimakasih pada program musik Taman Buaya Beat Club di TVRI. Pertama kali saya melihat performance grup ini ya dari acara musik yang less-kucek-jemur-dance ini. Tapi hanya sekilas saja saya sempat melihat performance mereka di layar kaca. Akhirnya saya mendarat lagi pada duo alternatif rock asal Jakarta ini, berkat sebuah channel Youtube yang bernama Sound From The Corner.


                Perlu beberapa kali memutar session Scaller di channel Sound From The Corner untuk benar-benar memahami dan terhanyut dengan musik mereka. Apakah artinya musik mereka susah dicerna? Well, bukan seperti itu sih, tapi bagi saya mendengarkan Scaller harus secara seksama karena musik mereka sesungguhnya datang terkemas dengan baik, sepaket dengan lirik yang diciptakan oleh duo Stella dan Reney ini.
                'Live and Do better next time,
                You can't cry and blame passed time
                We are, We are Stronger than the rocks that limit us
                Live and Do better next time.' -- Live and Do
                Sepanjang 29 menit 11 detik rekaman penampilan mereka di channel STFC dan dua kali menontonnya sambil bekerja di kantor, saya baru 'ngeh' dan menghentikan kerjaan saya, beralih ke layar Youtube saat detik menunjuk ke angka 16:20. Yes, Live and Do, dibuka dengan suara Stella. Asli, gaya menyanyinya di lagu ini mengingatkan saya pada Alanis saat membawakan lagu You Oughta Know. Eh, kalau nggak salah sih ya, You Oughta Know. Tapi yah ... dengan rasa Scaller. Halus, tipis-tipis menghentak. Kalau diibaratkan minum arak Bali lah, 'naik'nya pelan banget kemudian ... 'bam'!

                Di salah satu komen di video Scaller bilang, mendengarkan Scaller seperti mendengarkan Alanis Morissette sedang ngeteh bareng Radiohead. Memang benar sih, apalagi di lagu-lagu awal di video ini. Mendengarkannya sambil merem, seolah Reney adalah Johny Greenwood, yang nunggu pergantian jam kuliah terus iseng ngejam sama Alanis sore-sore :))

                Yang saya sesali sih cuma satu. Kemana aja saya selama ini baru mengetahui ada band yang gak biasa kayak begini? Mereka sudah terbentuk sejak 2012 lho. Semoga bisa menonton mereka secara langsung, untuk membuktikan bahwa telinga saya kali ini nggak salah pilih :D Gak sabar menanti rilisan mereka!



                Ps: Ini bukanlah review. Saya bukan pengamat musik. Hanya pendengar yang harus terus mengasah telinga dan cara menulisnya :)


                Resep Gampang: Chicken Honey Thyme Marinated with Sambal Matah

                $
                0
                0
                Resep ayam, resep chicken honey, resep ayam goreng, resep ayam goreng madu, resep gampang, resep steak ayam, resep chicken steak, resep roasted chicken, resep chicken thyme marinated, resep sambal, resep sambal matah

                Ayam dan sambal matah adalah dynamic duo yang gak terpisahkan. Biasanya makan roasted chicken seperti ini, harus beli dulu dan harganya lumayan mahal. Di hari libur ini, saya bikin sendiri dong, ala kadarnya tanpa diroast karena gak punya panggangan. Rasanya ... pokoknya bisa bikin nambah nasi terus sampai tiga kali :D

                Bikin chicken honey thyme marinated with sambal matah ini gampang banget. Kalau dipanggang pasti lebih enak lagi karena sari-sarinya nggak terbuang percuma. Nah, kalau hari ini pengen makan yang enak, ala-ala restoran di Bali, yuk cobain resep ala Winda Carmelita ini. By the way, ini takarannya suka-suka ya, saya kalau masak macam Rachel Ray yang gak pakai takaran pokoknya asal nyemplung aja.

                Bahan chicken marinated:
                • 1/2 kg dada ayam
                • 1/2 cangkir olive oil
                • 1/4 cangkir madu
                • Thyme kering, secukupnya
                • Garam, secukupnya
                • Lada bubuk, secukupnya

                Cara Membuat:
                1. Fillet dada ayam, jangan terlalu tebal ya. 
                2. Marinasi ayam dengan campuran olive oil, madu, thyme kering, garam dan lada bubuk, sambil diremas-remas supaya dada ayam empuk.
                3. Diamkan selama 3-4 jam. Kalau versi saya, ayam yang sudah dimarinasi ini saya masukkan kulkas selama 12 jam. Jadi bikinnya kemarin, pagi ini baru diproses.
                4. Setelah bumbu marinasi meresap, panggang daging ayam di teflon pakai api yang kecil sekali. Bolak-balik supaya gak gosong. Usahakan ayamnya nggak terlalu matang sampai dagingnya liat supaya nggak keras saat dimakan. Kira-kira tiap potongan ini saya masak 10 menit-an.
                5. Supaya gak gosong, saya bikin lagi bumbu olesannya mirip dengan bumbu marinasi di atas (ditambah gula sedikit biar lebih terasa). Sambil dibolak-balik, diolesi bumbu marinasinya.
                6. Angkat, sisihkan.

                Bahan sambal matah:
                • 5-6 siung bawang merah, kupas dan cuci bersih
                • 5 cabe rawit
                • 2 batang serai, geprek
                • 1 sendok air perasan jeruk lemon
                • 1/2 sendok teh terasi bakar
                • Garam, secukupnya
                • Gula, secukupnya
                • Minyak goreng (I subtitute this with olive oil)

                Cara membuat:
                1. Campurkan semua bahan jadi satu, kecuali minyak goreng. Agak diremas-remas ya biar keluar sarinya. 
                2. Lalu, siram dengan minyak. 
                3. Aduk rata, siap disajikan.


                Chicken honey thyme marinated ini, emang cenderung Western. Tapi begitu dimakan pakai sambal matah, rasanya jadi segar. Asem-asem dari sambal matah, campur dengan rasa ayam yang gurih-asin, enak banget kalau dimakan sama nasi putih. Orang Indonesia ya, Bu, gak kenyang kalau nggak makan nasi. Tapi kalau mau dimakan dengan kentang goreng, enak juga kok.

                Resep ayam, resep chicken honey, resep ayam goreng, resep ayam goreng madu, resep gampang, resep steak ayam, resep chicken steak, resep roasted chicken, resep chicken thyme marinated, resep sambal, resep sambal matah
                Semoga resepnya cocok ya di lidah kamu ^^

                Antara Ubud dan Maumere dan Drama-Drama Penuh Kecerobohanku

                $
                0
                0
                Ngomongin soal passport, biasanya nggak jauh-jauh dari yang namanya travelling, backpacking, asurasi perjalanan Indonesia, dan liburan. Well, saya baru saja menyelesaikan membaca buku berjudul "Passport to Hapiness". Buku ini menceritakan tentang perjalanan Ollie, penulisnya, menjelajahi 11 kota di berbagai belahan dunia. Di 11 kota itu, Ollie mengukir masing-masing cerita tentang perjalanannya mencari cinta dan menenangkan diri pasca perpisahannya dengan suaminya.

                Jujur, saya belum pernah mengadakan perjalanan jauh seorang diri untuk tujuan menenangkan diri dan menata rancangan hidup seperti Ollie. Seorang diri ke Bali pernah, tapi urusan pekerjaan. Saya pengen banget seorang diri, di sebuah tempat yang nggak terlalu ramai, nggak plesiran juga ke pusat-pusat perbelanjaan. Pengen menikmati hidup, menenangkan diri dan menjadi orang yang nggak dikenal di suatu tempat asing :D

                Destinasi 'kabur' impian saya nggak jauh-jauh kok. Nggak sampai ke luar negeri segala. Adanya di Indonesia. Cuma dua tempat yang pengen saya jelajahi seorang diri. Yang pertama adalah Ubud. Semua ini dimulai sejak beberapa tahun yang lalu, Kakak saya pernah bekerja di Ubud. Nah, ketika pindahan saya ikutan bantuin dia ke Bali (Ubud) sana. Itulah pertama kalinya saya ke Ubud dan melihat Bali dari sisi berbeda.

                Adem yak | Foto: copyright www.neverendingvoyage.com
                 Bali yang sebelumnya saya tahu adalah: pantai dan panas. Tetapi di Ubud, beda. Sepanjang mata memandang, saya melihat hamparan hijau sawah-sawah yang bikin hati jadi tenang. Meski banyak toko-toko di sana, tapi model tokonya beda. Bukan toko-toko yang mentereng. Di sana saya sempat pengen beli layang-layang Bali, sudah kenalan sama bli yang ngobrol panjang lebar tentang cara pembuatannya yang masih sangat tradisional. Eh, gak jadi beli karena ... mikir, bawa pulangnya gimana hehehe ...

                Setiap kali mendengarkan alunan musiknya Gus Teja, yang ada di pikiran saya yaUbud. Bukan tempat lainnya. Terbayang banget, pagi-pagi disambut sunrise, menghadap ke sawah sambil minum kopi. Lalu, bersepeda keliling Ubud, belajar bikin penjor, belajar basket weaving dan fruit carving, belajar main suling bambu ala Bali, jalan kaki gak pakai alas kaki masuk ke sawah-sawah. Aku anaknya sawah dan suka keceh memang kok :D

                Basket weaving | Foto: copyright grantourismotravels.com
                Entah ya, belum ke sana saja saya bisa yakin kalau di sana saya bakal banyak mengalami pengalaman spiritual. Bukan pengalaman spiritual semacam di padepokan Aa Gatot Brajamusti lho ya! Hahaha .. Tapi pengalaman spiritual yang damai, tenang dan sejuk. Seperti sejuknya daerah Ubud. Meskipun sejuk, tapi tetep sih, di sana saya sanggup ngebir dingin 2 botol kayak kepanasan aja gitu *halah ngguayamu Wind:))

                Selain Ubud, destinasi impian saya yang kedua untuk 'kabur' dari kejamnya kehidupan yang fana ini *halah, adalah Maumere. Maumere adalah ibukota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara. Kenapa sih saya pengen banget ke Maumere? Semuanya berawal karena ... saya pernah menggarap sebuah proyek social media dengan Maumere sebagai spotlightnya. Jadilah saya browsing-browsing, di Maumere ada apa aja sih, apa yang menarik buat dibahas dan dijadikan bahan postingan. Eh, ternyata Maumere bener-bener bikin jatuh hati sampai ndlosor-ndlosor.

                maumere, bukit de nilo, patung bunda maria
                Patung Bunda Maria Segala Bangsa, incredible ya! | Foto: copyright capamaumere.com
                Melihat foto-foto promosi Maumere, saya seperti tersihir pada dua tempat, yaitu Bukit Nilo dan Gereja Tua Sikka. Sebagai seorang Katolik, pengen banget rasanya mengunjungi patung Bunda Maria Segala Bangsa yang tingginya kira-kira lebih dari 30 meter itu. Konon ya, dari atas Bukit Nilo kita bisa ngeliat matahari terbit. Ya ampun, kebayang banget lah ya kebesaran Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan begitu sempurna*hahahaha ... kok malah khotbah, wind?*

                Gereja Tua Sikka juga jadi tempat impian untuk kudatangi. Gereja Tua Sikka ini tempat bersejarah yang dibangun sama misionaris-misionaris SJ dengan bantuan Raja Sikka. Ada apa di gereja tua Sikka? Ya ada gereja .. Hahahaha ... Di gereja mau ngapain? Ya berdoa. Berdoa ngapain jauh-jauh, Wind? Ya meski gak ke Gereja Sikka juga berdoa kok, tapi pengen aja ke sana, no reason needed :p

                Saya adalah orang yang sangat menikmati segala sesuatunya sendirian. Makan sendirian di restoran, minum kopi sendirian di cafe, duduk sendirian di alun-alun sambil makan tahu petis ... jadi travelling sendirian saya pun tetap menikmati. Atau malah 'sangat menikmati' ya? Sebelum ini sih saya pernah pergi sendirian, ke Bali, tapi untuk urusan pekerjaan. Dan ketika itu saya menyadari bahwa saya suka pergi sendirian. Pergi jauh sendirian bagi saya layaknya meditasi dan sarana untuk menenangkan pikiran yang riuh.

                Tapi sebetulnya sih, ada yang membuat khawatir kalau pergi sendirian. Yang khawatir, terutama adalah orang rumah. Karena saya orangnya pelupa (makanya cepat move on). Pelupanya level akut. Mulai dari ketinggalan handphone, lupa gate sampai lupa bawa tas :))

                Saya pernah ketinggalan handphone pas sudah masuk ruang tunggu di stasiun kereta api dan saya nggak hafal nomor handphone Mama ataupun Kakak saya. Grusa-grusu, untungnya ada mas-mas konter handphone baik hati yang mau meminjamkan handphonenya cuma-cuma kepada saya untuk menelepon ke rumah. Terus, saya pernah cengar-cengir duduk di ruang tunggu gate pesawat menuju ke Ambon, padahal saya 'kan tujuannya mau pulang ke rumah. Rumah saya di Malang, Pak! :(( Saya baru sadar ada di gate yang salah ketika lagi antre mau beli Beard Papa, lalu saya baru sadar saya duduk di gate 7, bukannya gate 8 pesawat menuju ke Malang :|

                Cerita terepic ya ... saya pernah meninggalkan tas saya di peron stasiun kereta dan baru sadar beberapa menit saat sudah di dalam kereta dan kereta akan berangkat. Sungguh terlalu.

                Orang-orang sekitar saya sih selalu wanti-wanti, hati-hati kalau pergi sendirian. Lha wong saya punya track record buruk hehehe ... Kayaknya kalau pergi-pergi sendirian saya harus mulai mempertimbangkan mendaftar asuransi perjalanan Indonesia deh. Supaya bisa mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga, misalnya barang ketinggalan, barang hilang tersesat, keterlambatan pesawat atau (amit-amit) kalau ada gangguan kesehatan dan kecelakaan. Saya juga baru tahu kalau ada asuransi perjalanan ini sewaktu iseng browsing dan ketemu webnya Futuready.com. Jadi, Futuready.com adalah web yang bisa dibilang seperti “supermarket” asuransi, dimana kita bisa memilih aneka asuransi sesuai kebutuhan, mulai asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan hingga asuransi perjalanan. One-stop-shopping lah istilahnya.

                Image taken from Futuready.com


                Ketika saya mengungkapkan impian saya pergi ke Ubud dan Maumere suatu hari nanti, untuk perjalanan spiritual, satu saja tanggapan Mama saya:
                “Kamu pergi adoh-adoh ... wong ke kamar mandi ae andukmu kari-an." (kamu pergi jauh-jauh, wong ke kamar mandi aja handukmu ketinggalan)
                Kemudian green tea yang sedang saya minum, rasanya mendadak seperti air perasan kaos kaki :’(

                Nikmati Citarasa Kari Khas Jepang di A & W Restoran

                $
                0
                0
                Terkadang, kalau pas PMS rasa lapar memang gak terbendung. Kayak beberapa waktu yang lalu, saya ngelihat postingan Instagram A&W Restoran, pas di fotonya Japanese Curry Premium Mixbowl™-nya. Duh, rasanya pengen cepat pulang, terus ke MOG, langsung masuk ke gerai A&W, pesan 3 paket sekaligus. Yah, memang ginilah, namanya juga cewek.  Giliran pas PMS, lihat postingan makanan di Instagram aja bawaannya pengen jilat layar HP. Padahal kalau hari biasa, boro-boro … Butir-butir nasi aja dihitung supaya nggak berubah jadi karbohidrat yang bikin gendut.



                Niatan saya, sore sepulang kerja langsung ke A&W yang letaknya di MOG. Tiba-tiba saya ingat, kalau saya punya janji yang tertunda dengan salah satu dari tiga sahabat terbaik saya, Tasyah. Sudah beberapa minggu ini, kami berdua janjian ketemuan, tapi nggak terlaksana karena kegiatan saya yang menggunung. Saya pikir, sekalian menghibur Tasyah yang lagi sedih karena bapaknya sedang sakit di rumah sakit.


                “Syah, sore ini kamu jaga Bapak di RS?” tanya saya melalui Whatsapp, siang itu.
                “Nggak kok, Wind. Udah ada adikku yang jaga.”
                “Kamu mau gak temenin aku makan? Aku pengen ke A&W, itu ada menu baru Mixbowl. Kayaknya enak.”
                “Boleh, boleh, Wind!”
                “Oke, Syah, jam 17.00 ya aku meluncur. Ketemuan di sana. Don’t worry, I treat you,” ujar saya.


                Singkat cerita, sebelum Tasyah sampai, saya sudah di A&W duluan. Saya berencana pesan Japanese Curry Premium Mixbowl™. Eh ternyata Japanese Curry Premium Mixbowl™ ini punya 3 pilihan (ayam, udang, ikan). Per paket dibandrol dengan harga mulai Rp. 33.000 (belum termasuk pajak). Sesuai dengan janji saya, kamu tak traktir, Syah, pesen semuanya gih! Hihihi ..


                Gak lama menunggu, 3 paket Japanese Curry Premium Mixbowl™ beserta RB alias Root Beer, terhidang manis menggoda di depan kami. Meskipun doyan semuanya, ternyata saya dan Tasyah punya favorit yang berbeda.


                Japanese Curry Prawn Mixbowl™, Pilihan Tasyah

                 
                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Japanese Curry Prawn Mixbowl™ | Image taken by Winda Carmelita


                Tiga tempura udang digoreng sempurna beserta saus kari yang gurih. Satu set Japanese Curry Prawn Mixbowl™ ini lengkap beserta nasi putih. Kata Tasyah, “Enak!”, karena udangnya cukup besar, gak amis dan gak keras. Cocok banget dicocol sama saus kari, untuk lauk nasi putih. Oh ya, di dalam saus karinya, ada potongan kentang dan wortel, serta taburan seledri yang membuat rasa menu ini jadi makin tasty.


                Japanese Curry Fish Mixbowl™, Pilihanku

                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Japanese Curry  Fish Mixbowl™ | Image taken by Winda Carmelita


                Kalau Tasyah suka udang, saya suka yang varian ikan. Japanese Curry Prawn Mixbowl™ ini datang dengan potongan fillet ikan yang digoreng dengan tepung roti. Japanese Curry Prawn Mixbowl™. Fillet ikannya cukup besar, dipotong jadi empat bagian. Nah, meski digoreng renyah bagian luarnya, bagian daging di dalamnya masih sangat lembut.


                Japanese Curry Chicken Mixbowl™, dimakan berdua

                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Japanese Curry Chicken Mixbowl™ | Image taken by Winda Carmelita


                Karena pesannya tiga paket, yang makan hanya berdua, jadilah satu paket terakhir, Japanese Curry Chicken Mixbowl™, diserbu bareng-bareng. Dua potong daging ayam salut tepung, digoreng dan dipotong-potong menjadi empat bagian. Meski cuma dua potong, tapi cukup kok untuk jadi lauk nasi dan saus kari-nya. Meski nunggu giliran dimakan terakhir, chicken stripsnya gak keras dan tepungnya gak jadi ayem lho.


                ENAK, SYAH?”

                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Image taken by Winda Carmelita


                Tanya saya pada Tasyah. “Enak!”, begitu jawaban Tasyah. “Tapi, sayangnya sih nasinya udah agak dingin pas disajikan. Coba kalau panas kebul-kebul gitu, pasti lebih enak,” katanya. Meski nasinya udah agak dingin, tapi tetap habis tandas tak tersisa, ini buktinya:



                Makan berdua sama Tasyah gini, adalah momen langka yang jarang terjadi semenjak kami lulus kuliah. Mau ketemuan aja susahnya minta ampun. Kalau pas kuliah dulu, kami bisa kumpul berempat, bareng Tutik dan Anyum barengan, kapanpun. Sekarang, sudah terpisah kota dan kesibukan masing-masing. Tinggalah saya dan Tasyah yang ada di Malang saat ini. Itupun karena belum ditinggal Tasyah kerja ke luar kota hehehe … *nangis*.

                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Saat kami masih menjadi mahasiswi-mahasiswi ranum plus pengawalnya :)) | Dokumentasi pribadi
                 Pernah kami mau masak telur buat sarapan pas nginep di rumah Anyum. Eh, telurnya abis. Saya dan Anyum diutus untuk beli telur, malah belok ke toko alat tulis deket rumahnya Anyum. Mendingan kalau ngumpul dan nginep lagi, kita pesan makanan via delivery 14061 atau melalui awdelivery.co.idaja, daripada fail lagi :))

                A&W indonesia, aw indonesia, kari jepang, japanese curry, japanese curry premium mixbowl, mixbowl, rice bowl, promo A&W 2016, promo A&W, menu A&W
                Semoga bisa ketemu full team lagi ya ! | Image taken by Winda Carmelita
                Makan sendiri, rasanya sepi. Paling enak, makan bareng sahabat. Because happiness only real when we shared ;).

                Memilih Yang Tepat Untuk Menerangi Hari-Hariku

                $
                0
                0
                Akhir-akhir ini saya agak cerewet sama yang namanya lampu. Berhubung pekerjaan sehari-hari saya memang kebanyakan mengetik di komputer, maka perlu penerangan yang benar-benar tepat supaya mata gak gampang lelah. Apalagi saya adalah 'penyandang' minus dan silinder sejak SD.


                Beberapa bulan lalu, saya sampai ke dokter mata lagi karena saya ngerasa mata saya sebelah kiri terus-terusan berkedut-kedut. Konon, mata berkedut tanpa mau dapat duit. Tapi duitnya nggak dapat-dapat, kedutannya terus. Nah lho ... Pusing 'kan (literally, pusing yang seperti kepala ditusuk-tusuk). Setelah dari dokter, ternyata benar ... Mata saya terlalu lelah. Solusinya adalah menambah lampu di sekitar tempat saya biasanya mengetik, biar lebih nyaman.

                lampu, lampu led, lampu hias, lampu tidur, lampu sorot, lampu led motor
                Lampunya futuristik | Image taken from gizmodo.com.au
                lampu, lampu led, lampu hias, lampu tidur, lampu sorot, lampu led motor
                Lampunya, mirip sama topinya Thompson-Thomson nih | Image taken from dore-kau.com

                Sejak saat itu, mulailah saya berburu lampu yang gak cuma cakep penampilannya saja, Tapi juga fungsional. Saya coba mencari-cari sih, di toko elektronik dan online, tapi ya cukup susah juga karena saya awam betul soal memilih lampu minimalis untuk ruang kamar saya yang kecil. Setelah coba lirik kanan-kiri, baca-baca, paling gak panduan untuk memilih lampu hias minimalis itu ada lima (5), yaitu:



                1. Bahan yang digunakan. Beberapa diantaranya adalah stainless steel, kaca, rotan, hingga yang paling mewah adalah kristal. Semakin mewah bahan yang digunakan tentunya harganya mahal. Kalau saya sih memilihnya yang sesuai sama konsep kamar saya yaitu .... random :))
                2. Bentuk juga jadi salah satu pertimbangan, Beberapa mungkin lebih senang dengan motif floral, seperti yang umum dijadikan sebagai lampu ruang tamu, namun juga ada beberapa bentuk sederhana seperti lingkaran, oval atau juga kotak untuk pemasangan di dalam kamar tidur.
                3. Menentukan ukuran lampu, yang disesuaikan dengan ukuran ruangan dan kebutuhan. Jangan sampai terlalu kecil dan remang-remang, kalau tujuannya memang untuk mendukung pencahayaan ruang kerja.
                4. Hemat listrik, nah ini perlu banget apalagi seperti saya yang bayar listrik sendiri :)) Selain untuk lebih hemat, dengan daya yang rendah juga cukup efektif di dalam membuatnya lebih awet.
                5. Untuk pilihan warna, sebenarnya warna memang sangat bergantung pada pemasangan bohlam, Tapi warna luar lampu pun turut berpengaruh buat pancaran gradasi warna lampumu. Pilihan warna di ruang tamu memang lebih baik dengan putih, namun untuk kamar tidur dapat bisa sesuaikan dengan selera.

                Nah, untuk ukuran kamar 3x4 m, lampu hias minimalis yang saya pengen sih gak cuma yang cakep wujudnya, tapi juga bisa menerangi saya mencari sesuap berlian. Ya karena memang sesungguhnya, yang dibutuhkan bukan hanya yang tampak nyetil gayanya, tapi yang mampu menerangi jalan hidup kita *asik *ini ngomongin lampu lho *sampai sekarang belum ketemu *lampunyaaa~~

                Jawilan Blogger Yang Bikin Kangen

                $
                0
                0
                Dijawil artinya dicolek. Nah, kalau zaman ngeblog tahun 2007-an dulu, sering banget jawil-jawilan postingan antara satu teman dengan yang lainnya. Masa-masa membahagiakan tuh ngeblog di zaman itu, karena gak melulu ribut cakar-cakaran DA-PA siapa yang paling tinggi atau ngece-ngece yang mau nerima blogpost berbayar cuma Rp. 100 ribu huehehehe ...

                Nah, pagi ini, saya dicolek sama Mbak Ety Abdoel setelah komen di post-nya yang ini. Jadilah kami colek-colekan atau jawil-jawilan berkait dengan beberapa pertanyaan 'berantai' huehehe ... Yah, biar blog ini lebih berwarna dan lebih terasa slice of life-nya ya~

                1. Siapa guru SD yang pertama kali teringat dan kenangan asyik bersama beliau?

                Kalau ngomongin guru SD, aku pasti ingat sama guru SD kelas 1-ku, namanya Bu Flora. Bu Flora ini ngajar saya, kakak saya dan kakak-kakak sepupu saya, turun lagi ngajar keponakan saya hahahaha ... Jadi sudah terhitung berapa puluh tahun Bu Flora mengabdi jadi guru ya.

                Hebatnya, Bu Flora ini hafal banget lho nama-nama muridnya. Meski sudah jarang banget ketemu dan terpisah sekian puluh tahun, kalau ketemu di gereja, Bu Flora gak pernah lupa. Pun beliau gak akan lupa, saya yang dulu nilai matematikanya selalu bagus hehehehe (kibas poni).

                2. Teman SMP yang pertama kali teringat dan apa cerita asyik dengannya?

                Bukan satu orang sih, tapi sekelas yaitu kelas 2B SMPK Santa Maria II. Di kelas ini, saya didukung supporter-supporter band saya, gerombolan ribut yang njepret pantat guru pakai karet gelang (asli! ini kisah nyata), pertama kali dan satu-satunya kelas yang kalau tampil drama kita pakai mixtape dan voice over yang dibuat sendiri (canggih bet men masa itu). Mereka orangnya seru-seru banget, tapi pintar-pintar. Jadi kalau mau dimarahin juga susah sih, wong pinter-pinter ... tapi nakalnya aduh ~~ jadi kangen, rek!

                3. Apa kuliner di luar kotamu yang pertama kali diingat, di mana lokasinya dan apa istimewanya?

                Iwak wader di warung Mak Ti. Letaknya di Kanigoro, Blitar. Istimewanya yaaa ... sebanyak apapun porsi yang kamu ambil, harganya gak lebih dari Rp. 10 ribu per orang. Jadi mau ambil 2-3 porsi, hitungannya bukan per piring, tapi per orang. Dulu zaman kuliah, kurang kerjaan, makan siangnya kudu banget ke Blitar (lewat Kediri dulu) hahahaha .. Demiiii!

                4. Kapan terakhir kali baca koran edisi cetak? Apa namanya dan di mana bacanya?

                Tadi pagi, di pantry kantor. Baca Jawa Pos.

                5. Jika sempat meletakkan gadget lalu melihat sekeliling di tempat umum, apakah kamu melihat keberagaman (manusia) yang ada? Apapun jawabannya, apakah yang ada di benakmu melihat ini?

                Jujur, baru-baru ini sih saya melakukannya. Semenjak sakit yang mengharuskan saya away sejenak dari smartphone dan layar komputer, saya baru sadar banyak habit yang berubah dari manusia karena terlalu fokus dan konsen sama smartphone.

                6. Apakah angkutan umum terakhir yang kamu naiki. Asik nggak perjalananmu?

                Naik angkot Kak, soalnya motor diservis. Asik-asik aja sih, dulunya anak angkot sampe kuliah.

                7. Apakah pagi ini sempat melihat matahari terbit? Kenapa?

                Harusnya sempat sih, soalnya bangun jam 4. Tapi tadi gak sadar matahari terbit soalnya aku terlalu asyik ngepel sama jemur cucian hahahaha.

                Eh, nggak terasa sudah habis pertanyaannya. Seru yak jawabin jawilan kayak gini. Next, saya akan menjawil KAMU, siapapun yang baca tulisan ini. Selamat merileks-kan pikiran dengan serangkaian pertanyaan ringan yang gak perlu di-SEO-kan pilihan-pilihan keywordsnya hahahah ...

                Ini kuda poninya kaya Taylor Swift ya | Image taken from theloop.ca

                Terbius Gurihnya Sate Babi Warung Erna di Petungsewu

                $
                0
                0
                Salah satu makanan terlezat buatku adalah ... sate babi! Tapi memang gak semua orang bisa bikin sate babi yang enak sih. Menurut saya, sate babi terenak itu adalah yang bagian dagingnya matangnya cukup. Ketika digigit, masih ada juicy-nya dan ... bagian lemaknya agak gosong. Sempurna, nambah nasi satu bakul~

                Sate babi terenak yang pernah saya makan adalah buatan nenek saya. Setelah nenek saya jarang masak lagi, saya berburu sate babi dan gak nemu-nemu yang pas rasanya di Malang ini. Eh, tiba-tiba 2 minggu yang lalu, pas saya lagi cuti, secara impulsif saya dan teman saya, Andhika, memutuskan sarapan-kedua-kalinya di Warung Sate Babi Bu Erna

                Warung sate babi Bu Erna ini letaknya di daerah Petungsewu. Petungsewu itu daerah menuju ke Batu, lumayan agak mblusuk-mblusuk. Kami ke sana berbekal GPS dengan perjalanan sekitar 30-45 menit-an dari Malang.

                Begitu sampai, jangan heran ya, karena warung Bu Erna ini judulnya adalah Warung Soto Babat Bu Erna, bukan warung sate babi :)) Tapi kita-kita mah nyebutnya warung sate babi karena sebenarnya terkenalnya karena makanan yang satu ini.


                warung bu erna, warung erna, warung sate babi bu erna, petungsewu, kuliner babi di malang, sate babi, baikut, samsam, titte, kuping babi, non halal, soto daging, soto babat, kuliner non halal di malang
                Image taken by Winda Carmelita

                 Warungnya gak begitu besar, tapi bersih banget. Aroma sate babi yang dibakar langsung menyeruak dan bikin laper seketika. Saya dan Andhika pesan 20 tusuk sate babi plus semangkuk soto babat (ini Dhika yang makan sih, bukan aku). Sate babi pun dibakar saat itu juga dan datang bersama kondimen berupa kecap, jeruk nipis, sambal dan potongan bawang merah.

                warung bu erna, warung erna, warung sate babi bu erna, petungsewu, kuliner babi di malang, sate babi, baikut, samsam, titte, kuping babi, non halal, soto daging, soto babat, kuliner non halal di malang
                Image taken by Winda Carmelita

                Saya coba sate babinya, tanpa dikucuri kecap dan jeruk nipis. Duh, dagingnya empuk dan lembut. Gak kerasa serat yang bikin alot. Namanya sate babi, yang juara ya bagian lemaknya ya ... Pas digigit, cess, itu lemaknya dan minyaknya lumer di lidah. Gila nih, langsung nyikat pakai nasi putih panas, gak sampai 30 menit langsung abis.

                Satu porsi sate babi dihargai Rp. 30 ribu saja, per porsi berisi 10 tusuk sate yang potongan dagingnya besar-besar. Andhika abis 10 tusuk, saya kuatnya cuma 6 tusuk aja.  Itu pun karena sebelumnya udah sarapan di rumah. Coba gak sarapan dulu, kuat 'kali ya 20 tusuk sekaligus hahaha ...

                warung bu erna, warung erna, warung sate babi bu erna, petungsewu, kuliner babi di malang, sate babi, baikut, samsam, titte, kuping babi, non halal, soto daging, soto babat, kuliner non halal di malang
                Image taken by Winda Carmelita

                Selain sate babi, Bu Erna juga jualan titte (kaki babi), samsam (sam cam, bagian  kulit babi), kuping babi dan baikut. Untuk ke-empat jenis masakan ini, semuanya dijual porsi besar alias satu wajan penuh. Harganya juga murah lho, satu wajan cuma Rp. 100 ribu. Kata Bu Erna sih, biasanya yang pesan porsi besar ini buat pesta.

                Gak cuma per-babi-an, ada juga menu-menu standar seperti soto daging, soto babat, tahu tempe, telor dadar. Eh, pas ngobrol-ngobrol sama Bu Erna-nya, ternyata si ibu juga jualan lodeh pedas. Jadi lodeh pedas ini justru adalah masakan pertama yang bikin warungnya laris. Mungkin karena kalah pamor sama soto babat dan sate babinya ya, jadi sekarang Bu Erna jualan lodeh pedasnya by request aja. Kayaknya sih saya pernah makan lodeh pedasnya Bu Erna deh, soalnya Bu Erna ini masih circle pertemanan alm. Papa yang sama-sama doyan adventuring. Duluuu alm. Papa pernah cerita sih ada warung enak di Petungsewu yang jual lodeh pedas sama sate babi. Ya ternyata warung Bu Erna ini hahahha ..

                warung bu erna, warung erna, warung sate babi bu erna, petungsewu, kuliner babi di malang, sate babi, baikut, samsam, titte, kuping babi, non halal, soto daging, soto babat, kuliner non halal di malang
                Image taken by Winda Carmelita

                Sayangnya, Bu Erna gak terima delivery order soalnya jauh banget sih memang kalau mau turun ke Malang kota dan katanya gak ada yang bisa naik motor. Duh, aku berharap ada Go Food tarif flat yang mau melayani order sate babi ini biar gak usah repot-repot naik ke Petungsewu dulu kalau laper sewaktu-waktu. Tapi bisa kok pesan kalau mau ada acara, tentunya diambil sendiri ya ke warungnya.

                Jadi gimana, mau balik ke sini lagi gak? Mau, pake banget, dengan sukarela saya akan mengantarkan kamu-kamu semua ke tempat ini walopun lumayan sih jaraknya kalau dari Malang kota. Pas ngepost ini di Instagram aja, sudah banyak yang meneror saya buat nunjukin tempatnya. Memang ya, sate babi gak ada lawan kok :)) Aku kasih bintang 4,5 dari rate 5! (0,5-nya soalnya jauh dan gak bisa delivery order :p)



                Alamat : Jalan Petung Sewu - Dau, Malang (see maps)
                Nomor HP :

                Single Mentality: Kamu Bangga Dengan Status Singlemu?

                $
                0
                0
                Beberapa waktu yang lalu, pas saya lagi beli nasi goreng di dekat rumah, saya ketemu dengan teman kuliah saya. Kira-kira ada lah 3 tahunan kami gak ketemu, soalnya dia lulus duluan daripada saya dan saya lama gak dengar kabarnya selain setelah lulus dia langsung menikah.

                "Lho, Winda! Yo opo kabarmu?" (Gimana kabarmu?)
                "Lho! Hee ... Baik, baik. Kamu sama siapa? Dalam rangka apa ke Malang?"
                "Iyo, aku pengen berlibur sama bojoku (suamiku), sama anakku juga. Kamu yo opo, Wind? Wis rabi a?" (Kamu gimana, Wind? Sudah menikah?)
                "Wahahaha ... Yo belom, ngene-ngene ae kok aku." (Ya belum, gini-gini aja kok aku)
                "Halah gapopo. Enak, Wind, sik bisa ngejar karir. Aku wis gak bisa ini, momong anakku 24 jam."
                "Woalah ... Tapi 'kan seneng, wis menikah, punya anak. Komplit hidupmu."
                "Iyo, sawang-sinawang, Wind. Kamu tetep yo gayane, jian gak berubah dari zaman kuliah. Tetep aktif ae koyo kutu loncat. Bahagia yo, Wind?" 


                Pembicaraan yang sebetulnya singkat karena kemudian pesanan saya datang dan saya pamitan pulang. Tapi, sejujurnya masih berbekas sampai sekarang di hati saya. Karena jarang sekali saya mendengar seseorang yang sudah menikah (di usia 'matang' seusia saya ini), berkomentar positif dan menghargai temannya yang masih single! Hahaha .. Iya, rata-rata yang sudah menikah kalau ketemu yang belum menikah, biasanya gak jauh-jauh dari omongan, "Kapan nyusul?", "Jangan lama-lama lho, nanti keburu tua."
                 
                Single mentality

                single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah
                Image taken from pexels.com
                Kalau ditanya kondisi saat ini, apa saya bahagia dengan kesendirian saya, yaah ... so-so lah. Di satu sisi, saya terbiasa sendiri ngapa-ngapain, jadi saya gak pernah memusingkannya apalagi sampai merasa bahagia-tidak bahagia. Mau sendiri gak sendiri, bakso yang saya makan rasanya juga gitu-gitu aja :))

                Tapi, di sisi lain, saya kadang merasa hampa sih. Kalian yang mengenal saya, pasti tau kalau seorang Winda Carmelita itu suka cerita. Apa-apa diceritain. Lihat semut, diceritain. Lihat daun jatuh, diceritain. Apalagi sampai hal-hal seperti melihat dunia dari sudut pandang berbeda, ekstraterrestrial life dan hal-hal filosofis lainnya. Tapi masalahnya, kadang saya bingung mau membahasnya sama siapa. Kalau pun dibahas, apa iya ada yang mau mendengarkan dengan seksama? Ujung-ujungnya sih paling dikomentarin,"Dih, gak penting!". Aku orangnya mudah pundung, jadi kena kalimat kayak gini pasti langsung hatinya kratak-kratak.

                Kalau dipikir-pikir dan ditelaah, sebetulnya ada beberapa hal yang membuat seseorang jadi punya single mentality yang begitu kuat, misalnya:
                1. Terbiasa mandiri. Biasanya orang-orang seperti ini banyak belajar tentang kehidupan secara langsung. Jatuh-bangunnya dia merasakan sendiri, sudah banyak pengalaman dan dia merasa gak butuh sosok lain untuk 'mengajarinya' tentang bagaimana hidup seharusnya berjalan.
                2. Belum siap membagi dunianya dengan orang lain. Yeah, saya tipe yang kedua ini.
                3. Masih belum kelar dengan urusan dirinya sendiri. Asyik bekerja, asyik berproses, masih belum kelar mainnya, ada luka batin yang belum sembuh, dsb.
                "Kalau masih single di umur segini, 'dosamu' itu seginiiiiii .... "

                single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah
                Image taken from giphy.com

                Sayangnya, kadang orang-orang yang punya alasan seperti ini, dianggap sebagai 'orang buangan' atau sisa. Seperti salah satu video advertorial brand kecantikan ternama yang judulnya "Marriage Market Takeover". Di China, sampai muncul istilah 'leftover woman' alias 'wanita sisa' untuk wanita-wanita yang dianggap sudah berumur dan masih belum menikah. Orang tua mereka mati-matian mencarikan jodoh, sampai mengikuti acara 'pasar pencarian jodoh' supaya sang anak cepat menikah dan tidak dianggap perawan tua. Padahal perempuan-perempuan ini adalah orang-orang yang memiliki karir bagus, punya pencapaian-pencapaian luar biasa dalam hidupnya. Tapi semuanya gak berarti dan sia-sia, karena status mereka yang masih single dan 'sisa'. Kebayang, gimana perasaan para perempuan ini ya. Hidupnya ditakar dari status pernikahannya :(

                Personaly, saya bukan orang yang pro ataupun kontra dengan isu menikah muda, menikah tua, menikah sedang-sedang saja. Buat saya, perkara pernikahan, perkara jodoh ini layaknya memilih makanan. Kamu suka, ya dimakan. Gak suka, ya gak usah dimakan. Gak usah sirik kalau kamu doyan gado-gado, sementara orang lain sukanya karedok. Gak usah berdebat sampai keluar urat masalahnya urat sekarang mahal, Rp. 2.000 sebiji itupun kecil banget (iya, ini ngomongin bakso kok!).

                Yah, saya sadar banget mungkin saya bisa bicara seperti ini karena keluarga saya gak ada tuntutan yang gimana-gimana. Saya pun jarang mendapat pertanyaan, "Kapan nikah?" karena yang umumnya mereka tanyakan pada saya adalah, "Kapan kamu nyanyi lagi?" *haaah ini juga pertanyaan yang susah dijawab :)). Tapi saya juga sadar kok, kita semua akan mendapatkan pertanyaan ataupun sindiran soal status pernikahan, pada waktunya.

                Jadi, kamu bangga dengan status singlemu?

                Saya di tengah-tengah aja sih. Gak sedih-sedih amat, dan gak juga bangga-bangga congkak kayak merak dengan status single saya ya.  Mbok ya, bangga buat apa, sedih juga buat apa. Tiap orang punya garis hidup yang beda-beda, beban hidupnya juga beda-beda. Heran juga ya kalau ada yang menakar kebanggaan-ketidakbanggan hidupnya dari status singlenya. Buat saya malah kebanggan-ketidakbangga ini lebih mengarah ke whole-life alias hidup secara utuh.

                Eh tapi, di China ada juga sih festival Singles Day, festival khusus buat anak muda di China sana yang bangga dengan status singlenya (yang kemudian jadi hari belanja online shop terbesar di dunia, buat menghibur diri para single ya? Eh tapi memang banyak diskon sih di Singles Day, misalnya di sini).

                Saya tetap pada prinsip yang begitu mendasar, bahwa berpasanganlah dan menikahlah karena kamu siap, bukan karena ingin atau takut sendirian :)

                Sekarang kalau ada yang bilang, "Buruan nyusul (nikah) gih, Wind?", saya sudah punya jawaban jitu kok. Yaitu,

                single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah

                "Ketik AMIN, klik LIKE and SHARE ya!"

                Hadiah Kecil Yang Tak Seberapa Buat Mama

                $
                0
                0
                Seumur-umur, saya gak pernah ngelihat mata Mama saya berkaca-kaca, dengan perasaan yang gak bisa dijelaskan. Baru kemarin pagi saya melihatnya.

                Jadi begini ceritanya. Mama saya itu penggila kaset kelas kakap di masa mudanya. Sampai sekarang pun Mama masih merawat dengan baik koleksi-koleksi kaset lawasnya. Bahkan kaset yang pitanya putus pun bisa disembuhkan dan diputar kembali dengan kondisi yang bagus. Jagoan ya Mamaku *tepuk dada *dada Brad Pitt.

                Nah, sepanjang kisah hobi musik Mama sejak dia muda, ada satu hal yang diingatnya seumur hidup. Di tahun 70-an, Mama sempat punya kaset soundtrack Badai Pasti Berlalu. Kemudian entah siapa yang pinjam, Mama lupa, singkat cerita kasetnya hilang. Raib bak ditelan bumi. Sedih lah ya, sebagai anak hits di masa itu, Mama temannya banyak dan dia mengingat-ingat siapa yang minjam kaset kesayangannya. Yodahlah ya, diikhlasin aja.

                Rejeki taplus BNI, BNI 46, BNI, Bank Negara Indonesia, bank BNI, honda scoopy, BNI taplus muda, tabungan pensiun, deposito BNI, ATM BNI, kartu debit, transaksi, e banking BNI, badai pasti berlalu, film badai pasti berlalu, lagu badai pasti berlalu, chrisye, christine hakim, lagu indonesia lawas, lagu indonesia 70-an
                Badai Pasti Berlalu | Image taken by Winda Carmelita
                Mama sih akhirnya lupa dengan kaset Badai Pasti Berlalu itu. Sampai akhirnya teman saya, Mas Fajar ke rumah dan cerita-cerita sama Mama tentang kaset itu. Pakai ada embel-embel, "Sekarang kalo dijual lagi lumayan harganya, Tante." Yah, Mama langsung gak bisa tidur, kepikiran kaset kesayangannya yang hilang puluhan tahun lalu itu.
                "Nda, coba kalo ke rumah Emak (almarhum nenek), tanya ke Tante (adiknya Mama), sapa tahu kasetnya ada seh ya di situ."
                "Waduh yo susah, Ma. Gak ada paling wis-an."
                "Eman-eman ya."
                "Iya. Gakpapa nanti tak carikan lagi lek ada lapak-an kaset."
                "Eman sing asli sih, Nda, punya e Mama tahun 77 itu."
                "..."

                Sebetulnya lapak-an kaset yang menjual kembali album Badai Pasti Berlalu itu cukup banyak sih. Tapi saya selalu lupa beli, tergerus sama nafsu jajan rock pribadi hahahaha ... Sampai akhirnya di acara Cassette Store Day 2016, saya eker-eker lapak dan menemukan 1 kaset Badai Pasti Berlalu. Tanpa ba-bi-bu, takut kesikut orang lain dan mumpung inget, langsung saya bayar . Yah, lumayan lah, hitung-hitung kado ulang tahun Mama akhir September kemarin.

                Besok paginya saya tunjukkan kaset itu ke Mama dan ... yes, she's so excited. Langsung diputar dong di tape-nya. "Ini agak mendem, Nda, rekamannya," kemudian diutak-atiklah sampai suaranya cring lagi. Pas lagu 'Baju Pengantin'… "Ini lho, enak, Nda, lagune. Judul e Baju Pengantin."




                Pas saya noleh, aduh, saya lihat ada air mata di sudut mata Mama :') Saya jadi awkward sendiri, karena gak pernah lihat Mama nangis karena hal-hal seperti ini. Entah mungkin ada kenangan tersendiri ya sama lagu tersebut, sama album Badai Pasti Berlalu. Kenangan di masa mudanya atau mungkin kenangan sama alm. Papa. Entahlah, aku juga gak tahu dan sungkan mau nanya hehehe ... Kaset itu, bagi saya, harganya juga kecil banget. Tapi nilai kenangannya bagi Mama ternyata besar. Beberapa bulan yang lalu saya menonton konser Badai Pasti Berlalu Plus. Tapi gak bisa ajak Mama nonton karena ... Mama gak mau. Harga tiket konsernya cukup mahal, padahal saya sih gak apa-apa banget beliin Mama tiket konser itu. Tapi Mama kekeuh menolak.

                Seringkali saya merasa, sudah umur segini dan sudah dapat segini, tapi belum bisa kasih Mama apa-apa. Palingan beliin Mama barang-barang receh seperti jam tangan atau sepatu. Tapi kejadian kemarin, sederhana dan nominalnya gak seberapa, bikin Mama seneng itu rasanya .... nyes .... :') Asli, beneran!

                Hadiah buat Mama. Sebagai anak, rasanya pengen banget kasih Mama sesuatu yang besar sebagai rasa terima kasih dan sudah mau direpotin anaknya yang suka pulang malem dan berisik di rumah ini. Mungkin suatu hari nanti bisa kasih Mama rumah atau mobil sekalian sama supir pribadinya. Entah kapan dan bagaimana caranya. Siapa tahu aja rejeki dari Tuhan, rejeki jatuh dari langit atau misalnya dapat Rejeki BNI Taplus gitu ya 'kan? Rajin menabung di BNI atau rajin bertransaksi menggunakan e-banking dan kartu debit minimal Rp. 50 ribu per transaksi, ngumpulin poin sebanyak-banyaknya. Siapa ngerti sih, doa didengar sama Tuhan, tiba-tiba jadi pemenang 1 mobil Lexus LX570 atau salah satu dari 3 mobil All Fortuner 4x2 A/T DSL LUX. Waaah, ya semaput kayaknya! Hahahaha ..

                Rejeki taplus BNI, BNI 46, BNI, Bank Negara Indonesia, bank BNI, honda scoopy, BNI taplus muda, tabungan pensiun, deposito BNI, ATM BNI, kartu debit, transaksi, e banking BNI, badai pasti berlalu, film badai pasti berlalu, lagu badai pasti berlalu, chrisye, christine hakim, lagu indonesia lawas, lagu indonesia 70-an
                Naik Lexus ke pasar beli siomay | Image taken from motor1.com
                Setiap kali saya nawarin Mama, "Ma, mau beli ini?", Mama selalu menolak. Katanya, "Sayang duitmu, ditabung aja." Kayaknya gak ada orang tua yang tega yang meminta sesuatu dari anaknya. Kalau bisa malah ngasih. Padahal kita juga pengennya nyenengin orang tua. Selalu nasihat dari orang tua adalah, "Duitnya ditabung buat masa depan." Yah, kalau bisa menabung sekaligus bisa dapat hadiah, se'kecil-kecil'nya Honda Scoopy Stylish seperti hadiah yang bisa didapatkan kalau menabung dengan rata-rata saldo Rp. 1 juta per bulan selama periode program 25 Juli 2016 - 31 Januari 2017 di BNI, 'kan happy ya. Tabungannya buat kita, hadiahnya buat Mama-Papa gitu 'kan :D

                Rejeki taplus BNI, BNI 46, BNI, Bank Negara Indonesia, bank BNI, honda scoopy, BNI taplus muda, tabungan pensiun, deposito BNI, ATM BNI, kartu debit, transaksi, e banking BNI, badai pasti berlalu, film badai pasti berlalu, lagu badai pasti berlalu, chrisye, christine hakim, lagu indonesia lawas, lagu indonesia 70-an
                Image taken from bni.co.id

                Kalau ada rencana memberi hadiah yang cukup besar nominalnya untuk orang tua, menabunglah dari sekarang. Sesekali intip-intiplah akun Twitter BNI, Facebook BNI, Instagram BNI dan website-nya di sini. Siapa tahu, dari menabung secara rutin dengan jumlah saldo tertentu, kita bisa dapat hadiah-hadiah yang luar biasa untuk dipersembahkan kepada orang tua.

                Hadiah apa sih yang pernah kamu kasih ke orang tuamu, atau yang pengen kamu kasih ke orang tuamu?

                Kita Semua Butuh Istirahat

                $
                0
                0
                voucher online, voucher game online
                Istirahat dulu yuk | Image taken from freestocks.com
                Kalau mereview apa yang saya lakukan selama tahun 2016 hingga awal Oktober ini, mungkin halaman bukunya udah sampai luber-luber. Saya sampai gak sempat menuliskan dan mendokumentasikan apa yang saya lakukan setiap hari, karena terburu-buru dikejar waktu.

                Kebanyakan yang saya lakukan adalah berhubungan dengan pekerjaan menulis. Hmm, iya sih, di tahun 2016 ini mungkin memang rejeki saya ada di dunia tulis-menulis. Beberapa bulan ke belakang, ketambahan 'pelajaran' baru soal fotografi dan videografi.

                Karena semuanya adalah hal yang saya sukai, saya gak ngerasa capek. Mau pulang kerja, abis ketemuan sama orang, juga masih mancal keyboard menyelesaikan beberapa project di luar kantor. Udah kayak mesin fotokopi deh, lajunya kenceng abis. Eh tapi, meskipun saya gak ngerasa capek karena happy, tapi badan saya yang capek ternyata. Puncaknya minggu lalu saya infeksi usus plus kena terpaan radiasi komputer secara terus-menerus. Akibatnya kepala saya sakit banget kayak ditusuk-tusuk macem Suketi lah T___T Dokter pun bilang, saya harus mengistirahatkan mata dan pikiran, jauh-jauh dari komputer dan smartphone selama tiga hari.

                Tiga hari.
                Trus kerjaanku piye?

                Untungnya pekerjaan bisa dipending sementara. Tiga hari itu saya gak keluar rumah sama sekali. Sebagai anak angin, sesuai namaku (Winda, 'Wind' = angin), saya jarang lah bisa anteng di rumah selama berhari-hari. Biasanya mah pulang ke rumah paling cepat jam 19.00, maksimal yo mbuh pokoknya aku wis ngantuk baru pulang hahaha. Larangan buat pergi-pergi dan harus istirahat total selama 5 hari itu, wow amazing banget. Lebih-lebih, pas itu akhir bulan yang mana segala barang sudah habis, segala modem sudah kritis. Yah untung sih sekarang dunia sudah semakin mudah ya berkat transaksi digital. Mau beli makan, tinggal pesan delivery order via LINE. Mau beli pulsa modem, e-banking aja. Mau beli voucher online, tinggal potong pulsa aja seperti layanan Telkomsel punya. Pokoknya hampir 75 persen kegiatan bisa diselesaikan dengan sistem transaksi online. Ah, sistem perputaran uang masa kini memang sering bikin kagum ya :)) *halah opo ae Wind

                Tapi ternyata, walau segala sesuatunya sudah terbantu online, saya gak tahan cuma glibak-glibuk di kasur tanpa melakukan apa-apa. Cuma baca buku, mewarna buku mewarnai, tidur, bangun, gitaran, merajut ... Bosan juga ya, soalnya udah terbiasa from 8 to 8 sih. Huaaah~

                Lima hari itu membuat pikiran saya sedikit demi sedikit berubah. Jauh dari riuhnya social media dan pekerjaan, saya cukup dapat pencerahan sih. Bahwa memang, yah, saya terlalu banyak kegiatan. Saya kurang penyegaran. Bukan liburan lho ya, tapi akhir-akhir ini hubungan vertikal saya tipis ... tipis banget. Duh ini jadi kayak disentil sama Tuhan deh, supaya gak larut dalam kesibukan dan pekerjaan melulu.

                Ketika saya bilang 'pekerjaan' ini bukan menyoal apa yang saya kerjakan di kantor yang-semua-orang-tahu-Winda-kerjanya-di-mana. Tapi lebih ke apa saja yang saya LAKUKAN supaya saya tetap produktif. Jadi yak, saya itu kebiasaan bikin ide campaign kayaknya, sampai-sampai kayak punya campaign terhadap diri sendiri yang bunyinya: #AyoKerjaSelagiMasihMuda :)) Alias kata Mama saya sih, "Kayak gasing, munyer (muter) terus."

                Jadi setelah lima hari yang membuahkan selembar surat dokter dan selembarnya lagi surat dari IGD itu, saya jadi paham dan benar-benar menghargai apa yang dinamakan ISTIRAHAT. Terlebih, istirahat psikis dan segera istirahat kalau merasa tubuhmu capek. Supaya gak keteteran di kemudian hari, gak merepotkan orang lain yang harus ketiban sampur harus menggantikan tugasmu dan ... supaya tetap bisa mengumpulkan secercah berlian dong hahaha ...

                Itu sih sharing saya. Pernah punya pengalaman serupa?

                Menggendut Bersama Seporsi Bakso Gondhol

                $
                0
                0

                bakso babi, bakso halal, bakso di malang, rekomendasi bakso di malang, bakso gondhol, bakso gundul, bakso gondol, kuliner di malang, kuliner bakso di malang, kuliner murah di malang, cara membuat bakso babi, daging babi, membedakan bakso babi, bakso sapi, siomay, siomay goreng, bakso goreng, chinese food


                Kembali lagi dengan sesi pembahasan makanan non-halal bersama Winda Carmelita.

                "Wind, makan bakso enak di Malang di mana ya?"
                "Mmmm, Malang kota ya?"
                "Iya ah, jangan jauh-jauh. Kamu kalo makan bakso musti jauh sih."
                "Kalo bakso sapi sih aku kurang tahu, aku tahunya bakso babi aja."

                Beberapa waktu yang lalu teman saya datang dari Jakarta. Setelah sekian lama dia gak pulang kampung, akhirnya dia mendarat lagi di Malang. Tentunya, sebagai anak rantau yang kaget disambut musim hujan dan dinginnya Malang (yang sebetulnya udah gak dingin-dingin amat sih udaranya dibandingkan 20-30 tahun lalu), makanan yang dicari di Malang ya pasti bakso.

                Bakso di Malang itu ya, meskipun bakso rombong atau bakso yang dijualnya naik motor, rasanya mostly pasti enak. Beda lah sama bakso-bakso daerah lain, entah mengapa. Jadi gak harus ke resto sih kalau mau cari bakso sapi yang enak, di Malang mah tinggal duduk di depan teras terus panggil itu tukang bakso yang seliweran di perumahan.

                Baca Juga:  Bakso Sumsum Cak Hadi Singosari, Bakso Fenomenal Meledak di Mulut

                Nah, meski bakso di Malang banyak rupanya, saya sejujurnya jarang makan bakso sapi, kecuali bakso yang dicegat sama anak-anak kantor kalo makan siangnya agak gak bermartabat :)) Ngomongin bakso, saya biasanya makannya ya bakso babi. Soalnya dari dulu ya memang begitu kebiasannya. Aduh, ketauan deh betapa gak sehatnya hidupku dan lingkungan pergaulan kulinerku hahaha ...

                Baca Juga:  Terbius Gurihnya Sate Babi Warung Erna di Petungsewu

                Bakso babi di Malang, yang secara terang-terangan mengakui dirinya memakai bahan baku daging babi, memang gak banyak. Yang paling sering kudatangi adalah Bakso Gondhol. Kenapa? Karena deket sama kantor. *halah, kamu males, Wind

                Baca Juga: Cara Membedakan Bakso Sapi Dengan Bakso Babi

                Bakso Gondhol ini ada 2 lokasi, yaitu di Jl. Sunandar Priyo Sudarmo No.31, Blimbing sama satunya sebelum rel kereta api Blimbing (sorry, aku gak tahu alamat pastinya hehehe). Dulu kalo mau makan Bakso Gondhol, saya rela berdesak-desakan di warungnya yang sempit banget di daerah L.A Sucipto. Sekarang sudah nyaman karena kedua warungnya sudah lebih lega dan luas.

                Balik lagi, bakso Gondhol menjual aneka jenis perbaksoan. Mulai bakso kasar, bakso halus, siomay basah panjang, siomay basah kembang, bakso goreng, siomay goreng. Rasa perbaksoannya sebetulnya sih sama semua, cuma bentuknya aja beda-beda hahahaha ... Entah menurutku bakso Gondhol ini yang paling kerasa 'berat' dibandingkan teman-teman seperjuangannya. Kadang kalau makan bakso kasarnya, kerasa masih ada lemak-lemaknya. Bagi sebagian orang, bakso yang terlalu kerasa babinya gini, bikin eneg ya? Kalo saya sih, makan aja semuanya .___.

                bakso babi, bakso halal, bakso di malang, rekomendasi bakso di malang, bakso gondhol, bakso gundul, bakso gondol, kuliner di malang, kuliner bakso di malang, kuliner murah di malang, cara membuat bakso babi, daging babi, membedakan bakso babi, bakso sapi, siomay, siomay goreng, bakso goreng, chinese food

                Setelah pesan, kita diperbolehkan meracik kondimennya sendiri. Di meja pelayannya, ada sebaskom besar potongan daun bawang. Eits, jangan nyari bawang merah goreng ya, karena gak disediakan. Memang sih, model-model bakso yang 'jernih' yang seperti ini lebih cocok disebut BAKWAN ya? 
                Karena kalau persepsiku sih, bakso yang pakai kondimen lengkap bawang goreng, bahkan ada seledri dan sayuran itu ya bakso yang sebenar-benarnya bakso hahaha ... alias bakso kampung, itu istilah saya aja sih.

                Eh, di sini juga ada kulit babi dan usus babi lho. Bagi yang suka jerohan, pasti puas. Sayangnya kalo saya sih kulit babinya terlalu liat. Kurang mak tlunyur gitu lho di mulut. Usus babinya standar lah seperti usus babi kebanyakan.

                Kalau makan di sini, saya paling suka pesan gorengannya daripada yang basah-basah. Lalu kondimen saus dan kecapnya, dituang di wadah tersendiri, gak dicampur sama kuahnya ya. Disruput pelan-pelan. Karena ukurannya gede-gede, makan 4 biji aja cukup buatku (Eh, 4 biji itu 'cuma', Wind?). Kalo makan sama temen-temen cowok, mereka kuat sih makan sampai 6-7 biji. 

                bakso babi, bakso halal, bakso di malang, rekomendasi bakso di malang, bakso gondhol, bakso gundul, bakso gondol, kuliner di malang, kuliner bakso di malang, kuliner murah di malang, cara membuat bakso babi, daging babi, membedakan bakso babi, bakso sapi, siomay, siomay goreng, bakso goreng, chinese food
                 Oh dari tadi belum nyebutin harga ya? Huahahahah ... Harga semua bakso di sini dipukul rata Rp. 3.000 saja. Kalo gak salah inget, usus dan kulitnya juga dikasih harga yang sama kok. 

                Ngomongin Bakso Gondhol saya selalu inget sama tragedi pedih nan panas yang terjadi antara saya dan teman saya yang namanya Rendy Yulianto. Jadi begini ceritanya:

                Rendy : (ngoceh gak selesai selesai)
                Winda : (sudah laper krucuk-krucuk) "Cuss, sik aku mau makan. Ndang o makan, ojo ngoceh ae selak adem baksomu"(Cus, bentar aku mau makan. Cepetan makan, jangan ngoceh aja keburu dingin baksomu)
                Rendy : (tetep ngoceh)
                Winda : (dalam hati "Duh, ngoceh terus ae Rendy iki) --- kemudian langsung merem dan mau berdoa makan ---

                Tiba-tiba di tengah doa singkat yang belum selesai, ini mulut kok rasanya panas. Eh ternyata dipeperin sambel banyak sama Rendy *nangis*

                Winda : "Heh, aku kok mbok sambelin!"
                Rendy : "Lha aku cerita belom mari awakmu ninggal doa dadakno" (Lha aku cerita belum selesai kamu malah ninggal berdoa)
                Winda : ^$%$#$%&!! (kemudian gelut)


                Bakso Gondhol
                Harga : +/- Rp. 3.000
                Alamat 1:
                Jl. Sunandar Priyo Sudarmo No.31, Blimbing, Kota Malang,
                Alamat 2:
                Jalan Laksda Adisucipto No. 78 B, Kota Malang, Jawa Timur

                Kendalikan Jempolmu, Gak Perlu Mengumbar Amarah di Social Media

                $
                0
                0


                This social media etchis about: your emotional tweet or post that driving us crazy :p

                Banyak menghabiskan waktu dengan mengamati social media, apalagi ketika mau tidur, sering mata ini tertumbuk pada beberapa tweet-tweet atau postingan yang bikin hati ingin nyinyir, "Lho kok?","Kok lho?", "Hmmm, iso ae ..." dan sebagainya. Gumaman itu justru muncul bukan karena abis ngelihat humor-humor kitsch-nya @hati2diinternet, @BestOfNetizen atau akun-akun kitsch lainnya. Tapi lebih ke akun-akun personal, entah siapapun yang ada di baliknya.

                Saya dulu pernah menjadi leader yang juga berurusan dengan hal-hal seputar rekruitmen. Tiap-tiap leader pasti punya cara sendiri untuk merekrut anggota baru untuk timnya. Saya pun begitu. Saya adalah tipikal orang yang meminta semua akun social media dan blog calon karyawan baru untuk dicantumkan di CV. Wajib, harus hukumnya. Sesimpel, karena nantinya akan bekerja di dunia social media, saya pengen tahu seperti apa sih konten yang biasanya di-share, seperti apa sih kemampuan copywritingnya dan ... seperti apa sih kepribadiannya.

                Baca Juga: 
                Indonesian Netizen Nowadays: Mempertanggungjawabkan Tombol 'Share' (Belajar dari Foto Selfie di Lokasi Bom Sarinah)


                Mungkin terdengar, "Byuh, social media'kan bisa jadi pencitraan. Jangan percaya apa yang ditulis orang di social media." Well, said, memang betul. Tapi bagi saya, itu hanya berlaku untuk seleb-seleb social media aja :)) Kalo orang biasa mah, gak gitu-gitu amat 'kali.

                Social media bisa jadi pintu pertama yang mengesankan atau justru membuat seseorang garuk-garuk kepala. Beberapa calon rekrutmen pernah CV-nya langsung saya masukkan ke 'trash' karena:
                1. Gak pakai subject e-mail (jangan dianggap remeh ya, sehari kita-kita bisa terima ratusan e-mail. E-mail tanpa subject jelas sama artinya kamu ngasih tahu kita'Ini gak penting kok, jadi gak usah dibaca' :p)
                2. Gak ada cover letter (alasannya hampir sama dengan poin nomor 1)
                3. CV-nya gak mengesankan (Hey, this is your chance to sell out your capability. Impress us~)
                4. Isi timeline social media-nya 'ngeri'.
                Berhubungan dengan nomor 4, saya pernah dan cukup banyak nemu yang model-model selalu marah-marah di social media. Entah siapa yang jadi obyek sasaran amarahnya. Setimeline isinya cursing anyone dengan kata-kata yang 'aduhai' sampai pengen elus dada ... dadanya Ashton Kutcher *biar, aku mau milih dada yang anget kok*

                Sebagai calon leadermu, sejujurnya hal seperti itu bikin aku jadi takut. Nanti kalau jadi timku, lalu ada sakit hati dikit, semua-semua diumbar di social media.  Segala ada masalah sama perusahaan, ditulis di social media. Mbok ya, kayak menelanjangi diri sendiri gak sih seperti itu, bermasalah sama perusahaan tapi masih cari makan di situ juga ... Nah, biasanya tipikal-tipikal CV seperti ini akan menerima 'delete' sesegera mungkin daripada bikin kemrungsung di kemudian hari.

                Baca Juga: 
                Let Your Resume Speaks About You: 3 Kesalahan Di Awal Mengirim Lamaran Pekerjaan


                Bukan berarti memahami social media harus sekaku itu. Pastinya kita bisa membedakan kok mana yang intentionnya untuk becanda sama mana yang benar-benar memaki. Social media memang ngajangi ombo manusia modern untuk menumpahkan uneg-unegnya. Wong Twitter aja sampai sekarang dipercaya sebagai micro-blog alias micro-diary. Berarti sah-sah aja dong ngomel di social media? Sah. Tapi kalau memang intentionmu punya akun social media adalah untuk bangun personal branding, better you think twice before your thumb click on 'post' button. Serius, ini saya kasih tahu banget-banget-banget ya, karena mungkin lebih banyak HRD-HRD dan manager-manager yang lebih kejam daripada eks-leader seperti saya di luar sana. Lihat kamu typo satu huruf aja, langsung buang CV :)) *gak segitunya juga sih*

                Saya pun juga gadis pada umumnya, yang terkadang kalau labil pengen nyampah di social media. Tapi jadikan ungkapan hatimu, kekecewaanmu, kemarahanmu di social media menjadi lebih elegan. Misalnya dijadikan picquote atau pakai kata-kata puitis. Istilah saya adalah "sambat elegan". Kekesalan tercurahkan, hati lega, syukur dapet banyak retweetan biar Klout-mu naik, impression tinggi, akunmu dapat banyak like, dijual ke brand atau agency bisa tuh jadi influencer :)) 

                Eh, brand atau agency juga males lho kalau mau meminang akun-akun personal yang suka marah-marah norak di social media, apalagi marahin brand atau agencynya hahaha ...

                Baca Juga:
                Tentang Pilpres, Unfriend Dan Teman di Dunia Nyata


                Setiap sesi kelas etika social media yang saya bawakan di depan umum, terlebih di depan pelajar dan mahasiswa, ada satu poin penting yang saya tekankan. Seorang penyair bernama Edward-Bulwer Lyton pernah bilang, "The pen is mightier than the sword."Alias kata-kata lebih tajam daripada pedang. Di zaman serba digital dan semuanya terekam secara visual, baik itu teks atau video, memang ada betulnya. Jangan sampai 'pedang' itu melukai orang lain, lebih-lebih mencelakakan dirimu sendiri tanpa kamu sadari.

                 Akan berlanjut ke part berikutnya :)

                Oh ya, saya terkadang menulis tentang social media under label 'social media'. Monggo kalau mau ngintip. Will be updated regularly .... Niatnya sih begitu hehehe :B
                Hitung-hitung mengenang masa kejayaan saat masih bergelut di dunia social media dan masih sering sharing tentang socmed kepada khalayak ramai :p 

                *Image taken from kaboompics.com 

                A Slice of My Life: Saat Merasa Tertidur Terlalu Lama dan Dibangunkan Lagi

                $
                0
                0
                Pas mau menulis postingan ini, sebenarnya saya agak galau. Bloher-bloher masa kini biasanya isi blognya 'kan disasar pada niche tertentu, jadi gak mencampur adukkan postingan-postingan yang gak setema dalam satu blog. Maunya sih menuliskan isi hati ini di blog satu-nya yang memang niatnya buat curhat ketika kemudian saya menyadari ... lhe, ini blog 'kan gak punya niche tertentu alias gado-gado :)) Yodah lah, tulis di sini aja, biar pas orang baca blog ini nggak bosan disuguhi postingan-postingan dari sponsor tapi juga a slice of my life :)



                Tahun 2016 ini bisa dibilang jadi tahun yang benar-benar sibuk buatku. Apalagi selepas Papa pergi ke surga, aku ngerasa, "Oke, sekarang aku jadi kepala rumah tangga" dan aku benar-benar putar otak gimana caranya bisa dapat penghasilan lebih supaya dapur tetap ngebul. Lately I knew something, something fishy, sesuatu yang sebetulnya aku sudah mengendus ketidak-beresan dan ketidak-adilan, tapi yah ... aku memilih merelakannya sih, toh juga duit gak seberapa anggep aja amal sama orang yang lebih kaya biar ditanggung sendiri dosanya. Ikhlasin aja.

                Mungkin di situlah titik awal aku jadi kayak kesetanan dan kegilaan sama yang namanya bekerja. Yah ini bukan pekerjaan di kantor yang sebagian besar kalian tahu aku kerja di mana sih. Tapi lebih ke pekerjaan-pekerjaan yang mencolak-colekku di e-mail pribadi yang Hotmail onoh :)) Aku ngerasa, ini rejeki gak boleh disia-siakan. Selalu seperti itu. Satu-dua-tiga-empat sampai puluhan orang yang melihat profilku entah di mana saja mulai datang menawariku pekerjaan sampingan. Dan rata-rata kujawab dengan jawaban setuju, karena toh gak melanggar dan mengganggu pekerjaanku yang utama.

                Hampir 11 bulan aku terus mancal keyboard dari Senin sampai Minggu. Bahkan kalau gak sempat ngejar deadline, jam 04.00 aku bangun langsung nyalain PC dan memaksa otakku kerja subuh-subuh padahal malamnya baru kelar garap yang lainnya jam 23.00. Duileeeh, rasanya kalau gak ada acara yang mengharuskanku pergi liputan atau menghadiri undangan sepulang kerja, itu rasanya 50% bahagia, 50% ngenes. Bahagia, karena bisa ngerjain garapan lainnya di rumah. Ngenes, karena sebetulnya aku juga pengen ketemu teman-teman, ngumpul-ngumpul, haha-hihi, datang ke gigs-gigs.

                Kayaknya karena terlalu forsir itulah, bulan lalu aku sempat sakit yang 'gak banget' sebagai seorang yang gak bisa lepas pekerjaannya dari layar komputer dan smartphone. Ceritanya ada di sini. Setelah lumayan enakan, aku panggil tukang pijat rekomendasi dari teman kantorku, ke rumah. Namanya Mbak Kiki. Orangnya ramah dan rame, enak diajak cerita-cerita. Di tengah-tengah mijet, pas itu mati lampu pula, Mbak Kiki tiba-tiba nyeletuk, "Mbak, kayaknya hubungannya sama Tuhan lagi tipis ya?"

                Deg. Deg moment. Satu kalimat itu bikin saya mikir selama berhari-hari. Bikin ngganjel. Aslik! Saya flashback lagi. Iya, sebulanan, hampir dua bulan kemarin saya skip misa. Misa yang 'cuma' 1 jam, maksimal 2 jam dalam seminggu, aku skip gara-gara aku terlalu hectic ngejar deadline pekerjaan sampingan. Gara-gara aku lebih memilih menghabiskan 1-2 jam-ku di hari Minggu buat nyari dan ngedit gambar atau nulis draft postingan sponsored review.

                Cuma 1 jam. Sekali seminggu.

                Doa harian pun, kalau pagi aku jarang banget karena bangunnya udah kesiangan (untuk ukuranku, jam 06.00 itu udah siang). Doa malam? Seringnya abis tanda salib, "Ya Bapa, ..." trus babar-blas hilang ditelan mimpi.

                Semenjak lulus kuliah memang aku sudah lepas-pas-pas dari kegiatan menggereja. Kalau kuliah dulu 'kan ada KMK atau Unit Aktivitas Kerohanian Katolik di kampus, jadi masih rajin lah ikutan doa rosario bersama, ke gereja bareng setiap Minggu atau pelayanan menyanyi koor/mazmur. Sekarang aku jauh banget dari semua itu.

                Balik lagi, 'sentilan' 1 kalimat dari Mbak Kiki itu bikin aku sadar, apa sih yang bikin aku merasa hampa beberapa waktu belakangan ini. Kegiatan from 8 to 8, kadang from 8 to 10, masih belum sukses membuat aku merasa utuh dan penuh. Masih merasa hampa. Ya mirip-mirip lah sama frase mainstream yang didengungkan para pejuang kehampaan yang menyitir lirik lagunya Dewa, "Di dalam keramaian aku masih merasa sepi." Capek dan hampa, secara rohani.

                Aku cerita-cerita sama Dana, temenku, kok aku ngerasa gini ya. Ternyata ya, kita hampir sama, sebelas-dua belas lah nasibnya. Aku sempat bilang, "Kayaknya orang-orang itu salah, bilang aku butuh pacar." Aku mungkin (belum) (gak) butuh pacar, karena urusan yang ini aku masih belum selesai. Belum selesai dengan diriku sendiri, belum memperbaiki hubungan vertikalku sebaik-baiknya. Di satu sisi, memang benar sih kadang kesibukan dan preketek-preketeknya adalah godaan seberat-beratnya godaan buat jauh dari iman.

                Sampai akhirnya kemarin pas misa, aku kayak disentil lagi dengan khotbah Romo, "Tuhan dekat dengan orang-orang yang patah hatinya." Mungkin bener sih, kemarin-kemarin aku dalam kondisi patah hati sepatah-patahnya hati. Ketika aku bilang patah hati, gak melulu masalah romansa ya. Patah hati terhadap Tuhan juga bisa, dan aku pernah mengalaminya. Patah hati terhadap rencana masa depanmu yang tiba-tiba berbelok atau diancurin orang lain, juga bisa. (Ini nih, aku paling gak suka kalo aku bahas patah hati pada cie-cie-in. Prasamu patah hati cuma perkara percintaan laki-laki perempuan tok, hah?).

                Mungkin aku memang bukan tipikal orang yang bisa diajak doa rutin atau ikutan kegiatan komsel. Tapi setidaknya saat ini aku mencoba kembali lagi, supaya gak patah hati lagi. Karena manusia gak akan pernah bisa dijadikan pegangan hidup, pasti akan ada saatnya kita stuck dan merasa no one will take your hands and warm your heart, except Him.

                Jadi, jikalau ada yang merasa akhir-akhir ini saya kok menjauh (mungkin ya, mungkin lho ...), tenang ... saya gak lagi musuhin siapapun. Kadangkala kita cuma butuh waktu buat sendiri kok ;)

                *Image taken from pexels.com
                Viewing all 436 articles
                Browse latest View live